Jangan sentuh aku lagi

2331 Words
Alex mendekati Angel. Ia memegang pinggangnya. Menariknya masuk dalam dekapan tubuhnya. "Kamu pikir aku tidak tertarik dengan wanita? Aku bisa saja tertarik dengan kamu. Dan melakukannya di sini." ucap Alex. Menatap sekujur tubuh Angel. Tatapan kotor itu membuat Angel merasa sangat risih "Tubuh kamu sangat seksi. Tak mungkin laki-laki sepertiku tak tertarik untuk menikmatinya. Meski hanya satu malam. Tapi taburan binih itu mungkin sudah jadi." gumam Alex. Membuat Angel.mengerutkan keningnya bingung. Apa yang dia katakan? Taburan binih? Memangnya binih apa? Dasar aneh! Gerutu Angel, menarik satu sudut bibirnya sembari mencibir pelan. Alex berjalan semakin dekat. Tangan kanannya menarik dasi yang masih menggantung. Membuangnya di lantai. Ia membuka kemejanyangmasih membalut tubuh bugarnya. Hingga terlihat d**a bidang Alex yang pastinya membuat Angel melebarkan matanya. Ia menelan ludahnya susah payah. Gimana bisa dia tak berkedip saat melihat body sispek tubuh Alex. Angel menelan ludahnya berkali-kali. Dia sadar. Jika dia telah membangunkan singa yang sedang tidur. Gak hanya marah? Dia bisa saja menerkam nantinya. Lagian apa yang aku katakan tadi. Kamu bodoh Angel. Cari gara-gara dengannya. Arga kembali menarik pinggang Yeri. Masuk ke dalam depannya. Ke dua tangan Angel.tak sengaja memegang dadanya. Gairahnya mulai bangkit seketika. Gimana bisa dadanya begitu kenyal. Arga melepaskan tangannya dari pinggang Angel. Dia memegang ujung sweater milik Angel. Menariknya ke atas secara paksa, bahkan Angel tak menolaknya. Tubuh Angel memutar hingga terjatuh tepat di atas ranjangnya. Hanya terlihat sebuah tangtop hitam yang membalut tubuhnya saat ini. Alex berjalan dengan mata tajamnya. Singa itu sudah siap menerkamnya di atas ranjang. Angel hanya menatapnya. Tubuhnya seakan sangat berat untuk di tarik ke belakang. Tubuhku.. Rasanya ingin berada dalam dekapannya. Hal bodoh apa yang aku pikirkan sekarang? Apa aku sekarang sudah gila. "Apa kamu tidak mau melakukannya, lagi?" tanya Alex. Tatapannya semakin menajam. Dia berjalan mendekatinya. Angel terdiam mengedipkan matanya berkali-kali. Ia menarik tubuhnya ke belakang. Dan bodohnya membuatnya hingga terpojok di ujung ranjang itu. Alex menarik ke dua kakinya ke bawah. Laki-laki itu merangkak cepat naik di atas ranjang, tepat di atas tubuh Angel dengan ke dua tangan menyangga tubuhnya. Kemari tangannya mulai menyentuh leher Angel, berjalan merangkak sampai di pinggangnya. Menarik ujung tangtopnya tersingkap ke atas. Wanita itu terlihat seperti terbius dengan sentuhan dan tatapan Alex padanya.. "Kamu ingat malam itu? Kamu yang menggodaku lebih dulu. Sekarang, aku yang akan menggoda kamu." ucap Alex. Jemari tangannya mulai merayap ke dalam helaian kain tipis yang menutupi lekuk tubuhnya. Enggak! Aku gak boleh seperi iji. Aku gak mau! Aku gak kau sampai dia menodaiku ke dua kalinya. Emangnya tubuh aku apaan. Tempat singgahnya saja. "Apa yang kamu lakukan? Minggir." ucap Angel. Mencoba mendorong tubuh Alex dari atasnya. Namun semua sia-sia. Alex tak berkutik di atasnya. Dia menyentuh leluasa dua buah miliknya penuh gairah. Membuat Angel menggeliat seketika. Suara desahan perlahan keluar dari sela bibirnya. "Emmm…" "Kamu bilang aku gay? Dan sekarang aku akan buktikan padamu. Jika aku bukan gay. Dan ingat, jangan pikir aku gak bisa membuat kamu lemas di ranjang." tegas Alex. Tangan kanannya mulai merayap di bawah punggung Angel. Melepaskan dalaman atas milik wanita itu. "Shiitt… Apa yang kamu lakukan?" tanya Angel. Menajamkan matanya. Dan sentuhan Alex sekalian mencengkeram miliknya sangat erat. "Kenapa? Bukanya kamu sudah tidak virgin lagi?" tanya Alex. "Sekarang nikmatilah. Kamu hanya wanita munafik yang tidak suka jika di sentuh. Dannternyata kamu mendesah menikmati. Sekarang biarkan saja aku menyentuhnya leluasa. jika kamu masih anggap aku gay. "Jadi benar, kemarin aku bersama dengannya? Jadi malam kemarin dia yang menjamah tubuhku? Astaga? Gimana kalau sampai aku hamil? Terus apa dia mau tanggung jawab? Dan sekarang.. Aku menikmatinya lagi. Sentuhan tangannya. Dan aku tak menikmatinya. "Kenapa kamu diam? Apa kamu sudah siap?" tanya Alex. Mulai melepaskan kancing Kemeja Angel. Meski wanita itu terus memberontak dia tetap saja. Tetap begitu ganasnya memeluk tubuh Angel. Mengecup lehernya penuh gairah. Dan tangan Alez berhasil membuat kain itu tersingkap ke atas. Melihatkan miliknya yang menggoda. Alex memeluk tubuhnya sangat erat. "Seksi." godanya berbisik pelan. mengacu telinga Angel. Entah setan apa yang merasukinya. Tubuhnya menerima pelukan tubuh Alex. Hangat tubuh ini. Iya. Aku pernah rasakan sebelumnya. Dia yang pernah bersama denganku malam itu? Sekarang dia bersamaku lagi? Apa dia akan tidur denganku lagi? Iya.. Tubuhku tak menolaknya. Ada apa ini? "Tolong lepaskan aku! Atau aku akan teriak manti." ucap Angel. "Teriak saja. Kamar ini kedap suaranya. Kamu mau teriak sekencang mungkun tak akan ada yang dengar." jawab Alex. Dia berhasil membuka semua helaian yang menempel di tubuhnya. Hingga terlihat tubuh mulusnya di depan matanya. Ke dua mata Alex membulat seketika. Dia melihat lagi tubuhnya ke dua kalinya. Tubuh seksi uang yang membuat dia tertarik. Dan melepaskan miliknya untuk wanita tak di kenal. Alex beranjak berdiri. Ia teediam menatap setiap lekuk tubuh Angel di depannya yang berbaring. Dengan ke dua tangan mencoba menutupinya. Angel yang semula menikmati seakan dirinya menginginkan lagi. Tubuhnya terlihat masih menggeliat. Ingin di sentuh olehnya. "Apa kamu menginginkannya lagi?" tanya Alex. Angel mulai menyadarkan dirinya dari pengaruh setan yang membuat tubuhnya tak bisa terkontrol. Dirinya mulai sadar. Seketika dia menarik bajunya untuk menutupi tubuhnya. "Dasar b*****h! Apa yang kamu lakukan?" pekik Angel. Ia meraih bantal di atasnya. Menutupi tubuhnya. "Percuma saja. Aku sudah melihatnya sangat jelas. Dua kali aku melihatnya." ucap Alex. Tersenyum.penuh gairah. "Aku hanya ingin melihat tubuhmu. Tenang saja. Aku hanya memastikan apa tadi malam aku bersama dengan kamu." ucap Alex. Dia menarik semua bantal yang menutupi tubuhnya. Membuatnya ke lantai. Dan Angel mencoba menggulum tubuhnya dengan selimut. Dengan cepat. Alex menarik ke dua kaki Angel hingga berdiri tepat di depannya. "Aku sudah membayar kamu. Tapi malam itu aku belum terlalu puas." bisik Alex. Suaranya penuh dengan girah. Membuat Angel memejamkan matanya seketika. Merasakan desiran napas berat Alex di lehernya. Alex perlahan melepaskan selimut yang mulai merenggang dari cengkeraman tangan Angel. "Aahhh…. Tidak! Tidak! Aku gak mau, Aku gak mau terulang lagi.. Aku gak mau.. aku mohon pergi. Pergi.." gumam Angel memukul tubuh Alex berjali-kali. "Sekarang apa kamu masih ingin bilang kalau aku ini, gay?" tanya Alex menatap tajam ke arah Angel. "Enggak! Sekarang lepaskan aku. Aku gak anggap kamu gay lagi! Aku janji padamu. Sekarang pergi, ya." ucap Angel memohon padanya. Wajah Angel terlihat memelas. Melihat Alex sudah lengah. Angel mendorong tubuh Alex menjauh darinya. Dia menarik selimut putih di ranjangnya membalut tubuhnya lagi dengan selimut. "Pergi! Aku mau ganti baju." ucap Angel mengeraskan suaranya. Alex tersenyum. Beranjak duduk di ranjangnya. Menatap ke arah Angel. Angel merasa sangat trauma. Dia segera menarik tubuhnya menjauh dari Alex. Menatapnya was-was jika laki-laki itu tiba-tiba menyentuhnya lagi nanti. Laki-laki itu terus saja menatapnya seakan sudah sangat meginginkan tubuhnya lagi. Aku henae-benar sudah gila. Telah membangunkan singa tidur seperti dia. Jika singa tetaplah singa. Dia juga pasti akan menerkamku. Gerutu Angel. "Siapa juga yang mau dekati kamu. Aku hanya mau ambil ini." Alex mengambil ponsel miliknya yang terjatuh di ranjang. Setelah mengambil ponselnya. Dia beranjak berdiri. "Mau ngapain, jangan bilang kamu mau foto aku." ucap Angel menutup semakin erat tubuhnya, dengan selimut tebal berwarna putih. "Jangan Gr. Lagian siapa juga mau foto kamu. Udah dekat pakai bajumu. Sebelum aku berubah pikiran. Dan tidur denganmu." jawab Alex. Melangkahkan kakinya pergi Dia kembali duduk di sofa tanpa melirik sama sekali ke arah Angel. Angel hanya diam. Ia menghentakkan kakinya kesal. Sembari menajamkan matanya, ke dua tangannya mengepal, dan bibir tak hentinya terus menggeram kesal. "Kenapa aku harus bertemu dengan singa sepertimu." pekik Angel mengehela napasnya kesal. "Karena salah kamu. Lagian siapa suruh kamu ambil dan masuk ke kamarku." ucap Alex tanpa rasa bersalah sama sekali. Dia terlihat santai bermain ponselnya. "Sudah pakai baju belum?" tanya Alex. "Balum.. Aku takut mengintipnya." "Baiklah! Kalau kamu gak mau pakai sekarang. Apa harus aku yang pakaikan kamu baju?" tanya Alex menatap ke arahnya. Wajahnya terlihat begitu datar. Tapi dia masih tetap sangat tampan dengan raut wajah seperti itu. "Aku hitung sampai 3 kalau belum juga pakai baju. Aku akan seret kamu ke sini. Dan aku sendiri yang akan rapikan gaun ini di tubuh kamu." Alex mengambil kembali gaunnya. Dia melemparkan gaun yang semula tergeletak di sofa. Tepat ke arah Angel. "Oke.. Oke.. Tapi jangan ngintip? Dan ingat. Jangan sampai kamu ngintip da mem-vidio aku. Aku gak akan tinggal diam." ancam Angel. "Jangan banyak bicara. Diam! Dan cepat lakukan!" tegas Alex. Angel segera memakai baunya secepat kilat. Dan Alex juga sepertinya tak suara lihat ke arahnya. Laki-laki itu menghentakkan ke dua kakinya bergantian. Seakan memang sengaja menunggunya. Selesai pakai gaun. Bukanya merasa senang dapat gaun bagus. Tetapi ini pengalaman pertama kalinya dia pakai gaun pas menunjukan lekuk tubuhnya. Dan pastinya dengan panjang sepaha miliknya. Angel menarik ujung gaunya sedikit ke bawah. "Eh... apa gak ada gaun yang bagus?" gerutu Angel. "Itu sudah bagus?" ucap Alex. Dia menatap ke arah Angel. Melihat gaun itu terlihat sangat pas dengan lekuk tubuhnya. Ke dua mata Alex menatap kagum wajah cantik, terbalut make up tipis. "Cantik, juga!" ucap Alex. Angel menyipitkan matanya. Menatap ke arah Alex. "Apa katamu? Coba ulangi lagi aku gak dengar?" tanya Angel mencoba menggodanya. Ia merasa terbang saat mendengar pujian dari mulut singa itu. "Jelek!" umpat Alex. Dia berjalan meraih pergelangan tangan Angel. Teringat sesuatu. Alex menatap ke bawah. Ia melihat ke dua tapak kaki Angel masih telanjang tanpa alas kaki. Dia mendorong tubuh Angel duduk di atas ranjang. Laki-laki itu segera meraih kaki Angel, memakaikan high heels bergantian di ke dua kakinya. Meski dia terlihat sangat kasar pada wanita. Tetapi, Ternyata dia juga bisa romantis? Tapi syang.. Dia bukan siapa, siapa ku. Lagi pula kalau dia pacarku? Juga gak akan mungkin. Selesainya bukan aku. Dan aku juga tidak selera dengannya. Mending menyendiri dari pada pacaran dengan singa kejam ini. Alex beranjak berdiri. Ia meraih kembali tangan Angel. Menarik tubuhnya yang hanya dia kaku menatap ke arahnya. Alex terus menarik tubuh Angel keluar dari kamarnya. Dan berjalan dengan langkah ringan. "Eh.. Tunggu! Kanu mau bawa aku kemana?" tanya Angel menarik tangannya. Dari cengkeraman tangan Alex. "Sakit, tahu gak!" gumam Angel mengerutkan bibirnya. Tangan kanannya mengusap pergelangan tangan kirinya yang terasa sakit. "Kamu ada dendam apa padaku? Kenapa kamu selalu sensi denganku?" pekik Angel menatap tajam ke arah Alex. "Tutup mulut, dan jalan!" pinta Alex tegas. Angel menutup mulutnya rapat. Ke dua matanya berkedip, menatap Alex yang terus berjalan entah kemana. Dirinya juga terlihat sensi saat Angel tanya mau kemana Langkahnya terhenti tepat di sebuah ruangan tanpa pintu. Ke dua kakinya berjalan dengan langkah ringan menuju ke ruangan itu. Ke dua kata Angel membuat seketika saat tahu ada kelurga besar dia di sana. Antar ragu dan malu saat dirinya sampai tepat di depannya. Dengan baju seksi yang membuat dua merasa sangat risih. "Eh… Kenapa aku ada di sini," tanya Angel. Ia menarik ujung gaunya sedikit ke bawah. "Kamu bisa bertemu dengan mamaku." "Alex….Akhirnya kamu datang juga. Apa kamu sudah punya pasangan. Dan mama hak mau kamu belum juga dapat pasangan. Kalau kamu gay mama juga yang repit." sapa mama Melinda. Dia masalah mama Alex. Tidak hanya baik, ia juga sangat ramah pada orang lain. Berbeda dengan anaknya yang terlalu cuek. Dan acuh pada orang. "Mama diam saja dan lihat sendiri." Alex mencubit pinggang Angel yang dirinya sembunyi di balik punggung Alex. agar segera berjalan keluar. "Tante.." ucap Angel menyapa seorang wanita paruh baya di depannya. Mama Melinda mengerutkan keningnya. Mengamati dari ujung kaki hingga kepalanya. Ia melihat Angel tertunduk memegang jemari tangannya. "Kemapa kamu menunduk. Jangan takut." ucap lama Melinda. Semua kelurga lainnya menatap ke arah tersenyum ramah. "Cantik… udah.. Sini kalian duduklah. jangan lama-lama berdiri di situ." ucap Melinda. Ia beranjak berdiri menarik tangan Angel untuk segera duduk di sampingnya. "Kamu jangan bilang pada siapapun. Ingat jangan sampai mereka atau kalau kamu bukan kekasihku. Setelah ini, aku akan berikanmu satu juta tiap kamu mau jadi pacar pura-puraku." bisik Alex pada Angel. Angel melebarkan matanya Setrika. mendengarkan perkataan Alex membuatnya merasa entah sekarang. Gimana bisa dirinya begitu bodoh saat melihat orang lain di depannya. Dna kali ini dia juga berperan jadi bodoh mau jadi pacar pura-puranya. "Angel… Gimana apa kamu mash bekerja atau sudah kuliah. " "Saya kasih bekerja tante." jawab Angel. "Apa kamu bekerja di kantor Alex?" tanya Melinda. Angel tersneyum tipis. "Enggak, tante." gumam Angel. "Aku pernah melihat kamu di perusahaan Delon? Apa itu benar?" tanya salah satu keluarga mereka. Yaitu seorang laki-laki gang terlihat datar menatap tajam ke arahnya. Kedua kakinya duduk menyilang. Dan pastinya ke dua mata tak lepas dari wajah Angel. "Apa kita pernah bertemu?" tanya Angel memastikan. "Mungkin kita pernah bertemu tapi kamu gak tahu." jawab laki-laki itu. Dia beranjak dari duduknya. Melangkahkan kakinya berjalan mendekati Angel. Dan dia berdiri tepat di depannya dengan Mengulurkan tangan ke arahnya. "Aku Vero." ucapnya. Dan Angel menerima uluranntanganta penuhnragu. "Angel." jawabnya. Lalu meanrik kembali tanganya daru genggakan laki-laki itu. Namun teyap saja tidak bisa, terasa jika laki-laki di depannya itu tak mau melepaskan tangannya. Alex berjalan mendekat, menarik tanganya Vero. "Jangan lama-lama jika emangnya." ucap Alex. Duduk di samping Angel. "Emm… Apa benar dia kekasih kamu?" tanya Vero. "Iya.. memangnya kenapa?" tanya Alex datar. ke dua mata mereka seakan memancarkan percikan api permusuhan di antara mereka. Angel hanya bisa diam, ia menelan ludahnya sudah payah. Antara takut atau gimana? Dia juga mau jujur tapi ini bukan kesempatan jujur pada mereka semua. "Udah… Udah! Kalian segera duduk. Lagian kita di sini satu keluarga. Jangan bertengkar lagi. Satu lagi. Setelah ini kuta makan sama-sama." ucap Melinda menarik tangan Alex untuk segera berhenti berseteru dengan Vero. Angel menghela makanya. Dia tinggal tunggu saja gimana caranya untuk pergi nanti. Setelah saling berbincang satu sama kain. Keluarga Alex memang sangat ramah padanya. Seakan memang sudah welcome terhadapnya. Mereka menyambutmya dengan baik. Meski dalam hati Angel merasa sangat takut, dan merasa bersalah pastinya. Sudah berbohong ada mereka. Setelah berbincang. Keluarga mereka menuntunnya untuk makan bersama. Dna Alex duduk di sampingnya. Jari tangannya mengusap lembut pahanya. Membuat dia merasa risih. Dan tak henti mencubitnya keras. dna langsung dapat pelototan tajam dari Alex. "Jangan lama-lama di sini." bisik Alex.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD