Hubungan Arkan dengan Keysa semakin dekat dan mereka terihat lebih akrab dibanding hari-hari sebelumnya, meskipun belum bisa dikatakan sebagai pasangan normal sebagaimana hubungan pasangan suami isteri pada umumnya dan masih adanya perselisihan paham yang kuat untuk menahan dinding jarak kasat mata yang memisahkan keduanya. Akan tetapi kali ini Arkan dan Keysa sudah menunjukkan arah perkembangan hubungan ketaraf yang lebih baik atau harmonis.
Arkan sudah mulai menunjukkan sisi perhatiannya terhadap Keysa, sesekali tak sungkan menawarkan dan memberikan hadiah pada isterinya. Hal itu membuat Keysa menjadi sangant senang dan bahagia. Keysa berbunga-bunga dan berdesir hangat tiap kali Arkan memberikannya bunga tiap hari sepulang kerja. Setiap kali Arkan bersikap manis padanya saja sudah membuat Keysa seolah akan meledak dalam senangnya apalagi dihadiahi bunga.
Sehingga untuk membalas perlakuan suaminya, Keysapun balas menjadi isteri yang penurut serta melayani suaminya dengan baik dalam segala hal yang Arkan inginkan. Keysa melakukan pekerjaan rumah tanpa mengeluh, kemudian dengan senang hati mengurus pakaian, makanan dan hal lainnya yang mentangkut Arkan tanpa merasa terbebani. Hari-harinya kian bisa ternikmati dan sangat Keysa syukuri.
Meski kadang-kadang Arkan juga masih suka merusak suasana, suaminya itu masih suka memasang wajah ketus serta dinginnya dan kadang-kadang masih berkata kasar tajam menusuk ulu hati hingga membuat Keysa meringis nyeri. Namun hal itu bukanlah perkara yang Keysa permasalahkan. Sikap dan kelakuan Arkan yang demikian hanya diabaikan Keysa, mencoba untuk memaklumi dan melupakannya.
Bagaimanapun juga seharmonis apapun rumah tangga pasti ada saja permasalahannya dan bagaimanapun baiknya seorang suami pasti ada bagian buruknya. Dan pada saat semuanya masih dapat dikendalikan dengan baik dengan cara apapun, kenapa harus dipermasalahkan?
Jadi yang Keysa pikirkan hanyalah ia perlu bersabar dalam mengahadapi sikap dan kelakuan buruk Arkan.
Sampai hal itu mengakibatkan tanpa disadari sedikit demi sedikit penopang tembok jarak diantara keduanya semakin rapuh termakan rayap kemanjaan serta kesabaran Keysa. Sehingga dengan perlahan keduanya makin dekat dan semakin mengakrabkan diri satu sama lainnya. Dan siapa sangka ternyata hal itu juga telah menyebabkan Arkan perlaha mulai melupakan tujuan awalnya. Akibat terbuai dengan perlakuan istrinya tanpa dapat dicegah, Arkan mulai luluh dan melupakan dendam masa lalunya.
Kini Arkan juga Keysa sedang berada dikamar mereka. Arkan tampak sudah rapih dengan mengenakan setelan pakaian yang membuatnya terlihat tampan dan menawan. Sedang duduk di atas matras empuk tempat tidurnya menantikan Keysa segera menyelesaikan kegiatannya yang tengah fokus mempercantik diri.
Rencananya hari ini keduanya akan menghabiskan waktu libur berdua menikmati waktu liburan dengan berkencan diluar.
Arkan duduk dengan kebosanannya menungggu Keysa yang sedang bersiap. Tanpa jenuh walau kesal, ia mengamati Keysa yang membelakanginya, mengamati bagaimana isterinya begitu lama mengenakan riasan diwajahnya.
Saat menyaksikan Keysa menyimpan beberapa alat makeup-nya, Arkan pikir Keysa telah selesai dengan merias wajah. Hampir saja mendesah lega, namun tak jadi dan urung saat menyaksikan Keysa merogoh laci meja riasnya dan mengeluarkan pensil alis dan sejenis perlengkapan penataaan alis lainnya. Oh, sial!
"Lama sekali!" Arkan protes dengan mendengus kesal.
"Bersabarlah, aku hanya tinggal mengurus alis saja dan hal itu tidak akan berlangsung lama. Hanya butuh waktu beberapa menit lagi, Ok." Keysa beralih dari pantulan cermin kemudian menatap Arkan.
"Ya sudah, kalau begitu cepatlah selesaikan. Asal kamu tahu, aku telah kebosanan memperhatikanmu sedari tadi. Bersiap begitu lama, tak kunjung selesai dan membuatku menjadi jenuh, ch!" Arkan menatap Keysa tajam sambil mempringatkannya. "Ayo apalagi yang kamu tunggu! Berhenti menatapku seperti itu dan cepatlah selesaikan makeup-mu segera atau begini saja, jika kamu memang maunya kita dirumah saja, kita tidak perlu pergi lagi." Kesal Arkan meluapkan kekesalannya.
"Jangan!" sela Keysa dengan cepat. " Kita jangan di rumah terus, bosan. Baiklah aku akan menyelesaikannya dengan cepat."
"Mau cepat, tapi kamu belum melakukannya dan masih memandangku terus? Apalagi yang kamu tunggu ..." sarkas Arkan menyindir Keysa yang tak sadar terus memperhatikan raut wajah Arkan yang tampak menarik hingga menyebabkannya enggan untuk berpaling.
Perkataan Arkan tersebut pun menyadarkan Keysa sehingga Keysa kembali beralih menghadap cermin disertai dengan malu merona, akibat aksinya yang tertangkap basah oleh Arkan.
Namun walau begitu, lewat pantulan kaca didepannya dua bola mata Keysa yang masih belum puas memandangi Arkan, kembali mencuri pandang disela dirinya melanjutkan acara makeup-nya.
Sayangnya hal itu tak luput dari perhatian Arkan. Laki-laki itu menyaksikan aksi konyolnya yang mencuri pandang dari balik cermin dan balas menatapnya galak penuh peringatan.
"Keysa, cepat selesaikan makeup-mu!!"
Teguran Arkan tersebut sontak mengakibatkan Keysa bertambah malu, sehingga iapun buru-buru berpaling dan melanjutkan kegiatan merias wajahnya sampai selesai.
"Ch, ternyata kamu bisa menyeselesaikan juga." Arkan berkomentar lantas menarik tangan Keysa dan menggandengnya keluar kamar dengan wajah kesal yang kentara.
"Ya, tentu saja. Aku kan sudah mengatakannya tadi, ini hanya membutuhkan waktu sebentar dan jelas aku akhirnya bisa menyelesaikan tatanan rambut dan riasan wajahku. Hm, apakah aku sudah terlihat cantik?" Keysa tanpa merasa bersalah sambil tersenyum manis menatap Arkan.
Arkan menoleh menatap dan memperhatikan tatanan wajah Keysa. Tidak lama kemudian Arkan kembali melihat kedepan menuntun langkah Keysa dengan keadaan masih menggandengnya.
"Saat kamu baru bangun tidurpun kamu sudah terlihat cantik dan makin bertambah cantik setelah kamu merias wajahmu, tapi sialnya bagian merias wajah membuatku harus menunggu lama menantikanmu sampai selesai," puji Arkan bersamaan dengan mengungkapkan keluhannya.
"Ini hanya membutuhkan waktu sebentar, bagaimana bisa kamu mengatakannya lama? Sebentar suamiku!! Mmmm, lagi pula aku begini juga demimu, agar kamu senang dan terpulau dengan kecantikanku."
Saat keduanya sudah berada di depan mobil milik Arkan yang sudah terparkir di halaman rumah oleh anak buahnya sesuai intruksi dari Arkan sebelumnya.
Arkan tanpa diminta dengan inisiatif membukakan pintu mobil miliknya serta menuntun Keysa agar masuk ke dalam, kemudian setelahnya menyusul masuk dan duduk di kursi kemudi.
Ocehan Keysa ternyata masih terus terdengar dan membuat Arkan menjadi jengkel, namun dia tak berkomentar, hanya jadi pendengar yang baik seraya menghidupkan mesin mobil dan menjalankannya.
Keysa yang diperlakukan demikian, merasa sebal. Berpikir Arkan tidak mendengarkan ucapan juga tidak memperdulikannya. Keysa mengerucutkan bibirnya sambil mendengus kesal.
"Kamu tidak percaya?" tanya Keysa terbawa sedikit emosi dengan nada suara meningkat dan hal itu tanpa diduga langsung diangguki oleh Arkan tanpa dosa. "Ok, baiklah! Tidak masalah, kamu percaya ataupun tidak!! Jelas-jelas tujuanku mempercantik diri dengan berrias takkan bisa berubah. Aku cantik hanya untukmu, untuk suamiku. Aku pikir itu bukankah hal yang tidak salah lakukan dan malahan baguskan. Aku cantik agar agar kamu suka memandangiku sampai tergila-gila dan sampai membuatmu lupa waktu, lupa untuk memandangi wanita lain yang membuatku cemburu." Keysa bersungguh-sungguh menahan malu mengukapkan isi hatinya, menyebabkan Arkan yang tidak menduga perkataannya barusan tersentak kaget.
"Kamu melakukannya agar aku tidak berpaling pada wanita lain?" tanya Arkan memastikan.
"Ya, aa-agar ka-kamu suamiku merasa betah denganku." Keysa menjawab dengan sedikit gugup, tapi meyakinkan.
Arkan mengusap tengkuknya entah karena apa, namun dari gerak-geriknya yang mengabaikan Keysa dan memilih untuk fokus memandang lurus kearah jalanan juga tak menyahut lagi.
"Sayang, kamu gugup aku ngomong gitu?" Goda Keysa mati-matian menahan malu demi mendapatkan simpati Arkan. "Nggak usah gugup, inikan sudah jadi kewajibanku sebagai isterimu, aku harus dong membuat suamiku agar terasa adem tiap kali memandang wajahk--"
"Diam!" tegas Arkan memotong kalimat Keysa dengan nada datar memperingati.
"Ok, sayangkuh," Lanjut Keysa tidak merasa tersinggung dan malah merasa lucu hingga menutup bibirnya sendiri dengan telapak tangan demi menahan tawa, membuat Arkan membuang nafasnya kasar.
Arkan kontraks terlihat di mata Keysa terlihat jelas menahan malu akibat godaannya. Padahalkan harusnya Arkan tersanjung, demi dirinya Keysa berusaha untuk tampil cantik.
*****