Bab 25

1138 Words

Luna ketar-ketir, mondar-mandir tak jelas di depan Rafan. Kadang menggigit jari jempol, kadang meremas rambut sambil berteriak. Tingkahnya justru membuat Rafan menggaruk dagu. Dinyalakan shower kembali dan mengguyur wajah Luna. "Fanfan!" Luna menjerit, mengepal tangan. d**a naik turun faktor emosi yang terbakar. Dia berlari kencang mengejar Radan dan .... bruk! Nahas, lantai licin karena kakinya basah membuat Luna terpeleset dan jatuh. "Aawww ...." Luna meringis sampai air matanya jatuh, sontak membuat Rafan berhenti, menoleh dengan tatapan iba, dia pun mendekat. "Sakit?" "Banget. Tolongi!" Luna mengulur kedua tangannya yang di sambut Rafan, dibopong ke kamar, setelah itu diturunkan di atas kasurnya. Kamar yang ditempati Rafan tak memiliki sofa, hanya kursi kecil dan meja belajar. "

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD