Trick

1892 Words
Saat Mikail sibuk dengan wanitanya, Katarina sibuk mengurus dapur keluarga, dengan menjadwalkan agenda sebagai bangsawan, menyesuaikan dengan jadwal Mikail di militer. Bersama dengan Nenek Elina dan juga Natalia. “Yang Mulia, apakah ini tidak terlalu padat?” tanya Polina saat mereka keluar dari perpustakaan. “Anda sebagai mahasiswa kedokteran memiliki banyak kegiatan.” “Tidak apa, aku harus menghabiskan banyak waktu bersama Mikail.” BRAK! Seorang pelayan menjatuhkan lukisan ketika membersihkannya. Menyulut emosi Katarina, pelayan seperti ini harus didisiplinkan. “Apa kau bodoh atau bagaimana?! Jika ada orang lewat, seharusnya diam dulu!” “Ma-maafkan saya, Yang Mulia.” Pelayan itu turun dari tangga menghadap sang majikan yang masih menyalurkan kekesalahnnya. Memancing Olga dan datang kesana dengan tenang, meminta sang Duchess menghentikan. “Jangan sampai pelayan lain melihat dan memandang buruk pada anda.” Katarina sangat benci pelayan tua yang membenarkan Alaya saat itu. “Kau…. Jika bukan karena Nenek, aku sudah menyingkirkanmu. Lihat saja nanti, aku akan menyingkirkanmu dari sini.” Olga hanya menunduk tidak menjawab bersama pelayan lain. Memang selalu seperti itu, tapi nyatanya Katarina dibicarakan dibelakang. Ibu mertuanya sempat meminta Katarina untuk lebih tenang dan baik pada pelayan. Tapi selain kesal pada mereka yang over pada Alaya, Katarina juga ingin mendisiplinkan mereka. Kali ini, Katarina tidak akan kalah. Jika bukan karena ancaman pada keluarganya, dia tidak mau merendahkan diri. sekarang, punggungnya tegak saat melihat kepulangan mobil Mikail, matanya menatap tajam dan napasnya teratur. “Yang Mulia….,” panggil Polina khawatir. “Kita tunggu saja gaun anda dikamar, jangan di halaman seperti ini.” “Tidak apa, aku siap menghadapi mereka.” dengan mata menatap tajam pada Alaya yang keluar dari mobil dengan senyuman menghiasi wajah, dan tangan Mikail yang melingkar di pinggangnya. Alaya melihat keberadaan Katarina, membuatnya menarik sang Duke untuk berjalan menjauh. “Aku sudah mengatur ulang jadwal dengan para bangsawan, yang disesuaikan dengan latihan militermu, Yang Mulia,” ucap Katarina menghentikan langkah keduanya. Kemudian melanjutkan, “Dan lusa malam, Nenek mengadakan pesta bersama teman-temannya. Kau akan datang bersamaku.” “Kau tidak bisa megkonfirmasikan kehadiranku sebelum aku menyetujui jadwal itu.” Mikail mendekat dengan Alaya yang menempel di tangannya. “Minta pelayan membawakannya ke pondok dibelakang.” “Terlambat, teman Nenek sudah tahu kau akan datang.” “Aku memiliki kegiatan lain.” “Bersama dia?” tatapan Katarina beralih pada Alaya yang setengah tubuhnya bersembunyi di belakang Mikail sambil menunduk. “Yang Mulia….,” panggil si pirang itu. “Kau menakutinya, berhenti menatap kekasihku seperti itu.” “Aku ingin meminta pengertiannya. Dia pasti tidak ingin mengecewakan Nenek bukan? dia majikanmu, Alaya.” “Katarina…” “Tidak apa, Yang Mulia,” ucap Alaya memotong. “Anda bisa hadir disana, saya akan menunggu di pondok saja.” “Oh kau juga akan ikut, Alaya. Nenek bilang kau pandai membuat teh herbal. Itu hanya acara makan malam dan pesta kecil para orangtua, kau juga akan hadir disana.” Katarina masih berucap dengan datar. “Ada apa? Apa sesuatu membuatmu khawatir?” “Saya… hanya…,” ucapannya terdengar ragu dan penuh ketakutan. “Takut iika… anda menggunakan obat… perangsang lagi untuk Duke.” “Alaya… kupikir kita sudah sepakat tidak membahas ini?” Mikail mengusap rambut pirang itu. “Kubilang itu diluar kendaliku.” Katarina tersenyum kecil menahan amarah yang bergejolak. “Lagipula sekuat apapun obatnya jika Mikail tidak tertarik padaku, maka harusnya dia tidak meniduriku sampai berkali-kali bukan? Jadi jangan khawatir, aku hanya melakukan uji coba terhadap obat dari Perusahaan yang mengajak Zhukov kerjasama.” “Hentikan, Katarina. Apa kau tidak malu?” “Kenaa harus malu? Hubungan badan kita itu sah dimata Tuhan. Kewajibanku melayani suami, kenapa harus malu?” Katarina menyindir. “Ah, gaunku untuk lusa sudah tiba. Silahkan kalian melanjutkan hubungan…. Yang rumit. Aku permisi dulu.” Mengibaskan rambut saat berbalik. Meskipun Katarina menjauh, dia dapat mendengar pembicaraan dua orang itu. “Yang Mulia….” “Tidak, Alaya, aku tidak akan pernah jatuh cinta pada wanita sombong sepertinya.” “Bibi Olga bilang dia memperlakukan pelayan dengan buruk selama kita tidak disini.” *** The Grand Winter Tea Soirée, jamuan minum teh Nenek Elina bersama dengan teman-temannya. Katarina hadir disana bersama Mikail, ikut mengobrol mengikuti topik pembicaraan. Bukan tanpa alasan mereka turut hadir, Nenek Elina tentu ingin keluarga Zhukov memiliki reputasi bagus, dimulai dari Duke dan Duchess of Tver yang harmonis. Katarina duduk berdekatan dengan Mikail, sesekali bermanja dengan rapi dan elegant. “Anda sangat beruntung memiliki istri secerdas dan secantik Duchess Katarina, Yang Mulia.” “Anda terlalu banyak memujinya, Nyonya. Istri saya akan besar kepala,” ucap Mikail tampak bercanda. “Itu faktanya, Duchess of Tver kami sangatlah luar biasa,” ucap yang lainnya. “Dan sepertinya istriku mulai mengantuk.” Mikail mengatakan itu saat melihat Alaya datang untuk mengisi ulang teh. Sedari tadi dia menatap tajam dan cemberut terus. Sementara Katarina memanfaatkan kesempatan ini. “Maafkan, pengantin baru memang selalu tidur lebih awal.” “Tapi tidak seru jika anda meninggalkan tempat ini sebelum melakukan tarian Valzer d'Inverno.” Mereka semua membujuk, yang akhirnya disanggupi oleh pasangan itu. “Baiklah. Dan kau tolong tetap disini ya, aku khawatir memerlukan teh lagi setelah menari,” ucap Katarina pada Alaya. Membuat Mikail memasang wajah datar dengan kening berkerut saat alunan music lembut mulai terdengar. “Pasang wajah bahagiamu jika tidak mau Nenek sedih, Mikail,” bisik Katarina. “Ini tarian Winter Waltz, yang penuh kebahagiaan.” Mikail balas berbisik, “Berhenti membuat kekasihku kesal.” “Kenapa memangnya? Ini yang dilakukan oleh pasangan suami istri.” Katarina melanjutkan tarian, sesekali memejamkan mata ingin memperlihatkan pada Alaya betapa terhormatnya dia sebagai istri sah dan juga seorang Duchess. Mereka menguasai ruangan, ditatap oleh para bangsawan tua yang memuji betapa manisnya pasangan itu. Begitu music berhenti, tarian pun berhenti. Keadaan seolah mendukung Katarina sekarang, mereka berhenti tepat dibawah mistletoe. “Ya ampun, Tuhan tahu kalian pasangan yang masih menggebu. Silahkan nikmati ciumannya, Duke dan Duchess.” Kedua tangan Katarina masih melingkar di leher Mikail, mereka bertatapan sambil mengatur nafas, mereka diharuskan untuk saling berciuman sebagai simbol keberuntungan dan harmoni dalam hubungan. Tradisi ini sudah lama menjadi bagian dari pesta, dan pasangan yang tidak mengikuti dianggap membawa nasib buruk. “Kau ingin tetap dalam posisi ini?” tanya Katarina. “Aku tidak mau menciummu lebih dulu.” Menyulut rasa kesal Mikail, yang akhirnya menunduk memberikan ciuman yang kasar hingga Katarina kewalahan dan membuka mulutnya, hingga Mikail bisa merasakan lidah manis Katarina. Memori malam bersama Katarina tiba-tiba berputar di otaknya, hingga Mikail ingin sekali menjejalkan seluruh lidah ke dalam mulut istrinya, membuatnya tidak berdaya hingga… “Ahhhh… shhh!” Katarina mendesah saat tidak bisa menahannya lagi. “Oh astaga, hentikan kalian!” Nenek Elina tertawa. “Maafkan pasangan baru itu ya.” “Sepertinya kalian benar-benar butuh kamar, terima kasih atas tariannya, Yang Mulia,” ucap yang lainnya menggoda hingga membuat Katarina hanya tersenyum malu-malu. Diliriknya Alaya yang tampak menatap dengan tajam dan menahan tangisan. *** “Dia juga akan ikut denganmu, Yang Mulia? Ke kamp militer?” “Itu sebuah keharusan seorang istri mengantarkan suaminya ke kamp militer, Alaya. Semua orang akan curiga jika dia tidak melakukan itu.” “Hiks… kenapa semuanya begini?” suara Alaya terdengar lirih. “Kau yang memintaku tetap bertahan menjadi Duke dan menikahi wanita lain daripada aku lepas gelar ini dan lari bersama denganmu.” “Iya… Hiks… tapi aku tidak menduga akan seperti ini, Yang Mulia. Dia menghabiskan banyak waktu bersama denganmu.” Percakapan itu membuat Katarina yang hendak ke kamarnya tersenyum. “Dengar, Polina? Dia punya kekhawatirannya yang besar, mudah bagiku untuk mendapatkan Mikail.” “Saya tidak suka bagaimana Duke merendahkan anda, Yang Mulia.” Senyuman Katarina berubah jadi sendu, terlebih saat pintu tertutup dan Polina mulai membantu Katarina mengganti pakaian. “Dia membuat anda bersujud, para pelayan membicarakan anda, menyulut emosi anda. Bagaimana kalau focus saja pada mimpi anda yang lainnya, Yang Mulia?” “Apa yang membuatmu berhenti, Polina? Sebelumnya kau mendukungku?” “Para pelayan membicarakan anda, saya khawatir…. Mereka menyebarkan hal yang tidak-tidak dan sampai keluar istana.” “Lalu, apa lagi yang kau dengar?” Polina masih focus membersihkan kaki Katarina. “Jawab, Polina.” “Keluarga Zhukov yang lain, mereka sepertinya ada di pihak Alaya.” Roman, Ayahnya Mikail, memiliki 3 saudara, Yaroslav: Ayahnya Yulia, Zoya: Ibunya Ivan sang dosen, dan satu lagi Galina yang katanya memiliki ibu berbeda dengan ketiga kakaknya. “Mungkin Bibi Galina tidak, dia bahkan tidak datang dihari pernikahanku.” “Yang Mulia…. Nyonya Galina bahkan tidak diaggap di keluarga Zhukov. Sepupu Tuan Mikail hampir semuanya menyukai Alaya, baik sebagai teman ataupun wanita.” “Kau tidak penasaran dukun mana yang dia pakai?” “Yang Mulia…” Katarina terkekeh. “Tidak bisa, sudah terlanjur aku dianggap rendah olehnya, Polina. Jangan khawatir, aku hanya akan seperti itu di depannya saja.” “Tapi, Yang Mulia….” “Dukung aku, Polina. Aku… masih mencintainya,” ucapnya sambil menertawakan diri sendiri. Zvezda’s Honor March, istilah untuk seorang istri mengantarkan suaminya kembali ke kamp militer. Nantinya Katarina akan tinggal selama beberapa hari di Dom Komandira atau rumah petinggi militer. Bukan hanya Katarina, istri petinggi lain juga akan tinggal di Dom Komandira. Mereka akan mengadakan Jamuan Kehormatan Militer yang diselenggarakan oleh para petinggi militer dan istri mereka untuk menyambut pasangan baru. Acara ini memperkenalkan istri dari perwira baru kepada lingkungan militer dan keluarga lainnya. Ini adalah acara sosial penting di mana para istri petinggi saling bertemu, berbincang, dan membangun jaringan. Mikail harus kembali ke kamp militer, mungkin hanya pulang di akhir pekan saja. Kesempatan bagi Katarina, sebab hanya dia yang bisa datang ke Dom Komandaria, kecuali Alaya datang sebagai pelayan, Hahahaha. Katarina tidak bisa berhenti tersenyum saat hari itu datang. Dia dan Mikail hanya akan berdua di dalam mobil. Nenek dan Ibu mertuanya mengantarkan sampai halaman. “Kau membawa buku pelajaranmu bukan? seminggu disana akan lama, Katarina. Jangan sampai kau ketinggalan Pelajaran.” “Tenang saja, Ibu. Aku mampu mengejar,” ucap Katarina percaya diri. Diliriknya Mikail yang sedang memeluk Alaya, menjijikan! Sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil dan melaju pergi. “Jangan bermimpi apapun.” Katarina menaikan alisnya, baru juga dia naik mobil? “Apa aku terlihat sedang tidur, Yang Mulia?” “Cintamu itu, aku tidak tertarik.” Katarina terkekeh, akhirnya dia paham. “Dia memberitahumu? Tidakkah kau paham sekarang? Dia masuk ke kamarku tanpa izin, membuka buku catatanku dan berakting jatuh.” “Jangan mengharapkan apapun, dan tetaplah berada di tempatmu jika tidak mau dikembalikan. Jika sampai kau melakukan hal licik lagi, aku akan…..” Belum selesai Mikail bicara, Katarina tiba-tiba membuka pakaiannya, membuat pria itu panik. “Apa yang kau lakukan?” “Karena kau tidak tertarik denganku, maka tidak masalah aku membuka pakaian bukan? Ini sedikit gerah.” Mikail membulatkan mata saat Katarina hanya memakai gaun dalaman saja, persis seperti malam itu. “Pakai kembali bajumu, Katarina.” “Tidak mau, aku merasa gerah. Kau tidak perlu khawatir terangsang, kau tidak tertarik padaku bukan?” Katarina dengan santainya memundurkan kursi. “Ahhh… nikmatnya…” mengangkat sedikit gaun hingga pahanya terlihat. “Masih ada bekas kissmark yang kau berikan. Lihat, bagian dalam pahaku juga masih ada- Astaga! Mikail! Lihat jalanan!” Mobil oleg, hampir saja bertabrakan dengan truk karena keluar jalur. Mikail menarik napasnya dalam. “Berhenti melakukan hal aneh.” “Tidak aneh, pahaku gatal. Ini normal.” Sambil membiarkan gaun semakin terangkat ke atas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD