Sejak tadi, Arsen tak henti-hentinya batuk eolah ada sesuatu yang membuat tenggorokannya gatal. Hal itu tak lepas dari perhatian Nana. Nana bahkan sudah berkali-kali menawarkan diri untuk mengambilkan pria itu minum, tetapi Arsen selalu menolaknya. “Mungkin Kakak kecapekan karena tadi mondar-mandir rumah sakit-butik kali, ya? Apa mau aku ambilkan obat aja?” tawar Nana. “Nggak perlu. Aku nggak ngerasa mau sakit,” tolak Arsen. “Tapi dari tadi Kakak batuk-batuk gitu,” kata Nana. “Aku nggak batuk, Karina. Tenggorokanku cuma lagi gatal aja dan-” “Ya itu kan tanda awal batuk, Kak. Kakak kan dokter, masa gitu aja nggak tahu? Pasti tahu lah. Udah jangan ngelak! Nurut aja aku ambilin minum sama obat, ya! Sebelum sakit beneran loh,” potong Nana. Wanita itu menyibakkan selimutnya. Memang, saat