Bagian 7

1404 Words
Enam bulan kemudian.... Pram layaknya keluarga bahagia, bagaimana tidak!!! Lia baru saja melahirkan jagoan kecilnya bernama El Barraq Antonio. "Makasih sudah memberikanku jagoan kecil yang tampan seperti daddynya..." ucap Pram sambil menggenggam tangan Lia. Bodoh itu anak El bukan anakmu Pram!!! Ujar Lia dalam hati. "Ia sayang sama-sama..." balas Lia. Di luar sana El tengah berdiri di ambang pintu. Ia tersenyum licik, p*****r kecil itu harus menanggung akibatnya. Dan Pram lihat lah El akan buat dia menyesal seumur hidup, karena menyia-nyiakan Madya. ******** Tiga bulan Pram tidak pulang ke rumah Madya. Apa ia melupakan istri pertamanya itu!??? Atau bagaimana??? Yang jelas Pram tidak bersama Madya di sini. Madya pov Sendirian di rumah tanpa adanya Pram dan anak-anak membuatku seperti janda kembang. Aku lelah memikirkan nasibku yang seperti ini. Biarlah mengalir apa adanya. Pram ah sudahlah,aku tetap mencintainya sampai akhir hayatku. Pram apa dia tidak memikirkanku??? Tidakkah dia pulang kerumah. Buat apa dia menikahiku jika akhirnya seperti ini!!!. Author pov Pram keluar dari ruang inap Lia. Ia akan ke kantin sebentar untuk mengganjal perutnya yang sudah mendemo meminta makan. Pram teringat Madya di rumah, sudah tiga bulan ia tak bersama istri pertamanya itu, sejak ia menarik dan memarahi Madya. Ia meraba dadanya disana masih adakah rasa untuk istri pertamanya itu! Ia rasa masih ada tapi sedikit. El baru saja datang ke rumah sakit ia langsung menuju ruang inap Lia. Disana Lia tengah menyusui Barraq anak mereka. "Hey jagoan papah yang tampan..." sapa El sambil membawa beberapa peralatan bayi. "El ngapain kesini?Udah sana pergi! Usir Lia sambil melihat ke belakang pintu. "Aku hanya ingin melihat jagoanku sayang..." jawab El sambil meletakan barang-barang ke sofa. Setelah itu El duduk di kasur samping Lia. Barraq memang mirip seperti El. "Dia bukan anakmu tapi anaknya Pram!!" Elak Lia. ''Cihh,..." El menatap rendah Lia. "Apa kamu lupa??? kamu sendiri yang meminta di hamili, karena kamu gak sudi hamil anak Pram!! Huh!!! "  El berdiri menegakan tubuh jenjangnya. "Baiklah, aku pulang dulu!! Hari ini aku ada kencan dengan bidadari cantikku bye!!" Ucap El sambil berlalu pergi. Pram baru saja selesai makan, dengan cepat ia pergi ke ruang istri dan anaknya berada. Perasaan Pram ada yang aneh tapi apa???entahlah!! Dengan pelan Pram membuka pintu itu. Disana istri dan anaknya tengah tidur nyenyak. Pram hanya tersenyum. Ia masuk ke kamar itu dan naik ke atas kasur dengan pelan ia meletakan tubuhnya di samping Lia dan memeluk wanitanya itu pelan. ***** Seminggu sudah Lia di rawat dan sekarang ia dan anaknya di perbolehkan pulang.  Lia tengah menggendong Barraq sedangkan Pram mengangkat koper dan juga tas bayi. "Yuk sayang...'' ajak Pram sambil menuntun istri mungilnya. Lia hanya mengangguk sambil berjalan pelan. Sepanjang jalan Lia terus melihat putra kecilnya. Jika di lihat secara teliti, bayi itu mirip sekali dengan El bukan dengan Pram. Tapi Pram tidak sadar akan hal itu jadi Lia tenang -tenang saja. "pram???" Panggil Lia lembut. "iya sayang kenapa hm???" Jawab Pram sambil mengemudi. "Kapan kamu menceraikan Madya, aku ingin kamu pisah dengannya..." tanya Lia Pram nampak berfikir sejenak, apa dia harus menceraikan Madya atau tidak. Entahlah yang jelas ia tak mau memikirkan itu. ****** Pram benar-benar menikmati hidupnya setelah Barraq hadir di tengah-tengah keluarga kecil mereka. Lia nampak melipat pakaian Barraq sedangkan Pram tengah menggendong jagoan mungilnya di dekat jendela besar. Lia sedari tadi tersenyum bahagia karena Pram begitu sayang dengan Barraq. Apa Lia benar-benar mencintai Pram secara seutuhnya??? Mungkin ia. Lia pikir,ia tidak akan mengambil harta dan membuang suaminya. Melainkan Lia akan mempertahankan Pram di sisinya dan menyuruh dirinya untuk bercerai dengan Madya. Kali ini Lia benar-benar mencintai Pram apa adanya. Biarlah Lia tidak mendapatkan harta yang penting Lia mendapatkan Pram dan Barraq di sisinya. Lia baru saja selesai melipat baju Barraq, wanita itu berdiri lalu memeluk suaminya dari belakang. Pram yang merasa di peluk langsung berbalik lalu mencium kening istrinya. "Kenapa hm..." tanya Pram lembut setelah mencium kening Lia. Dalam ciuman itu Lia merasakan kehangatan yang mendalam, ia tersenyum sambil menggeleng. "Tidak Pram, jangan tinggalkan aku!!!" Ujarnya sambil memeluk Pram yang tengah menggendong Barraq. Pram tersenyum hangat dan membalas pelukan Lia. "Apapun yang terjadi, aku tidak akan meninggalkanmu Lia, karena aku mencintaimu..." jawab pram tulus. ''Sekalipun aku membuat kesalah Pram..." Lia menatap mata Pram lekat. Pram mengangguk ia membelai rambut panjang itu dengan lembut. "Aku akan memaafkanmu, dan tidak akan meninggalkanmu sayang.. sekalipun kamu membuat kesalahan yang amat fatal..." jawab Pram meyakinkan. Lia nampak tersenyum lega. Ia berjanji akan mencintai Pram secara tulus. Lia akan melupakan rencana busuknya itu. Ting!!! Pram mendengar dentingan suara ponselnya. Sebuah bbm masuk dari ponsel tersebut. Lia membuka pesan itu dan membacanya hingga Pram mendengar. Madya  :  Pram, pulanglah sebentar saja!!! Ini sangat penting antara aku, kamu dan Lia.... Pram meletakan Barraq di box bayi. Setelah itu menghampiri Lia dan mengambil ponselnya. Pram tidak membalasnya malah ponselnya ia banting hingga hancur membuat Lia terperanjat kaget. " kenapa Pram..." tanya Lia. "Tidak usah di pikirkan... mengganggu saja..." sungut Pram sambil menarik Lia ke atas ranjang. ***** Madya terus menunggu balasan dari Pram namun tak kunjung di datang. Ia berusaha untuk menahan semuanya selama enam bulan. Cukup sudah baginya untuk bersabar. Kali ini ia akan egois. "Tunggulah Pram!!! Sabarku ada batasnya!! Sakitku sudah tak tertahankan lagi...." ujar Madya sakit. Kini El berdiri di depan rumah Madya. Entah dari mana ia tau alamat rumah itu, yang jelas di sini lah dia. El akan membuat suatu perjanjian dan permainan untuk Lia dan juga Pram.  El akan mengajak Madya untuk bekerja sama, lebih tepatnya untuk menemani saja. Karena El sudah mengatur siasatnya semua. Dengan langkah mantap El memasuki rumah Madya tanpa mengetuk atau sekedar permisi. Madya yang merasa ada seseorang di dalam rumahnya langsung keluar kamar dan benar saja!!! Di sana tepatnya di ruang tengah El tengah merebahkan tubuhnya di depan tv. Dengan santainya ia menekan-nekan remot tv. "Kamu!!! Siapa yang suruh kamu di sini!!!" Pekik Madya sambil memukul El dengan sapu. El hanya tertawa sambil berusaha mengambil sapu yang membuat tubuhnya sakit. El menangkap sapu beserta tubuh Madya. El mengedipkan matanya sebelah, lalu, dengan cepat El langsung membaringkan tubuh Madya di sampingnya. Madya sempat memekik karena ia di tarik oleh pria b******k ini. Mereka berdua sama-sama terpaku melihat wajah masing-masing. Tak terelakan oleh Madya saat El menyentuh pipinya dengan jari, hatinya berdesir hebat. Perlahan El mendekatkan dirinya ke Madya untuk mencium bibir merah mudanya. Madya hampir terlena dengan hembusan nafas El yang semakin terasa dengan cepat Madya menahan tubuh El dan langsung berdiri. "b******k, keluar kamu dari rumahku!!!" Teriak Madya guna menutupi detak jantungnya yang terpacu kuat. El hanya diam ia merasakan apa yang Madya rasakan. El berdiri lalu mendekati Madya. Madya hanya diam dan menundukan wajahnya. El manatap lekat Madya yang tingginya hanya sebahu El. Ia mengangkat tangannya untuk menyentuh Madya namun diurungkan. "Aku hanya menawarimu kerja sama, kamu bisa mendapatkan Pram kembali dan aku bisa sama Lia..." ucap El pelan. El bohong kalau ia menginginkan Lia. El hanya ingin membenarkan apa yang sudah salah sebelum ini. " tidak usah, terima kasih atas bantuannya El, aku bisa mengatasinya sendiri, ini rumah tanggaku dan kamu tidak berhak ikut campur..." jawab Madya yang mencoba untuk menatap El. El sangat tampan di banding Pram. Namun hati Madya tetap untuk Pram. El nampak memejamkan matanya guna meredam emosi lalu membuka matanya lagi. "Baiklah, jujur Lia melahirkan anakku bukan anak Pram. Suamimu sedang di manfaatkan oleh Lia karena dia memiliki harta. Kamu tau?? Akupun sama seperti Pram memiliki harta berlimpah namun aku tidak mengakuinya ke Lia, karena wanita itu hanya mengincar harta saja, pikirkan baik-baik!!!  baiklah aku pergi dulu..." tanpa permisi El mencium bibir Madya cepat sebelum akhirnya pergi. Madya sempat terpaku ingin rasanya ia merutuki lelaki kurang aja itu tetapi ia sudah pergi. Madya terduduk di lantai hatinya kenapa jadi bimbang!?? Ia tidak mau dengan El, Madya hanya mau dengan Pram suaminya. ****** Pram harus segera pulang ke tempat Madya. Ia akan membicarakan hasil keputusannya yaitu menceraikan dirinya. Lelaki itu memilih Lia dan Barraq sebagai keluarga kecil barunya. Pram nampak duduk di meja kebesarannya tiba-tiba saja Lia memeluk Pram dari belakang  ''Sayang, makan siang yuk!!!??" Ajak Lia. Pram mendongakan kepalanya sedikit lalu mengangguk. "Baiklah, kamu masak apa!!??? Aku lapar..." Pram mengusap perutnya yang rata. '' aku tadi masak tumis kerang dan cumi...." jawab Lia dan Pram tertawa kecil sambil menjentikan jarinya ke hidung kecil Lia. "Iiih istrinya siapa sih!! Kok jago banget masak!!!" Kata Pram gemes, ia mencubit kedua pipi Lia membuat si yang punya pipi kesakitan "Aaaa sakit pram..." rajuk Lia ia sedikit memanyunkan bibirnya kedepan, hingga membuat Pram mencium bibir itu. Awalnya sih hanya ciuman namun lambat laun menjadi sebuah cumbuan dan berakhir dengan bercinta. Pram mendudukan Lia di atas meja tanpa melepaskan ciuman mereka. Mereka saling membuka pakaian masing-masing hingga telanjang. ''Pram, aku mencintaimu..." rayu Lia. Pram tersenyum senang. ''Akupun mencintaimu sayang.." balas Pram sebelum akhirnya mereka sama-sama merengguh kenikmatan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD