Mobil bergerak meninggalkan rumah besar Dirga. Sementara pemiliknya mengamati sampai kendaraan roda empat yang dikendarai pria setengah baya itu menghilang ditelan tikungan. Di antara fajar dan senja sekelumit kealpaan yang telah dia lakukan tumbuh menjadi awan kelabu yang mengkungkung diri wanita tercintanya. Dirga menyeret langkah menuju kamar, meminta sang bidadari hati untuk membukakan pintu untuknya. Gayatri bergeming, air mata yang dia tahan sejak tadi kini membasahi bantal bersarung katun yang lembut. Gayatri yang berhati lembut kini naik pitam. Perselingkuhan yang sudah dicurigainya sejak lama selalu terbantahkan dengan argumen-argumen yang cukup cerdas. Dirga licin seperti belut, tetapi Dirga tidak sadar Gayatri pandai seperti pencari belut. Karena sedalam apa pun bersembunyi j