Padahal hanya membual saja demi membuat Rena ketar-ketir, tapi Azka malah datang menemui Iza. Memanfaatkan momen untuk bisa mencairkan situasi yang tegang dan dinginnya hati sang mantan. “Ngapain kamu ke sini?” Sinis terdengar suara dari bibir merah muda dengan polesan lips balm, begitu juga dengan lirikan bola mata cokelat tanpa soflen itu. Lantas Azka mengantongi kedua tangan dengan santai. “Menjemput kamu. Katanya mau dinner sama aku.” Sengaja Azka mengulang kembali apa yang telah diucapkan Iza di hadapan Rena. Tentu dia tau kalimat itu untuk membuat istrinya kesal, tapi apa salahnya jika sekalian memanfaatkannya. “Itu dipercaya. Aku sama sekali gak serius.” Iza memutar bola matanya. “Oh benarkah? Bukankah seorang perempuan berhijab dilarang berdusta?” ejek Azka memancing. “Jangan