“Gimana, Saka?” tanya Pram usai sang adik keluar dari ruang operasi. Pria itu melepas masker dan menemui sang kakak yang tampak masih sangat cemas. Pram menatap Saka lekat dan menunggu pria itu bicara. “Alhamdulillah semuanya lancar, Mas. Kita hanya tinggal melihat perkembangannya,” ucap Saka. “Syukurlah. Aku enggak bisa tenang kalau Sierra belum sadar, Saka,” kata Pram. Saka mengangguk, lalu menepuk bahu sang kakak pelan. Ada banyak hal yang ingin ia katakan pada Pram. Namun, ia merasa tidak berhak mengatakannya. Sebab, Sehan sudah bilang jika Pram jangan sampai tahu dulu. Bahkan seharusnya Sierra juga tidak boleh tahu. Nyatanya, wanita itu malah mencuri dengar apa yang tadi Saka dan Sehan bicarakan. “Sabar, ya, Mas,” katanya. Saat itu, Pram mengangguk. Ketika Saka hendak pergi, ia