Pria yang bernama Farel Taslan itu masih terus menerorku dengan kata-kata pedas, sorot mata yang tajam, lalu ia bertanya;
"Kenapa, mau kabur lagi?"
"Tidak, aku hanya keluar sebentar.”
aAku menyembunyikan tanganku di belakang, aku tidak mau ia menuduhku yang macam-macam lagi.
"Apa yang kamu sembunyikan di belakangmu, apa kamu mencuri?" dengan kasar ia menarik tanganku yang terluka.
"Auuuh sakit ...!" Meringis menahan rasa sakit.
"Kamu terluka?"
"Iya aku hanya ingin membeli obat, minggir aku tidak mencuri apa-apa, aku terluka karena bangkok yang kamu lempar tadi,” ucapku dengan marah.
Saat aku berjalan ingin melewatinya, ia menangkap tangan kiriku dan menyeretnya ke kamar.
"Apa kamu tidak tahu kalau aku juga seorang dokter?" Ia bertanya, dengan peringai yang sombong, seolah-olah, ia ingin menunjukkan padaku, kalau aku bukan wanita tipenya.
"Iya, aku tahu, hanya tidak ingin melibatkan mu."
"Bodoh, dengan kamu berjalan Ke sana berapa darah yang kamu buang sia-sia,"timpalnya lagi.
Ia membuka kain yang aku lilitkan membungkus, ia mencabut pecahan yang masih menancap di telapak tanganku.
"Auuuh sakit, tidak bisakah kamu pelan-pelan, aku punya salah apa padamu, hingga kamu sangat membenciku?" teriakku merasa kesal dengan perlakuan kasarnya padaku dari tadi.
Ia diam, tetapi tangannya dengan sigap membuka koper miliknya dan mengeluarkan kotak obat dan mengobati luka di tanganku.
"Urat bagian dalam terkena pecahan kaca, kita akan menjahitnya untuk mengehentikan pendarahan, untung aku membawa alat-alat ini.” Ia menunjukkan perkakas dokter miliknya.
"Ta- tapi ,kamu gila iya, aku takut dengan jarum suntik," ucapku panik.
"Tenanglah tutup matamu."
"Tapi aku, sungguh tidak bisa!"
"Ibu Ririn tenanglah, saya ini dokter, walau aku membencimu setengah mati, tapi pantang bagi dokter mencelakai pasiennya," ujarnya dengan suara tegas.
Ia memberikan bantal untuk menutup wajahku, memintaku untuk tidak melihatnya, aku melakukanya, walau sakit aku menahannya mengigit bantal tanpa suara.
"Sudah selesai," ucapnya kemudian,aku mendongak dari bantal.
"Bisa kamu melepaskan tanganmu dari pinggangku? kamu menyakitiku,"suara bariton tegas.
"Oh, maaf" ternyata tanganku mencengkram pinggang sang dokter saat ia menjahit tangan ini.
"Terimakasih dokter."
Lalu berdiri ingin meninggalkan kamar."Nanti, aku akan membayar jasa Dokter," ucapku dengan tulus.
"Kenapa kamu tidak membayarnya dengan tubuhmu,” ucapnya dengan sikap angkuh.
"Maaf."
"Maf untuk apa."
"Tidak bisa menuruti permintaan dokter, karena aku bukan pelacur."
"Oh, iya, p*****r dan pelakor tidaklah jauh beda."
Mataku langsung terbuka akhirnya aku paham kenapa dia membenciku, akhirnya aku menyadari kalau wajah mereka sangat mirip.
"Aku tidak ada niat untu-"
"Kamu seorang wanita harusnya kamu tahu perasaan kakakku, saat kamu merebut suaminya,"ucap
Apapun yang aku katakan mungkin bapak juga tidak akan mempercayaiku," ucapku membela diri
"Iya itu benar, karena itulah aku meminta bantuan Irena dan aku rela membayar mu mahal pada g***o wanita itu,"
"Apaaa? jadi ini ... semua karena Irena dan Mami?" tanyaku dengan mata melotot.
Mataku terasa panas, tidak ada di dunia ini yang bisa dipercaya, aku merasa bagian dadaku terasa sesak, bahkan hanya untuk bernapas juga aku merasa tercekik.
Irena yang aku anggap penyelamat, ternyata bekerja sama untuk menjebak ku, ingin rasa aku menangis berteriak di di depan Farel.
Irene sahabatku mengkhianatiku dan mami orang yang aku anggap seorang mama mengkhianatiku juga.
Semua karena uang.
'Tidak adakah teman di dunia ini yang bisa menerima diri ini dengan tulus?' ucapku dalam hati.
'Baiklah kalian lakukan apapun yang ingin kalian lakukan padaku, aku siap dan aku terima' ucapku dalam hati.
Tetapi tidak bisa dipungkiri, hati ini rasanya sakit sekali saat kita dikhianati orang yang percaya. Aku mengusap buliran air di dalam mataku dengan kasar, tidak akan kubiarkan setetes air mata ini jatuh untuk mereka yang mengkhianati ku.
Iren bukan hanya ingin mengkhianati ku tetapi ia ingin menghancurkan hidupku, ia biarkan aku tidur dengan lelaki asing yang tidak lain adik dari wanita yang aku rusak rumah tangganya.
Iren membuat tubuh dipukul Mas Virto, karena aku tidur dengan Lelaki lain.
Farel Taslan, adalah adik ipar Mas Virto yang datang membalaskan dendamnya padaku
karena aku menjadi wanita perusak untuk rumah tangga kakak perempuannya.
"Iya, aku meminta Irena membujuk mu ke bar malam itu, saat kamu di bar aku sudah di sana menunggumu,"lanjut Farel, ia tidak tahu, hatiku sangat sakit,. mendengar penjelasannya.
'Iya, baik lakukan apapun' ucapku dalam hati, tangan meremas pakaian yang Iren pinjaman padaku
"Baiklah, semoga kamu berhasil dengan rencanamu," ucapku menahan bendungan di mataku, menahannya agar tidak tumpah, aku tidak ingin menangis di depan lelaki kejam itu.
"Setidaknya, kamu merasakan apa yang dirasakan kakakku, kamu tahu... saat liburan di Bali beberapa hari lalu, Virto memukuli kakakku juga, karena kamu, bagaimana rasanya di pukul laki-laki k*****t itu?"
"Iya, sangat menyakitkan dan dia hampir membunuhku, semoga jawabanku memberimu kepuasan dan pelayanan yang aku lakukan malam itu, semoga juga membuatmu puas,” lirih dengan suara parau.
"Apa kamu pikir, gue meniduri p*****r kayaklu, level gue tinggi, gue terpaksa meniduri lu, agar videonya gue kirim, ke Virto untuk memberinya pelajaran dan rasa sakit seperti yang dirasakan kakak gue.”
"Oh, terimakasih, karena bapak mahluk mulia yang memberiku hukuman.”
"Untuk apa? karena gue memberimu kepuasan malam itu?"
"Tidak, karena Bapak membantuku lepas dari Pak Virto juga."
Lelaki berhidung mancung itu, menatapku dengan bigung.
"Sebenarnya aku juga sudah lama ingin mengakhiri hubunganku dengan Virto, tetapi dia tidak mau melepaskanku, dia selalu mengancam ku, bahkan mengancam anak-anakku, dengan kamu melakukan ini, mungkin dia akan melepaskan ku dan begitu aku akan lepas dengannya dan aku akan menjadi orang yang bebas. Terimakasih Bapak Taslan.”
"Apa kamu pikir aku percaya dengan kata-katamu?"
"Aku tidak akan memaksa kamu percaya padaku, tetapi tolong sampaikan permintaan maaf ku pada kakakmu. Jika waktu bisa diputar dan takdir bisa perbaiki, aku akan mengubah semuanya."
"Apa itu artinya kamu tidak ingin kembali pada Virto?"
"Iya, jika ada cara yang membuat aku lepas darinya selamanya, cara apapun, aku akan melakukanya."
"Cara apapun, apa kamu yakin?"tanya Farel dengan sikap menyelidiki.
"Iya,"balas dengan tegas
"Baiklah, aku punya cara agar lelaki itu melepaskan mu, jika memang ucapan mu benar. Mari kita menikah."
"Apaaa ...!?"
"Jangan kaget, ini hanya pura-pura, setelah kita menikah, hari itu juga gue akan menceraikan lu, ini demi kakak gue."
"Tapi, bagaimana kamu akan mengatakan pada keluargamu."
"Jangan pikirkan mereka, sekarang Lu benar gak ingin lepas dari Virto?"
"Ya.”
"Baiklah"
"Gini saja, kita akan pergi dari sini, gue akan membawa lu ke apartemen teman gue, untuk sementara waktu lu di situ dulu, gue akan mengurus semuanya," ujar Farel dengan sikap buru-buru.
Aku tidak bisa percaya dengan siapapun lagi, mengetahui mami dan Irene menjebakku, hatiku sangat sangat sakit. Kini ipar selingkuhanku menjebakku dan mengirim video panas kami pada Virto, pantas laki-laki itu sangat marah padaku tadi.
Apa yang harus aku lakukan?
Bersambung....
bantu like, vote ya kakak