“Leon, apa kamu tidak bisa melihat siapa aku?” tanya Tami menatap kesal ke arah Leonel yang baru saja mengecup pipinya. “Yes. I know, lalu?” “Kamu mengira perbuatanmu itu benar?” tanya Tami lagi. “Benar. Kamu adalah milikku dulu,” kata Leonel tak peduli dengan omongan Tami barusan. “Leon, jika kamu terus seperti ini, aku tidak akan pernah lagi naik ke mobilmu,” ancam Tami. “Gampang kan? Tinggal aku angkat kamu.” Leonel tertawa kecil dan sengaja menggoda Tami, Tami juga seperti akan gila jika terus berurusan dengan Leonel. Tami menoleh melihat ke arah kirinya, sangat mengejutkan ketika Leonel membawanya pergi dan melewati perusahaan tempat mereka bekerja. “Leon, kita sudah melewati kantor,” kata Tami. “LEON!” “Masih ada beberapa menit untuk bekerja,” kata Leonel. “Kita keliling saja