Nana tidak sadar kalau dirinya ketiduran sore tadi. Ia bangun pun karena dibangunkan Arsen untuk makan malam. Kepalanya sedikit pusing hingga membuat perempuan itu meringis kala ia berusaha untuk duduk. Lalu, sepasang lengan membantunya, menariknya pelan untuk bersandar pada headboard. “Ini jam berapa?” tanya Nana. “Jam setengah delapan. Maaf, aku harus bangunin kamu karena biar bagaimana pun juga kamu harus makan dan minum vitamin dulu,” kata Arsen. Nana mengangguk mengerti. Kebetulan, ia memang merasa lapar. Saat ia akan menurunkan kakinya, Arsen menahannya. “Duduk saja! Aku ambilkan makanannya.” “Aku bisa kok kalau cuma ke ruang makan,” balas Nana. “Menurut saja, Karina!” tegas Arsen. Kemudian, laki-laki itu keluar untuk mengambilkan makan, minum dan vitamin untuk Nana. Nana ters