“Sayang, tolong buka pintunya.” Dari luar kamar Dirga berteriak tangannya tidak berhenti mengetuk pintu. Tangis Gayatri tidak terdengar, di kepalanya Dirga membayangkan Gayatri melakukan hal nekad karena dirinya. Dia mengacak rambutnya hingga tatanannya rusak. Mondar-mandir di depan kamar mencari cara agar pintu kamar terbuka. Dirga berharap Gayatri memakinya, menyiksanya memberikan sumpah serapah sehingga lelaki itu bisa mengucapkan sebanyak-banyaknya penyesalan di depan Gayatri. Si Mbok menghampiri membawa banyak kunci. “Mungkin bisa membantu, Den,” ucap si Mbok. Wanita itu juga mendengar apa yang terjadi di meja makan. Sebagai seorang wanita yang selama hidupnya tidak dikaruniai anak kandung si Mbok merasakan perihnya ucapan-ucapan Nania yang tajamnya melebihi pisau tukang jagal. D