Keadaan Nana berangsur membaik. Pada akhirnya, ia tidak jadi pulang ke apartemennya sendiri, karena Arsen yang selalu punya cara untuk menahannya. Hingga wanita itu sembuh, Arsen tak pernah meninggalkan apartemen mereka sekali pun, kecuali hanya untuk berbelanja - itupun belanjaan untuk kebutuhan harian mereka berdua. Arsen meletakkan kunci mobil Nana di atas kasur, dan berhasil menarik atensi Nana yang sedang asyik dengan dunia sosia medianya. “Oh, Kakak udah pulang?” tanya Nana berbasa-basi. Pasalnya, sekitar satu jam yang lalu Arsen menawarkan untuk mengambilkan mobil Nana di bengkel. “Kok udah dibayar tadi katanya?” bingung Arsen. “Iya. Dari kemarin malam pas dikabarin totalnya langsung aku transfer. Biasanya kan begitu,” jawab Nana. Padahal, maksud Arsen ia berniat untuk sekalian