Mila menatap Randy yang tengah menikmati sarapan paginya. Pagi ini, di meja makan itu sudah ada tiga orang yang duduk disana. Biasanya ruang makan itu selalu kosong, karena Mila harus berangkat pagi-pagi sekali dan Randy memilih untuk sarapan di kantin sekolahnya. Tapi berkat Rayana, kini Randy bisa menikmati sarapan paginya dengan senyuman yang sejak tadi terukir di wajahnya. Apalagi saat bocah tengil itu mengingat bagaimana dirinya sudah berhasil membohongi Rayana pagi tadi. “Sayang, kenapa dari tadi Mama lihat kamu senyum-senyum gitu? apa yang membuat kamu begitu bahagia pagi ini? apa karena kita bisa sarapan bersama pagi ini?” “Ran, Mama minta maaf, kalau Mama selalu sibuk selama ini. Tapi kamu tau, Mama harus bekerja keras agar perusahaan peninggalan papa kamu tidak hancur.” “Ma