37 - Peduli

1192 Words

Saat Nana membuka mata, ia menemukan dirinya terbaring sendirian di atas tempat tidur. Seketika, ia merasa kosong. Ia merasa ada sesuatu yang sangat berharga telah hilang. Tentang Arsen yang tertidur sambil memeluknya semalam, apakah itu hanya sebuah mimpi belaka? ‘Bagaimana mimpi itu bisa terasa sangat nyata?’ batin Nana. Perempuan itu meringis miris. Bahkan, andai itu hanya mimpi, Nana ingin merasakan pelukan Arsen lebih lama lagi. Ia merutuki kecerobohannya yang bisa-bisanya tertidur saat hal itu terjadi. Andai kala itu ia tak memejamkan mata, pasti ia bisa menikmati hangatnya pelukan Arsen lebih lama lagi. Nana duduk sambil memeluk dirinya sendiri. Dingin. Rasanya sangat berbeda dari apa yang ia rasakan semalam. Ia sampai mengabaikan waktu - tidak peduli dengan jam berapa saat ini.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD