(Ruang pelatihan)
*Bammm…!!!
*Bammm…!!!
Dua serangan dengan bobot luar biasa, menghujam telak tubuh Tiankong.
"Auuuu….!!!!"
Satu berasal dari sebuah patung logam Serigala berwarna sepenuhnya hitam, dimana pada tubuhnya, terpancar aliran Mana Besi intens mengandung ketajaman tiada tara.
"ROOOAARR….!!!"
Sementara serangan kedua, memiliki daya sentak lebih keras, adalah hujaman ekor berwujud gada berduri raksasa dari sosok patung logam lainnya. Patung Logam mengerikan dalam bentuk Naga Hitam.
*Woooshhhh…!!!
*Boooommmm…!!!
Dua serangan beruntun, menyebabkan tubuh Tiankong bak karung beras dilempar bergantian. Berakhir terhujam keras pada ujung jauh ruang pelatihan yang sepenuhnya hampa tampak tak memiliki batas.
"Uhuuukkk…!!!"
Jatuh mendarat keras dengan gesekan panjang di lantai ruang pelatihan setelah terlempar cukup lama, Tiankong segera memuntahkan darah segar.
"Sialan…! Dua patung logam ini, jelas memiliki kelas berbeda dengan patung-patung lain yang kuhadapi dalam pelatihan sebelumnya!" gumam Tiankong, seketika mengeluh sembari mengusap sisa darah pada mulutnya.
"Grrrrr….!!!"
Tuan Muda Pertama Klan Xiao, masih sedikit buram pandangan matanya imbas dua serangan baru terhujam pada tubuh sampai suara mengerang liar, terdengar dari arah belakang.
"Hei…! Jeda sedikit!" dengus Tiankong, segera susah payah mengangkat kembali Pedang Penghukum Neraka dengan dua tangan.
*Bammmm…!!!
Tak sempat berbalik untuk melihat kearah sumber suara erangan liar, benturan keras kembali menghujam punggung Tiankong.
"Gooaahhh….!!!"
Untuk kesekian kalinya dalam sesi latihan 48 jam yang telah berjalan sekitar 12 jam, Tiankong memuntahkan darah segar.
"b******n…!"
Merasa tubuhnya mengalami retak dan patah pada beberapa bagian, Tiankong memaki kesal. Sejujurnya, makian Tuan Muda Pertama Klan Xiao, bukan karena luka-luka tersebut. Namun lebih kepada tak terima seperti dijadikan boneka mainan oleh dua makhluk berbentuk patung logam aneh yang terus datang untuk menghujam serangan mendadak dari arah tak terduga.
"ROOOAARR….!!!"
Tiankong masih berusaha membalik tubuh untuk menatap sosok patung logam baru mendaratkan serangan terakhir ketika suara raungan keras nan mengerikan, tiba-tiba menggema tepat di telinga kanannya.
"Ahhh…!!"
Hanya bisa memasang wajah sepenuhnya pucat, mata Tiankong melebar menyaksikan patung logam Naga Hitam, kini tengah membuka mulut lebar, memamerkan taring-taring tajam tepat di hadapannya.
*Boooommmm…!!!
Kejadian selanjutnya, ujung ekor Naga Hitam yang memiliki bentuk kepala gada Raksasa, sekali lagi terhujam tepat pada d**a Tiankong.
"Goooahhh…!!!"
Tuan Muda Pertama Klan Xiao, entah sudah keberapa kali harus terhempas sembari memuntahkan darah segar.
"Benar-benar memalukan!"
Dalam kondisi tubuh melayang terpental dengan laju cepat menyusuri ruang kosong tanpa ujung, mata Tiankong sudah sepenuhnya buram saat suara serak nan menyeramkan, tiba-tiba terdengar menggema entah dari mana.
"Urrghh…!!!"
Mendengar suara serak tersebut, dimana jelas adalah Sasi, Tiankong yang sudah hampir jatuh kehilangan kesadaran, tak kuasa menahan segala rasa sakit mendera tiap inci tubuh, tiba-tiba menggerakkan keras gigi-giginya.
Tuan Muda Pertama Klan Xiao, murid satu-satunya diangkat oleh Sage Agung Serigala Putih, memaksa untuk kedua mata, kembali fokus.
"Diam kau Goblin maniak sialan!" maki Tiankong.
*Baaammmmmm…!!!
Seraya kemudian, dengan paksa mengerahkan seluruh kekuatan tubuh fisik, untuk terfokus pada dua kepalan tangan. Melakukan gerak menghempas bilah hitam pekat Pedang Penghukum Neraka, untuk terhujam pada lantai ruang.
*Woooshhhh…!!!
Benturan keras tiba-tiba terjadi saat Tiankong masih melaju cepat, segera menyebabkan satu hentakan yang membuat tubuhnya tersentak keatas. Berputar acak begitu kacau. Putaran yang meskipun memang berhasil menghentikan laju terpentalnya, itu juga membuat luka-luka pada tubuh Tiankong, berkembang semakin parah.
"Krakkk…!!"
"Kraakk…!!"
Suara-suara terdengar sangat memilukan, mulai menggema keras saat tiap tulang pada tubuh Tiankong, seperti sedang diremukkan.
"Oaaarrrghh….!!!"
Seluruh tulang dilumat oleh perputaran kacau, Tiankong berteriak kesakitan.
"Ggrrrr….!!!"
Dalam situasi sepenuhnya tertekan, suara erangan, kembali terdengar tepat di belakang punggung Tiankong. Patung Logam berwujud Serigala Hitam, seperti benar-benar memilih waktu yang tepat untuk sekali lagi hendak melancarkan serangan.
"b******n….! Kau juga diam…!"
Tiankong, menyambut kedatangan serangan patung logam Serigala Hitam, dengan makian marah.
*Wunggg….!!!
*Boooommmm…!!!
Bersama makian tersebut, suara mendengung keras, tiba-tiba terdengar menggema keluar dari dalam tubuhnya. Berlanjut dengan letupan.
Tubuh Tiankong, meledak. Hanya saja, itu justru membuat dirinya merasakan satu sensasi kesegaran tertentu. Tulang-tulang yang sempat remuk, seperti sedang disusun ulang saat garis-garis Meridian pada sekujur tubuh Tiankong, mulai berdenyut liar tanpa henti.
"Grrrooaahhhh….!!!"
Patung Serigala Hitam yang sempat terdorong oleh letupan, kembali menerjang saat sebaran aura menekan aneh perlahan mereda.
"Bukankah sudah kubilang untuk diam…!" bentak Tiankong. Reflek mengayunkan Pedang Penghukum Neraka tergenggam pada tangan kanan, kearah dimana Patung Serigala Hitam, sedang menerjang.
*Baaaaammmm….!!!
Bilah berukuran raksasa Pedang Penghukum Neraka, seketika menyambut hujaman Sang Patung Serigala. Berbenturan keras dengan kepala makhluk aneh nan mengerikan tersebut.
"Grrrrr….!!!"
Mengerang sekali lagi, Serigala Hitam terdorong balik mundur kebelakang. Kini menghentikan langkah. Tak lagi coba kembali menyerang. Bertahan menatap tajam kearah Tiankong dengan raut wajah marah.
"ROOOAARR….!!!"
Berselang hanya sepersekian detik pasca Tiankong untuk pertama kalinya dalam sesi latihan mampu mendaratkan serangan pada salah satu lawannya, sebelum ia bahkan sempat coba memahami apa baru terjadi pada tubuhnya dari peristiwa letupan keras, suara raungan milik Patung Naga Hitam, kini ganti menggema dari arah atas.
"Kau juga…! Diam b******n…!" bentak Tiankong, kembali mengayunkan Pedang Penghukum Neraka dengan tangan kanan.
*Woooshhhh…!!!
*Bammmmm….!!!
Bilah pedang, kali ini beradu dengan ujung ekor berbentuk kepala gada Raksasa patung Naga Hitam.
Benturan keras, menggema keras saat tubuh Tiankong, kini tersentak mundur kebelakang. Sementara Patung Naga Hitam, hanya tertahan gerakannya. Mengepakkan dua sayap lebar penuh duri nan menyeramkan untuk menciptakan deru angin saat ia mempertahankan posisi melayang beberapa meter diatas kepala Tiankong.
Seperti patung Serigala, Naga Hitam tak lagi menyerang. Bertahan menatap tajam kearah dimana Tiankong berada.
"Hmmmm….! Apa yang terjadi?" gumam Tiankong. Menyadari pergerakan dua lawan telah terhenti, kini akhirnya bisa fokus coba merasakan lebih teliti perubahan pada tubuhnya.
"Terasa sangat menyegarkan! Sungguh prima!"
"Ohhh… Ini juga terasa lebih ringan sekarang!"
Menjadi pusat perhatian Tiankong, adalah bagaimana tubuhnya kini seolah mendapat kekuatan fisik lebih besar. Paling utama menarik minat Tuan Muda Pertama Klan Xiao, tentu saja ada pada beban berat Pedang Penghukum Neraka yang selama ini sangat mengganggu, terasa berkurang signifikan.
*Tappp…!!!
Tiankong masih hanyut pada pemikiran serta menikmati sensasi menyenangkan sedang ia rasakan pada tubuhnya yang menjadi segar dan prima saat sosok hijau mungil dengan kulit dominan hijau, tiba-tiba muncul dalam kelebatan bayangan mendarat ringan dihadapannya.
"Kau berhasil meningkatkan kualitas garis-garis Meridian! Kekuatan tubuh fisik, mencapai tahap selanjutnya!" gumam Sasi.
"Wahhh… Itu yang terjadi?" balas Tiankong, memasang wajah puas.
"Bagaimanapun juga, aku memang berbakat!" lanjut Tiankong. Segera menampilkan salah satu sifat dasarnya. Sombong.
"Ini baru 12 jam awal pelatihan bukan?"
Tuan Muda Pertama Klan Xiao, menutup kesombongan dengan bertanya kepada Sasi. Memasang senyum lebar.
"Ya, masih ada banyak waktu tersisa! Jadi, karena kau berhasil mencapai tahap selanjutnya, satu tingkat lebih tinggi, aku memutuskan untuk menaikkan intensitas pelatihan!" balas Sasi. Memasang raut wajah sepenuhnya datar. Tampak sama sekali tak terprovokasi oleh sikap serta kalimat sombong baru terlontar dari mulut Tiankong.
"Menaikkan intensitas pelatihan?"
Mendengar kalimat Sasi, segala raut sombong Tiankong, seketika lenyap. Berganti dengan kerutan pada kening. Entah kenapa tiba-tiba dihujam oleh perasaan buruk tertentu.
Pertanyaan Tiankong, nyatanya hanya berbalas kebisuan Sasi. Sang Goblin, membuat gerak isyarat tangan.
*Tapp…!!!
*Tappp…!!!
Bersama gerak isyarat Sasi, dua sosok tiba-tiba muncul entah dari mana memasuki ruang pelatihan.
Berwujud patung logam sama dengan makhluk Serigala dan Naga Hitam, membedakan adalah dua sosok baru hadir, memiliki bentuk manusia.
Satu sosok tampak sedang menampilkan ekpsresi serius. Tak henti memandang kearah Tiankong dengan sorot mengancam.
Sementara satu sosok patung logam manusia lain, memasang wajah ceria, tersenyum tipis menatap kearah Tiankong. Senyum tipis yang entah kenapa justru membuat bulu kuduk pada leher Tuan Muda Pertama Klan Xiao tersebut, segera berdiri. Udara dingin menerpa punggungnya.