Suara terakhir yang Ita dengar adalah tangisan sebelum hilang sepenuhnya oleh dengungan hebat. Lalu semakin lama dengungan itu melambat hingga berubah menjadi detak. Ita berpikir itu suara detak jantungnya yang kian menjauh. Namun, Semakin lama ada suara lain yang tertangkap indera pendengarnya. Sejurus dengan itu indera perasanya merasakan sentuhan hangat dan lembut. Seperti sedang digenggam oleh seseorang. Merasa kesadarannya semakin dekat. Perlahan Ita membuka mata. Hal pertama yang ia lihat adalah cahaya putih. Kemudian beralih ke seorang paruh baya yang Ita kenal. "Pa, Ita udah sadar." "Syukurlah." "Cepet panggil dokter Pa." "Oh iya. Tunggu sebentar." Percakapan singkat itu memulihkan ingatan Ita tentang identitas dua paruh baya ini. Mereka Ria dan Haris. Orang tua kandung Ita