“Hebat ya baru pulang jam segini? Senang dinner sama perempuan murahan itu?” Pulang-pulang Azka sudah disemprot oleh Rena. Berdiri di depan pintu melipatkan tangan di d**a. Sorotan mata tajam menyoroti sang suami yang mendesah pelan. “Marahnya jangan di sini! Malu didengar tetangga.” Azka mendorong Rena masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu. “Kamu sebenarnya anggap aku apa sih, Mas? Aku sudah bilang jangan pergi temui perempuan murahan itu, tapi kenapa kamu selalu pergi temui dia? Dia bukan perempuan bener. Kurang bukti apalagi sih, Mas?” Rena menjerit kesal. Lantas membuat situasi Azka semakin memanas. Dinner tak sesuai keinginan, pulang malah mendapat amukan dari sang istri. Benar-benar hari yang menyebalkan. “Ren, cukup! Aku pusing. Besok aku akan membawamu jalan-jalan. Oke!”