Bab 7

1788 Words
Bara Api Dentuman musik itu mengiringi semua orang yang berada disana,  berlenggak-lenggok,  serta menari dan berputar itulah kegiatan yang sedang mereka lakukan. Edsel duduk termenung di temani segelas wine yang dapat memabukan. Beberapa jam yang lalu ia telah mengetahui fakta bahwa sosok yang saat ini gencar ia dekati memiliki masalah yang begitu rumit dalam kehidupannya.  Ia ingin membantu menghilangkan rasa kebenciannya terhadap cinta menjadi sebuah kenyamanan.  Edsel pun pernah mengalami kegagalan dalam percintaan tapi itu dulu sekarang ia sudah berteman dengan masalalunya. Bertahun lamanya ia sudah menutup hati untuk siapapun itu, namun saat ini rasa itu mulai kembali muncul setelah melihat sosok Shaqilea. Sosok yang selalu  berdiam diri di sebuah tepi danau yang ada di sekolahnya. Menjadi pembuat onar di sekolahnya yaitu salah satu cara Edsel untuk menarik perhatian Shaqilea. Namun usahanya tidak pernah membuahkan hasil,  Shaqilea tidak pernah melihat atau hanya sekedar melirik. 1 tahun sudah Edsel hanya memandangi dari kejauhan dan keberanian itu mulai muncul akhir-akhir ini. Edsel menegak kembali winenya. Seorang datang menghampiri. Dia adalah Aboyomi Raegan sahabat dari Edsel.  Beberapa menit yang lalu Edsel menghubungi Raegan untuk menemaninya. Hanya Raegan yang ia hubungi tidak untuk 2 sahabat yang lainnya. Karena jika ia menghubungi Zelond dan Kenzo yang ada hanya  keributan yang akan mereka perbuat. “Kenapa lo?” pertanyaan itu muncul dari Raegan. Edsel menyapu rambutnya kebelakang dengan gusar dan meminta bartender itu untuk menuangkan winenya lagi. “Dia itu rumit,  banyak teka-teki dalam hidupnya. Itu yang membuat gue sulit untuk mendekatinya.” ucap Edsel dengan meneguk winenya. “Terus hubungannya sama gue apa?” tanya Raegan. “Tayi lo,  bantuin gue mikirlah,” sengak Edsel. “Berani bayar berapa lo?” Edsel memutar pandangannya ke arah Raegan sorot mata tajam itu menusuk bagian dalam retina milik Raegan, rahang itupun mengeras. Raegan menjulurkan tangannya kepada bartender untuk menyiapkan minuman untuknya seperti biasa, sama seperti dengan Edsel. “Ok, ok terus apa rencana lo?” tanya Raegan. “Wah kacau,  minta di gorok lo? Gue suruh lo kesini itu buat bantuin gue mikirin gimana kelanjutan pendekatan gue.” Raegan menaikan satu alisnya “Lo lupa? Gue gak pernah ngedeketin cewek apalagi buat macarin!” “Kenapa lo nggak ngubungin Kenzo sama Zealond mereka kan yang paling paham cewek,” usul Raegan. “Gue lebih percaya sama lo,  karena saran lo lebih masuk akal dari pada mereka,” balas Edsel. Minuman Raegan itu datang dan keduanya saling bersulang menghilangkan sedikit beban dalam tubuhnya. Begitulah kebiasaan mereka jika berada di klub.  Mereka hanya akan minum saja terkecuali Kenzo dan Zelond. Kenzo dan Zelond akan ikut bergabung untuk menari di bawah germelap lampu itu berbaur dengan yang lain.  Mencari mangsa, cewek-cewek yang seksi untuk mereka ajak menari bersama lalu berlanjut dengan pacaran,  yang berujung meninggalkan.  Itulah hobi mereka mencari bitc untuk di jadikan pelampiasan nafsunya. ⛲⛲⛲⛲⛲ Terlihat 4 cowok yang paling mencolok di antara para siswa yang lain. 4 cowok itu bernama Edsel, Raegan, Kenzo, dan Zelond. Mereka berjalan berdampingan semua orang yang berada disana memberikan jalan kepada mereka,  banyak kaum hawa yang begitu memujanya.  Seperti biasa Kenzo dan Zelond akan menggoda cewek yang di lewatinya dengan bersiul atau hanya dengan mengedipkan mata. Mereka memasuki kelasnya dan langsung menuju tempatnya. “Gini banget jadi orang ganteng yee,” ucap Kenzo. Zelond menoyor kepala Kenzo “Ganteng di lihat dari p****t sapi?” “Tayi lo, Jambul gue astaga. Tuh kan rusak,  udah gue rapihin dua jam dalam dua detik lo rusakin gitu aja,” balas Kenzo. “Yaelah ketimbang Jambul doang bisa lo bikin lagi.” Zelond semakin mengacak Jambul Kenzo. Membuat sang empunya semakin geram dan membekap leher Zelond dengan tangannya.  Sebuah tas melayang mengenai kepala mereka berdua.  Tas itu milik Raegan. “Baru datang udah bikin kerusuhan lo berdua,” ucap Raegan. Namun ucapan Raegan tidak di hiraukan oleh keduanya. “Eh lepasin tangan lo g****k,  gue bisa mati!” ucap Zelond. “Biarin. Biar mati sekalian, lo harus tanggung jawab Jambul gue rusak gara-gara lo!” “Udahlah Ken,  nanti sahabat lo mati terus gak ada lagi yang mau sahabatan sama lo,” ucap Edsel. Akhirnya Zelond bisa melepaskan tangan Kenzo dari lehernya. Dan membalas Kenzo dengan jitakannya berkali-kali. BRAKKK Seorang siswi mendatangi mereka dan menggebrak mejanya. Membuat kegiatan mereka berhenti seketika. “Bayar lo!  Udah 2 bulan lo nunggak uang khas terus,” ucap siswi itu dengan name tag Siti Anita. “Hahaa kelihatan kere bangetnya lo Ze,” ledek Kenzo. “Lo juga Bambang!” sengak Anita. “Tayi lo, nama gue udah bagus Kenzo Nathamahawira kenapa di ubah jadi Bambang.  Siti,” “Lu juga ngubah nama gue. Njir!” “Nama lo kan Siti Anita g****k!” “Gak usah di tambahin gobloknya juga njir.” “Berantem mulu lo berdua, Gue doain jodoh,” ucap Zelond. “Aamiin,” sambung Edsel dan Raegan bersamaan. “Tayi lo semua,  udah sini bayar lo pada!” balas Anita. “Tenang tenang. semuanya gue bayarin,” Kenzo memasukan tangannya ke kantong celananya dan mengambil sesuatu disana. “Cie lah menang lotre lo sampe mau bayarin kita-kita,” ledek Zelond. Kenzo mengeluarkan uang satu lembar seratus ribu dan memberikannya kepada Anita. “Nih bebz gue lunasin semuanya sekalian tunggakan gue dan temen-temen gue,” “Apaan?  Satu bulannya aja dua ratus ribu perorang! Ini kurang njir, kalian nunggak dua bulan. Mau so-soan ngebayarin teman, bayar sendiri aja kurang,” “Ya ampun bebz gitu amat sama calon pacar sendiri,” ucap Kenzo. “Udah berapa semuanya gue yang bayar,” potong Raegan. Raegan memberikan uang lima ratus ribu kepada Anita “Kurangnya besok.” “Sisanya gue yang bayar,” timpal Edsel dan mengeluarkan uangnya. “Nah ginikan enak, dan untuk lo kenzo! Gak usah kebanyakan gaya.  Jijik gue sama lo!” Anita berbalik menuju tempat duduknya. “Masih mau lo sama dia?” ucap Zelond menunjuk Anita dengan dagunya. “Nggak lahh diakan galak gitu!  Eh tapi sayang juga kalau gue buang,  ya kali gue buang. Depan belakang berisi gitu, body goals coeyy,” balas Kenzo. Anita langsung menengok kearah Kenzo dan memberikan tatapan tajamnya. Seketika itu juga Kenzo langsung di buat kusut dan menciut nyalinya. “Mampus lo,  masih denger tuh sih siti,  Hahaaa,” ledek Zelond. “Maksud lo apaan ngomong kaya gitu?” sentak Anita. Anita mendekat ke arah Kenzo dengan membawa buku yang sangat tebal. Buku tebal itu langsung Anita arahkan kepada Kenzo dan memukulnya bertubi-tubi. Kepala Kenzo kini telah menjadi sasaran pukulan di pagi harinya Anita. “Otak lo kebangetan, m***m gak hilang-hilang.  Mampus lo rasain,” Anita memukul Kenzo dengan buku tebalnya. “Ampun sit ampun yaelah gue becanda,”  Kenzo mencoba menahan pukulan dari Anita. “Panggil gue Anita,  gue gak mau di panggil siti!” “Bu Lia aja manggil lo siti,  kenapa gue nggak boleh?” “Itu beda urusannya!” “Yaelah namanya Siti ya dipanggil Sitilah,” celetuk Zelond. Tatapan Anita kini beralih kepada Zelond. “Diam lo gak usah ikut campur,  mau lo gue pukulin juga?” “Nggak deh cukup Kenzo aja yang lo pukul, gue jadi ponontonnya aja udah,” balas Zelond. “Woyyyy tolongin, Ampun sit ampun,” teriak Kenzo. “Sumpah muka lo kaya tayi,  Hahaaa muka-muka melas belas kasih gitu. g****k dasar,” ucap Edsel. “Sel, bantuin gue singkirin si siti gih,” mohon Kenzo. “Ogah!” balas Edsel. “Udah nggak papa hitung-hitung hiburan di pagi hari Ken,” ucap Raegan. “Siti berhenti! kalau nggak,” Kenzo menggantungkan kalimatnya “Gue bakal cium lo!” gertak Kenzo. Kenzo menangkap buku tebal milik Anita dan membuangnya sembarang arah. Kenzo mencekal kedua tangan Anita. “Kalau lo main kasar, gue bisa aja lebih kasar lagi dari pada lo,  gimana?” ucapnya dengan smirk liciknya. Tanpa rasa takut Anita langsung menendang perut Kenzo dengan begitu keras. Sehingga Kenzo dengan refleks melepas cekalannya pada tangan Anita. Kenzo langsung memegang perutnya dan meringis kesakitan. “Dengar! GUE GAK AKAN TA KUT SAMA LO!” ucap Anita dengan menekankan kata takut, lalu memungut buku tebalnya dan menuju mejanya. Edsel, Raegan dan Zelond tertawa begitu lepas.  Zelond menahan perutnya sambil memukul meja di depannya. “Tayi lo semua, temen b*****t emang,” Kenzo langsung menjitaki satu persatu sahabatnya. “Sumpah perut gue sakit banget g****k, haduhhh hahahahaaaa,” ucap Zelond. “Gue yang di pukul kenapa malah lo yang sakit. Njir,” sengak Kenzo. ⛲⛲⛲⛲⛲ Waktu Istirahat sedang berlangsung seperti biasa kantin akan menjadi ramai oleh celotehan-celotehan para siswa yang berada di sana. Edsel berdiam diri di tempatnya namun mata itu terus menjelajahi ruang kantin mencari sosok yang selalu memenuhi pikirannya. “Astaga tuh bakso dari tadi cuman di aduk-aduk doang.  Dari pada tuh bakso cuman lo gituin aja lebih baik gue yang makan deh Sel,” cerocos Kenzo masih dengan mengunyah makanannya. Plakk Tiba-tiba tangan Zelond memukul bahu Kenzo dengan begitu keras. Kenzo yang di pukulnya pun langsung tersendak. “UHUKK  UHUKK.. TAYI LO, KALAU GUE MATI  TERSENDAK GIMANA NJIR?” sengak Kenzo. “Woyy santuy. Maaf deh maaf habisnya lo, makanannya orang main lo embat aja,” balas Zelond. “Elehh ujung-ujungnya lo bakalan minta juga.” “Bisa nggak sih nggak usah pada ribut!” Edsel bersuara. “Tau lo berdua berisik banget, kalian nggak malu apa?  Jadi pusat perhatian!” timpal Raegan. “Bukannya tiap hari juga gitu ya? Orang ganteng wajar kali kalau jadi pusat perhatian,” jawab Kenzo. “Sory itu nggak berlaku buat lo ya Zo!” potong Zelond. “Sialan lo!” balas Kenzo. Sosok yang telah di tunggu-tunggu oleh Edsel akhirnya muncul.  Sosok itu berjalan ke arah meja kosong di temani oleh seseorang yang tidak lain adalah sahabatnya. Edsel hendak untuk menghampiri sosok itu namun ia tahan ketika ada dua cowok yang menghampiri meja itu.  Salah satu dari cowok itu ialah orang yang paling Edsel benci di sekolahnya. Rahang Edsel mengeras tangannya mengepal menahan segala emosi yang siap untuk meledak.  Sorot mata tajam itu mengarah langsung kepada retina sosok perempuan yang selalu ia cari semenjak tadi. Mata Edsel tidak pernah beralih, terus memperhatikan  Shaqilea. Ketiga sahabatnya merasa aneh pada perubahan dalam diri Edsel. Raegan,  Kenzo dan Zelond mengikuti arah pandang Edsel yang menuju sebuah bangku yang disana ada Shaqilea  dan temannya. Kenzo menyikut Zelond dan di balas dengan mengangkat kedua bahu yang menandakan ia juga tidak tau. “Gan,  si Edsel kenapa?” tanya Zelond pada Raegan. Raegan yang di tanya hanya diam dan terus melanjutkan makanannya.  Sebenarnya ia tau Edsel sedang menahan kecemburuannya pada Shaqilea. Raegan sambil makan  terus tersenyum. “Temen lo kayanya gila semua dah Ze, yang satu kaya nahan emosi kebelet boker,  yang satunya lagi senyum-senyum kaya orang lagi kasmaran,” celoteh Kenzo. “Gue rasa nih kantin bahaya deh banyak demitnya,” jawab Zelond dan langsung mendapat jitakan dari Kenzo. “Ngaco lo kalau ngomong nggak di filter dulu,” “Kalian penasaran kenapa Edsel kaya gitu?” tanya Raegan dan langsung dianggukin oleh keduanya. “Edsel itu lagi menahan kobaran api yang siap meledak,” ucap Reagan. “Maksud lo? Bentaran lagi ada kebakaran gitu?” potong Kenzo. “Bukan gitu njir, lo lihat sebelah sana,” Raegan menunjuk sebuah meja yang ada di seberang dengan jari telunjuknya. “Yee kita juga tau, Edsel dari tadi pandangannya kearah mereka terus,  gue rasa dia sedang memandangin Gavin deh,  secara dia kan benci banget sama Gavin,” ucap Zelond. “Tapi sebenci-bencinya Edsel nggak mungkin sampai keluar urat seperti itu rahangnya,  coba lo lihat Edsel otot di rahangnya keluar semua njir,” timpal Kenzo. Edsel yang di bicarakannya pun tidak memperdulikan sindiran-sindiran dari Kenzo dan Zelond. “Bukan Gavin yang dia tatap tapi cewe yang di depannya,” jelas Raegan. “Hah,” jawab keduanya serempak. “Maksud lo kobaran api itu adalah cemburu?” tanya Zelond  belum paham dengan penjelasan yang Raegan berikan. “Alhamdulillah akhirnya Edsel jatuh cinta,” celetuk Kenzo. “BISA DIAM GAK SIH LO BERTIGA? KUPING GUE PANAS TAU NGGAK!” Raegan marah. Raegan berdiri dan berjalan ke arah dimana Shaqilea itu berada. PRANK Edsel membuang minuman Shaqilea ke sembarang arah. Semua sorot mata yang ada disana tertuju pada Edsel.  Lagi dan lagi Edsel membuat kekacauan disana. Semua penasaran drama apalagi yang akan di lakukan oleh sosok seorang Edsel.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD