Sore itu jalanan yang macet membuatnya tertidur di jalan karena lelah dengan beberapa kejadian yang menimpanya hari ini dan tak terasa taxi yang membawanya telah sampai di alamat villa yang di tuju.
Sesampainya Cameella di area villa tersebut, dia di sambut langsung oleh seorang pria paruh baya dan kemudian membawanya menuju sebuah kamar yang sudah di setting sedemikian rupa demi melangsungkan perayaan surprise ulang tahun penerus perusahaan raksasa tempat mereka bekerja.
Di dalamnya sudah tersedia makan malam untuk mereka berdua dengan design ulang tahun lainnya.
Cameella memasuki kamar itu, dengan menghela nafas untuk menenangkan perasaannya kemudian dia menyimpan tasnya di dalam lemari tanpa menyusun baju terlebih dahulu dan di tangannya hanya sebuah hand bag untuk ponsel dan kartu identitas plus kartu ATM dan kartu kredit miliknya.
Jam telah menunjukkan pukul 08.00 malam tetapi belum ada tanda-tanda orang masuk ke dalam kamar sedangkan dirinya sudah sangat kelaparan karena dia memang tak sempat makan sebelum pergi tadi hanya minum jamu panas yang di buatkan oleh mbok Ijah.
Cameella duduk termenung menatap ponselnya dan membaca-baca percakapan di group kampusnya untuk membuang jenuh sendirian, dan ketika ia membaca pesan group ada pesan masuk dari Alex yang membuatnya tersenyum, ia pun dengan lincah melihat pesan dari Alex yang mengatakan ingin bertemu.
"Ly, kapan senggang bolehkan ketemu? sekedar dinner atau nonton? pengen liat kamu lama-lama" kalimat yang tampil di layar pesan w******p di ponselnya membuat wajah Cameella memucat seketika
“Haruskah aku balas? Aku tak ingin membuat keributan…” gumamnya perlahan. “Tapi aku tak enak dengan kak Alex…”
Diapun membalas pesan singkat mantan kliennya karena merasa tak enak secara pria itu memberinya melebihi tarif yang di tentukan, bahkan memberinya tiga kali lipat.
"Tar kalo Lily udah ga ada kegiatan, Lily kabari kakak ya, inget jangan telat maem loh" ujar Cameella membalas pesan singkat yang di kirimnya kepada Alex mantan kliennya malam itu.
"Thankyou udah niatan ngeluangin waktu Ly, take care yah, tar kita sambung, aku lagi ada kegiatan nich, tar kalo kerjaan aku selesai kita sambung lagi yah, tetap semangat belajarnya, miss you" balas Alex dengan hitungan detik.
Cameella menghela nafas panjang.
"Okay, fighting kak, see u soon" balasan Cameella terhadap pesan singkat Alex tadi
"Thankyou Honey" balasan pesan dari Alex singkat di akhiri dengan hembusan nafas kuat Cameella.
Waktu terus bergulir begitu cepat dan tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 10 malam
Terdengar di luar hingar-bingar musik dan suara tawa antara pria dan wanita, Cameella hanya menghela nafas panjang, ingin rasanya dia merebahkan badannya di atas ranjang yang terlihat empuk dan melambai-lambai kepadanya meminta untuk di tiduri itu tapi Cameella tak berani merebahkan badannya walau kantuk mulai menyerangnya karena ia tak ingin kliennya kecewa ketika mendapatinya dalam keadaan berantakan.
Tokk.. Tokk..Tokk!!
Suara ketukan pintu dan Cameella berjalan membukanya dan begitu pintu terbuka terlihat seorang pria memapah pria muda dengan wajah tertunduk yang terlihat dalam keadaan mabuk, penampilan Cameella yang menawan membuat pria yang mengantar itu terbelalak karena melihat sesosok wanita yang bak bidadari mengenakan longdress hijau tua dengan kulit putih mulus sempurna, pria itu berdecak kagum menatap Cameella yang tersenyum dan memapah pria itu.
"Ly, you are so beautiful this night, oh ya kenalin, beliau boss oom, anak pemilik perusahaan raksasa tempat oom bekerja dan beliau juga pewaris kerajaan bisnis keluarganya jadi tolong perlakukan beliau sebaik mungkin dan jangan mengecewakan beliau karena menyangkut reputasi oom, itu makanya om lebih milih Lily dibanding artis papan atas Indonesia karena om yakin Lily yang terbaik!!" bisik pria yang pernah mencicipi kehangatan Cameella beberapa bulan lalu dan Cameella Cuma mengangguk seraya tersenyum.
"Serahkan semuanya ke Lily, Om. Lily gak akan pernah ngecewain siapapun dalam hal ranjang, tak perlu khawatir, Om gak akan rugi udah ngeluarin duit banyak" bisik Cameella kemudian seraya menerima tangan pria muda yang akan menikmati malam bersamanya.
"Itu yang om percaya, Lily mampu melakukannya melebihi siapapun di negeri ini, Om tinggal yah, have fun…”
Cameella mengangguk seraya menutup pintu dan tersenyum kepada pria paruh baya yang telah keluar meninggalkan mereka di dalam kamar dan kembali bergabung dengan para penikmat glamournya kehidupan malam di puncak.
Ya, mereka telah membawa pasangan kencan masing-masing.
Setelah menutup pintu dan menguncinya, Cameella memapah pria yang tengah mabuk, dengan otomatis musik dansa romantis terputar di kamar itu dan Cameella yang memang di minta untuk menyambut tamunya dengan dansa romantis maka dirinya mengikuti instruksi yang telah di berikan, pria muda nan tampan setengah mabuk itu telah merebahkan kepalanya ke pundak Cameella dan Cameella mulai mengayunkan kakinya berdansa dimana tubuh itu sudah menempel ke tubuh Cameella.
Walau merasa sedikit kesusahan karena pria itu tidak dapat berdiri dengan tegak tanpa topangan badannya namun Cameella terus berdansa, sesaat Cameella mencium aroma parfum yang menenangkan, aroma parfum yang seperti tak asing baginya tapi dia bingung dimana dia pernah mencium aroma parfum itu karena mengingat begitu banyak pria yang sudah bermalam dengannya tapi Cameella penasaran dengan wajah yang telah di pundaknya itu.
Baru saja Cameella hendak menatap pria itu untuk melihat wajah pria yang akan menggunakan jasanya sebagai penghibur high class itu justru mendekapnya hangat.
Pria itu melingkarkan tangannya di pinggang ramping milikny dan menggumam tak jelas sehingga membuatnya tak memahami ucapannya.
Sesuai susunan acara yang telah di berikan, dia mengarahkan sang klien untuk berhenti dansa karena dirinya harus memotong kue tart.
Perlahan gadis cantik itu menuntun pria muda itu untuk duduk di kursi, pria muda dengan tubuh yang sangat atletis dan berpakaian rapi dengan aroma tubuh yang wangi.
Suasana kamar yang remang-remang dengan lampu kerlap-kerlip serta lilin di sepanjang meja, dimana di posisi itu dapat menikmati indahnya suasana kawasan puncak.
Cameella merapikan kue tart dan menuangkan wine ke dalam gelas kemudian Cameella duduk tepat di hadapan pria itu dan mengambil lilin yang ada di samping kue tart tersebut dan menyalakan api untuk menghidupkan lilinnya.
Sekilas Cameella membaca nama yang ada di atas kue tart tersebut, nama yang indah pikirnya, seindah kehidupannya. Masih semuda ini sudah mendapat service luar biasa dari para pekerja orang tuanya.
Andaikan kedua orang tuanya dulu tak bercerai dan ayahnya tak tertarik dengan wanita lain mungkin dirinya saat ini tak akan berada disini, melayani nafsu pria-pria yang rela mengeluarkan koceknya demi hasrat seksnya.
Cameella tersenyum sedih memikirkan nasibnya yang sudah hancur berantakan bahkan tak lagi memiliki masa depan.
Ya, Cameella tak pernah bermimpi untuk memiliki pria yang mencintainya dengan tulus sampai menikahinya, bermimpi memiliki sahabat saja dia tak berani, karena semua akan sirna ketika mereka mengetahui sisi kelam dirinya.
“Aww!!”
Dia tersadar dari lamunannya. Hampir terbakar tangannya karena melamunkan kehidupannya, hingga akhirnya dia berhasil menyalakan lilin.
Begitu lilin menyala wanita cantik itu menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan suara lembut disertai tepukan tangan mungilnya.
Mendengar suara nyanyian Cameella, pria yang sedari tadi menundukkan kepalanya itu, tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap Cameella dengan kening berkerut.
Menyadari ada yang menatapnya, dia mendongakkan kepala mencoba membalas tatapan sang pria agar terkesan sopan.
Begitu dia menatap pria itu, sontak terkejut dan menghentikan nyanyinya sejenak, bagaimana tidak terkejut ketika menatap pria yang akan menikmati kehangatan tubuhnya itu adalah pria yang siang itu melempar bola basket hingga mengenai kepalanya dan menanyakan namanya.
Ya, pria di hadapannya adalah teman satu kampusnya, ya, walau Cameella sendiri tak mengetahui pria itu dari fakultas mana tapi setidaknya pria itu adalah teman kampusnya, tapi hatinya berkecamuk, dunia seolah berhenti berputar seketik.
Bagaiaman mungkin aku tidak berfikir panjang, siapa pria muda yang harus aku temui? Dunia sesempit ini. Bagaimana kalau dia membeberkan tentangku dengan teman-teman kampus, atau malah pihak kampus? Lalu aku di keluarkan. Karena kampus milik tuan Verrel Gondokusumo itu tidak memperbolehkan mahasiswa mereka terlibat skandal yang akan memperburuk citra kampus. Bagaimana ini, aku belum bertemu dengan malaikat penolongku! Haruskah aku berlari meninggalkan pria muda ini. Apa yang aku pikirkan karena terlalu mengikuti keinginan untuk mencari uang dengan cepat. Aku yang serakah. Aku yang salah! Lantas haruskah aku tetap melayani dia? Toh dia telah tahu aku pelaccur? Persetan!!