Sebelumnya aku melihat sosok Damar Kusuma Prawira ini sebagai sosok titisan Elsa yang sangat tidak bersahabat dan membuatku segan padanya, namun sekarang aku melupakan akan hal itu dan menggeretnya begitu saja masuk ke dalam rumah. Di rumah aku mengira akan menemukan Bunda yang masih terpuruk di kamar seperti tadi pagi, meratapi Ayah yang tidak lagi memiliki penyesalan atau kesadaran atas kesalahan yang sudah dia lakukan. Biasanya hanya sebuah teguran ringan atau sarkas dari Bunda saja maka Ayah akan meminta maaf, tapi sekarang Ayah yang tengah tergila-gila dengan selakangan daun muda dan fakta jika dia memiliki anak laki-laki meski sebenarnya lebih cocok jika menjadi cucu Ayahku, membuatnya sama sekali tidak peduli dengan apapun termasuk Bunda bahkan dengan ringannya dia melayangkan tang