"Lukas tunggu!" "Lukas!" "Ugh!" Langkah Lukas semakin cepat. Ziya tak dapat mengimbangi dan... BRUK! Yang dikhawatirkan terjadi juga. Ziya tersungkur. Lagi-lagi baju sialan ini menjadi dalang. Oh tentu saja Ziya tidak akan tersungkur dua kali jika Lukas tak menariknya kasar. Luka di kedua lutut Ziya semakin perih terasa. Lagi-lagi bagian itu menjadi korban. Ziya mendongak. Menantikan pertolongan. Namun apa yang Ziya dapat justru di luar dugaan. Lukas menatap Ziya nanar. Hell! Apa-apaan itu?! "Kenapa kau diam saja?" Apa segitunya kau tidak ingin menyentuh istri mu? Atau di hadapan mu ini hanya seonggok daging tak berguna? Ziya terkekeh. Miris. "Kau puas?!" ucap lirih Ziya. Menunduk. Menahan perih dua lututnya. Kening Lukas mengerut dalam. Sungguh! Ia tidak bermaksud membuat is