BAB 22 Orang yang hebat tidak membalas rasa sakit dengan rasa sakit, tapi dengan senyuman dan pengampunan. ΔΔΔ Tidak seperti biasanya yang selalu irit bicara, pagi ini Andre bicara banyak dan panjang lebar pada Anaya. Dia sudah menceritakan semua kebenaran dari kebohongannya kemarin, tetapi Anaya masih saja menunjukkan ekspresi datar. Antara percaya atau tidak. Andre menghela napasnya. Harus bagaimana lagi supaya Anaya dapat percaya dengan omongannya? "Tetap aja kebohongan bukan sesuatu yang bisa dibenarkan. Aku gak bisa terima kebohongan berbentuk apapun!" Anaya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Semakin lama dia menatap pria itu, semakin besar pula belas kasihannya. "Aku harus minta maaf berapa kali?" keluh Andre frustasi. Baru kali ini Andre terlihat kacau dan tidak bersemangat