Fely dkk sedang asyik menyantap makanan mereka saat jam istirahat. Tiba-tiba ada guyuran air dikepala Fely. Dengan keras Fely menggebrak meja dan bangkit berdiri dan melihat ternyata Jennie yang menyiramnya.
"Anjing!" ucap Fely cukup keras sehingga kini semua menoleh kearahnya dan juga Jennie. Termasuk Barra dkk yang berada dikantin juga.
"Mau lo apa setan?" tanya Fely dengan penuh emosi. Bahkan, teman-temannya ikut berdiri sekarang.
"Itu pelajaran buat lo yang ga punya etika sama kakak kelas" Jawab Jennie.
"Najis lo, gila hormat banget!".
Thalia, dan juga Sekar menahan Kai, Febri, Nindi dan juga Clarin untuk tidak ikut campur dalam urusan Fely dan juga Jennie. Pertengkaran antara Jennie dan juga Fely ternyata direkam oleh salah satu orang siswa yang menontoni adu mulut antara Fely dan juga Jennie.
"Bukan gue yang gila hormat, tapi lo ya ga tau sopan santun!!".
Fely mendecih. Ia tersenyum miring meremehkan Jennie membuat Jennie semakin marah pada Fely. Karna, bagi Jennie, Fely adalah adik kelasnya. Otomatis, dalam usia juga Jennie yang lebih tua dari Fely.
"Berani lo sama kita?" tanya Thalia yang sedari tadi menahan Clarin dan juga Nindi.
"Heh, lo bilang jangan ikut campur" ucap Nindi.
"Heh, cabe! Dengerin gue baik-baik ya, gue ga akan pernah mau hormat sama lo! Lo siapa mau amat dapet hormat dari gue hah?". Jennie menganga mendengar ucapan dari Fely padanya.
"Dan lo berdua, mau aja jadi kacung dia" Lanjut Fely dengan menunjuk wajah Thalia dan juga Sekar.
Jennie yang kesal mendengar perkataan dari Fely, ia melayangkan satu tamparan untuk Fely. Fely yang tidak terima menampar balik Jennie, bahkan sampai berkali-kali.
PLAKK
Satu tamparan melayang dipipi kiri mulus Fely. Menyisakan tanda merah disana. Fely memegangi pipinya yang mulai memanas. Tapi, dalam hitungan detik Fely melayangkan tamparan pada Jennie.
"Setan!" Umpat Fely.
PLAKK
Satu tamparan tepat mengenai pipi kanan Jennie. Bahkan lebih keras dari apa yang Jennie lakukan pada Fely. Jennie memegangi pipinya itu.
"Itu buat lo yang udah kurang ajar sama gue!" ucap Fely.
PLAKK
Satu tamparan lagi mendarat dipipi kiri Jennie. Membuat Jennie kembali meringis kesakitan karna ulah Fely lagi.
"Dan itu buat lo sadar, kalo lo mau dihargain lo harus hargain orang lain juga!!.
Dibelakang, Clarin dan Nindi menahan tangan Thalia agar Thalia tidak membantu Jennie. Sedangkan Febri dan Kai menahan Sekar yang sedari tadi ingin ikut campur untuk melawan Fely.
Tidak cukup dengan dua tamparan, Fely mengambil segelas boba brown sugar miliknya, lalu ia siramkan tepat diwajah Jennie yang masih merah karna ulahnya.
"Anjing" umpat Jennie.
"Itu buat bales lo yang udah siram gue!!' setelah berkata seperti itu, Fely meninggalkan kantin dan menyuruh teman-temannya untuk melepaskan Sekar dan juga Thalia.
"Lepasin dua kacung itu" ucap Fely yang langsung dituruti keempat temannya.
"Lo gapapa Jen?" tanya Sekar yang sudah merangkul Jennie.
Sejak awal Fely masuk kesekolah ini, memang Jennie kurang menyukai Fely. Bahkan sangat membenci Fely. Karna, banyak sekali lelaki yang mengejar-ngejar Fely. Bahkan lelaki yang Jennie suka yaitu Nichol, malah memacari Fely, walau keduanya sudah putus sekarang.
Jadi, saat terlibat masalah dengan Fely, Jennie begitu marahnya. Dan tidak menganggap kalau masalah yang dihadapi itu masalah yang sepela. Jennie ingin membalaskan dendamnya pada Fely.
***
Fely pergi ke rooftop atas permintaan Barra. Tentu saja dengan segala alibi agar Fely bisa pergi dari teman-temannya yang selalu bertanya kemana Fely pergi. Karna sudah hampir satu bulan ini Fely sering sekali tidak mengabiskan waktu istirahat bersama teman-temannya.
Satu hal yang Fely lakukan saat ia sampai di rooftop, yaitu mengunci pintu agar tidak ada yang masuk kesini lagi dan melihat Fely sedang berduaan saja dengan Barra. Setelah dipastikan aman, Fely mengahampiri Barra yang tengah duduk disofa. Fely juga langsung duduk disamping lelaki itu yang baru selesai merokok.
Ya, memang Barra perokok aktif. Hanya saja Barra bisa menahannya jika dirumah. Fely tentu saja mengetahuinya. Tapi, Fely tidak berani mengadu pada ibu dan ayah mertuanya tentang kelakuan anaknya ini. Bagi Fely, selama Barra tidak terjerumus ke hal yang bisa sangat merugikan, itu masih wajar-wajar saja.
"Masih sakit pipinya?" tanya Barra.
Beruntung Fely akan latihan dance sekarang. Baju seragamnya yang basah kini sudah berganti dengan hotpants dan juga t-sirt crop warna putih. Sehingga membuat Barra ingin mengomentari penampilan Fely yang cukup terbuka ini.
"Ngga" jawab Fely sekenannya.
"Bisa ga kalo latihan bajunya yang aga beneran dikit?" tanya Barra yang berhasil membuat Fely menoleh padanya.
"Apanya yang salah?" tany Fely.
"Ga sekalian aja lo ga usah pake celana?" Sindir Barra karna Fely memakai hotpants yang sangat pendek sekali, paha putih dan mulus Fely sangat terekspos sekali.
"Apa sih Barra, biasa aja juga" jawab Fely.
"Biasa pala lo. Liat tuh paha, sekali lo duduk keliatan banget". Barra menoyor kepala Fely pelan.
"Lo takut cowok-cowok disini kegoda ya sama gue? Kan lo juga sering ngajakin gue main dikamar" ucap Fely yang kini semakin mendekatkan diri untuk mengerjai Barra. Sedangkan Barra berusaha sekuat tenaga agar tidak masuk kedalam perangkap Fely. Permasalahannya ini disekolah, jangan sampai Barra lepas kontrol begitu saja.
"Fel apaan sih" Barra yang mulai risih karna Fely kini sudah memeluk tubuhnya dengan erat.
"Gue mau peluk suami gue sendiri emang salah, hmm?" tanya Fely dengan nada menggoda.
"Ini disekolah Fely". Barra berusaha melepaskan pelukan Fely. Tapi, Fely tidak membiarkan itu semua terjadi. Yang ada, kini ia mulai menciumi leher Barra. Munafik jika Barra tidak tergoda sekarang. Persetan sedang dimana mereka sekarang. Barra kini menindih Fely dengan satu gerakan saja.
"Salah lo godain gue" ucap Barra yang sekarang langsung melumat bibir Fely dengan ganas. Fely sedikit kewalahan sekarang. Niatnya mengerjai Barra, justru malah menjadi peluru bagi dirinya sendiri.
Fely berusaha melepaskan diri dari Barra. Ia masih waras sekarang. Ini masih disekolah, tidak mungkin jika ia dan Barra melakukannya disini. Belum lagi cuaca yang sedang panas. Bisa-bisa dirinya terbakar jika harus membuka semua bajunya demi melayani nafsu Barra yang sengaja ia pancing sendiri.
"Barra, ini disekolah" ucap Fely yang berhasil melepaskan ciumannya dengan Barra. Sedangkan Barra sedikit mengangkat wajahnya agar mata mereka bisa bertemu.
"Lo duluan yang mancing gue" jawab Barra tanpa ada niatan sedikitpun untuk menjauhkan tubuhnya diatas tubuh Fely.
"I.. iya maaf. Lepasin ah, gue mau latihan" jawab Fely.
Beruntung, Barra tidak segila apa yang difikirkan Fely. Barra mulai membernarkan posisinya dengan Fely menjadi duduk. Fely sedikit bernafas lega sekarang.
"Makanya, jangan coba-coba jailin gue" ucap Barra.
"Lo mau ngapain sih bawa gue keisini?" tanya Fely mengalihkan pembicaraan.
"Gue mau mastiin lo kenapa-napa ngga nya".
"Gue ga papa. Tamparan gitu doang juga" jawab Fely santai.
"Gue fikir, berantemnya cewek itu jambak-jambakan rambut". Fely menoleh kearah suaminya itu.
"Cih, najis alay" ucapnya.
"Gue bakal lakuin hal yang sama, kalo sampe gue liat lo sama si Jihan masih deket".
"Gue ga de-"
"Terserah. Menurut lo, lo ga deket sama dia. Lo buta atau gimana sih Bar? Jelas-jelas dia itu suka sama lo. Dia mau jadi cewek lo. Dia suka cari cara buat deketin lo, perhatian lo, dan semuanya deh" cerocos Fely.
Barra memejamkan matanya. Perasaan ia mengajak Fely kesini itu hanya untuk menanyakan kondisi gadis itu. Kenapa sekarang Fely malah membahas Jihan?. Apa hubungannya Jihan dengan pertengkaran Fely dan Jennie tadi?.
"Ko lo malah bahas itu sih?" tanya Barra.
"Oh ngga, gue cuman kasih peringatan aja sama lo. Kan sekarang lo udah tau gimana gue kalo berantem". Barra menggelengkan kepalanya. Memang ajaib Fely ini. Jika dirumah saja ia sangat manja, tapi apa sekarang? Cara gadis itu menyelesaikan sebuah masalah benar-benar diluar ekspektasi Barra selama ini.
"Iya iya" jawab Barra agar pembahasan ini selesai.
"Inget, kakinya belum sembuh bener. Ganti koreo yang bikin kaki lo sakit kemarin. Jangan terlalu over dance nya. Sampe kaki lo sakit lagi, awas lo" lanjut Barra yang mendapat anggukan dari Fely.
"Kalo lo sama temen-temen lo mau liat juga keruangan aja" jawab Fely yang membebaskan Barra dan teman-temannya untuk menyaksikan anak dance latihan kali ini.
"Ntar si Kamal gangguin lo lagi ga papa?" tanya Barra.
"Oh iya ya. Ya udah, jangan aja" jawab Fely yang tidak bisa membayangkan bagaimana jika Kamal melihatnya. Fely tidak bisa membayangkan jika Kamal sudah menganggunya.
Barra terkekeh. Jika diingat bagaimana usaha Kamal akhir-akhir ini dalam mendapatkan cinta Fely sungguh ingin sekali ia mengatakan jika usaha sahabatnya itu akan sia-sia. Karna, Fely sudah sah menjadi miliknya dimata agama dan negara.
"Udah ah, gue harus latihan ini" ucap Fely yang kini sudah bangkit berdiri, tapi tangannya ditahan oleh Barra.
"Heh, emang gue izinin ya?" tanya Barra.
"Barra gue ini leader nya loh, masa gue kasih contoh yang ga baik buat anggota gue?" tanya Fely balik.
Cup
Sebuah ciuman mendarat dipipi kiri Fely. Sontak wajah Fely memerah kali ini. Ntah kenapa, jika Barra memberikan kecupan dipipinya, Fely selalu salah tingkah sendiri.
"Biar ga kerasa lagi tamparan yang tadi" ucap Barra lembut.
"Udah, jangan salah tingkah gitu, kaya yang belum pernah aja" lanjut Barra karna Fely yang tidak bergeming sampai sekarang.
"Bisa ga sih Bar kalo mau ci-"
Cup
Sebuah ciuman kembali mendarat tapi kini tepat dibibir Fely. Ya, hanya menempelkan sebentar saja. Barra hanya ingin membuat Fely berhenti bicara saja kali ini. Karna Fely sendiri yang berkata jika ingin latihan.
"Udah, sono latihan, inget jangan over" setelah mendengar itu, Fely sedikit lari meninggalkan Barra yang melihat punggungnya yang semakin jauh meninggalkan Barra.
"Fely, Fely. Ada-ada aja kelakuannya" gumam Barra.
***
Sebenarnya Barra tidak ingin berada disini, diruangan dance melihat Fely dan lainnya latihan. Tapi, karna teman-temannya berada disini jadi Barra ikut saja. Sekalian memastikan Fely baik-baik saja atau tidak.
Kamal dan Luthfi meniru gerakan anggota dance dengan kocak. Sehingga membuat Barra dkk tertawa melihat tingkah konyol dua lelaki ini. Beruntung, gerakan Kamal dan Luthfi tidak mengganggu konsentrasi anggota dance sekarang.
Saat latihan sudah selesai, Barra dkk dengan lantang menghampiri Fely dkk yang duduk berlima. Sontak kelima gadis itu menoleh pada ketujuh lelaki yang kini sudah duduk didekat mereka. Beruntung, Barra dengan segera duduk disamping Fely sebelum Kamal duduk disana.
"Fel, gue bisa join ga?" tanya Luthfi pada Fely.
"Boleh, asal lo bisa imbangin kita" jawab Fely.
"Eh jangan salah, kita udah ikutin gerakan kalian tadi" sahut Kamal.
"Tapi, ga bener" ucap Vino sambil tertawa.
"Lo pada, kalo mau gangguin aja mendingan cabut" ucap Kai pada semua lelaki yang ada disana.
"Eh serius loh kalo mau masuk emang boleh Fel?". Tanya Kamal.
Sepertinya kali ini Kamal berbicara serius padanya. Tidak modus seperti yang sudah-sudah.
"Ya gue sih open buat cewek cowok" jawab Fely.
"Ya udah gue masuk ya?" Tanya Kamal lagi.
"Enak aja. Gue ada seleksi juga kali" jawab Fely.
"Yaudah semuanya aja daftar" ceplos Haykal.
"Ga, mau gue" bantah Barra.
"Ya udah sih, kan aman kalo lo ga ikut. Jadi, gue bisa jadi paling ganteng disini" ucap Kamal.
"Ah, yang ada lo recokin semuanya" ucap Nindi yang tidak yakin pada ucapan Kamal.
"Yaelah, gue buktiin aja sekarang" jawab Kamal menantang.
"Udah, udah. Lo fokus aja di basket" ucap Barra lagi.
"Bener tuh, nanti aja kalo gue nemu koreo yang pas buat dipasangin" ucap Fely lagi.
Memang Fely berencana untuk menambah personil lelaki. Tapi, menunggu kompetisi yang sekarang selesai. Karna Fely ingin menambah warna baru di dance Palm High School ini.
Perbincangan tidak berakhir sampai anggota dance latihan untuk kedua kalinya. Dan Barra dkk memilih untuk bolos jam pelajaran hari ini. Kekompakan anggota dance sangat sayang untuk dilewatkan. Maka, mereka memilih untuk bolos saja. Karna memang mereka sudah lama tidak bolos jam pelajaran.
***
TBC.
I hope you like the story
Don't forget to vote and comment
See you in the next part