Bab 17. Menunggu Diandra

1098 Words

Diandra nampak termenung. Dia dan Ustadz Joey kembali ke toko batik Mereka. Tidak jadi menyetor ke Bank. Makan siang yang sudah dipesan, dari tadi tidak juga disentuh oleh Diandra. Ustadz Joey menghela nafas. Dia menghampiri Istrinya dan membuka makan siang Diandra. Dia menyuapi Diandra. Awalnya Diandra menolak. Namun karena kelembutan Ustadz Joey, Diandra mau menerima suapan dari Suaminya. "Sesuatu yang hilang itu jangan disesali, ikhlaskan. Berarti belum rejeki Kita. Mungkin Kita kurang beramal. Atau uang itu ada yang lebih membutuhkannya." Ustadz Joey merapihkan hijab Diandra. "Aku tidak menyesali uang Kita yang hilang, Mas. Aku ikhlas, mudah-mudahan uang itu berguna bagi Orang yang menemukannya. Tapi surat-surat berharga itu. Paspor dan Surat kerjasama itu." Diandra menunduk. Usta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD