Kemudian Cameella mengangkat telepon tersebut ternyata itu panggilan dari salah satu kliennya yang memintanya untuk menghadiri acara private party salah satu koleganya.
Kliennya meyakinkan dirinya, bahwa dia hanya perlu menemani putra calon penerus salah satu perusahaan raksasa yang ada di Indonesia.
Cameella hanya perlu menunggu di kamar karena dirinya merupakan salah satu hadiah yang di persembahkan untuk sang calon penerus perusahaan raksasa tersebut. Sebagai hadiah ulang tahunnya lusa, dan mereka merayakannya terlebih dahulu sebagai bentuk loyalitas dari para bawahan.
Cameella yang sedang pusing karena tragedi tadi dengan pengeluaran yang tiba-tiba membengkak, di tambah kejadian pengancaman yang di lakukan wanita sexy tadi, hingga membuatnya menolak undangan tersebut.
Ancaman wanita itu membuatnya sedikit ngeri, dia juga takut kalau kliennya ini ternyata juga klien para wanita tadi.
Siapa sangka penolakan dirinya adalah cambuk penyemangat bagi mereka. Dan mereka dengan gigih meyakinkan dirinya untuk menghadiri acara itu, mereka juga meyakinkan Cameella bahwa pria itu tidak ada sangkut pautnya dengan orang-orang dari dunia seperti itu, karena dirinta tak pernah melakukan hal seperti itu.
Pria itu hanyalah pria biasa yang menjalani hidup normal. Banyak hal yang membuat Cameella akhirnya menerima tawaran itu
Akhirnya dengan ragu Cameella menyetujui undangan salah satu kliennya tersebut dengan catatan jika terjadi sesuatu nantinya yang di sebabkan karena "kencan" nya tersebut maka Cameella meminta ganti kerugian dan sang klien menjamin tak akan terjadi apapun setelahnya dan apabila terjadi maka sang klien akan mengganti kerugian seberapa kecil pun yang nantinya akan di timbulkan.
Walau seharusnya saat ini Cameella beristirahat hingga dua minggu kedepan, tetapi kerena kebutuhan akhirnya dia menyetujui permintaan sang klien, tak ada syarat khusus bagi Cameella, dirinya hanya perlu duduk manis di dalam kamar dan menyambut sang calon penerus tersebut dengan dansa romantis di kamar yang sudah di set sedemikian rupa. Cameella menyetujui dan kini dirinya menyetop taxi untuk kembali ke apartement miliknya.
Seminggu berlalu…
Pagi itu, dengan malas Cameella membuka matanya, menatap koper yang telah dia persiapkan untuk keberangkatannya menuju Villa. Sesuai jadwal sabtu dirinya berangkat ke Villa untuk menyambut malam minggu disana.
Sampai kapan aku harus berkelana seperti ini? Semoga semua ini segera usai. Dan aku bisa bertemu dengan malaikat penolongku. Setelahnya baru aku menentukan kemana langkah selanjutnya.
Lalu dia bangkit dna bergegas untuk mandi dan menggunakan make up tipis, dengan terburu-buru sampai sang asisten rumah tangga yang sudah bekerja lama dengannya menegurnya.
"Non Mila mau pergi lagi non? kenapa ga istirahat dulu non, mbok buatin jamu dulu ya non, biar badannya seger" ujar simbok seraya menuju kitchen set minimalis apartement tersebut dan mengambil beberapa bahan jamu-jamuan dari dalam kulkas.
Ya, Mbok Ijah adalah wanita tua berusia 55 Tahun yang Cameella temui di pinggir jalan dengan baju dan peralatan tidur lainnya di plastik yang di bawanya di trotoar jalanan ketika Cameella pulang dini hari dari ‘kencan’ dan kala itu Cameella mengajak mbok Ijah untuk makan di tempat makan yang tak jauh dari tempatnya duduk di trotoar jalanan, mbok Ijah di usir oleh anaknya karena di anggap memberatkan keluarganya yang pas pasan.
Mbok Ijah akhirnya pergi meninggalkan anak dan cucunya menyusuri dinginnya jakarta hari demi hari mbok Ijah jalani dengan sabar dan ikhlas, jika siang hari mbok Ijah mencoba membantu bantu pedagang pasar dengan upah minim yang kadang kurang untuk membeli makanan pengganjal perutnya tapi mbok Ijah tak ingin mengeluh ia selalu berdoa semoga dirinya di beri kesehatan dan tidak meninggal dalam keadaan hina sehingga mempermalukan anak dan cucu cucunya.
Mbok Ijah selalu mendoakan anak dan cucu cucunya selalu dalam keadaan sehat dan tanpa kekurangan apapun, jauh di dasar hati mbok Ijah tak pernah membenci anak dan cucunya karena dia berfikir karena kesalahannyalah mereka memperlakukannya seperti itu, mbok Ijah walau harus bekerja keras dengan hasil tak seberapa di pasar dia tak pernah sekalipun mengemis karena mengemis adalah di larang dalam agama jika dirinya masih mampu berusaha,
Sejak malam itu setelah cerita panjang lebar mbok Ijah maka Cameella mengajak mbok Ijah untuk tinggal bersamanya, Cameella berfikir ibunya yang masih muda saja stress hingga meninggal sejak di usir dari rumah, bagaimana dengan mbok Ijah yang sudah tua?
Cameella tak menjanjikan kemewahan bagi mbok Ijah, tapi Cameella berjanji tak akan membuat mbok Ijah kelaparan dan kedinginan karena kehujanan, Cameella berterus terang dengan mbok Ijah mengenai pekerjaannya itu dan mbok Ijah akhirnya menyetujui untuk ikut bersama Cameella dan dirinya berjanji dalam hati akan merawat Cameella seperti anaknya sendiri.
Mbok Ijah selalu menyimpan semua hasil gaji yang di berikan oleh Cameella tiap bulannya, bukan hanya gaji tiap bulan yang selalu Cameella berikan, selain janjinya tak pernah kelaparan dan kehujanan itu tapi ketika waktu senggang Cameella selalu mengajak mbok Ijah untuk keluar sekedar makan di luar atau berbelanja baju untuk mbok Ijah bahkan jika mbok Ijah sering juga dibawa Cameella untuk berlibur sekedar menghilangkan penat.
Begitulah kedekatan Cameella dan mbok Ijah asisten rumah tangga yang setia menemaninya sehingga dirinya tak begitu kesepian menjalani kehidupan dunia ini.
"Gak papa Mbok, Mila lagi bosen pengen cari kegiatan aja, gak lama kok mbok, Mila pergi cuma dua hari" jawab Cameella seraya berdandan di depan meja rias di kamar yang terbuka pintunya itu.
"Ya sudah kalau begitu sebelum pergi, minum jamu simbok dulu ya, biar seger badannya, gak linu-linu" ujar si mbok yang kini tengah merebus jamu-jamuan di kendi yang berasal dari tanah yang biasa dia gunakan untuk merebus jamu agar khasiatnya tetap bagus.
"Tapi Mila gak bisa lama mbok, Mila terburu-buru karena ini jauh mbok, Mila juga naik taxi" jawab Cameella seraya memasang lipstick di bibirnya.
"Sebentar lagi Non, mbok buatnya dikit kok gak sampe lima menit, tunggu yoo" jawab si mbok tak kalah ngeyel.
Begitulah sayangnya mbok Ijah kepada Cameella yang baginya adalah malaikat penolongnya, hingga membuat dirinya bukan lagi bagian dari gelandangan dan bekerja mati-matian di pasar, kadang di usir dan gak jarang di siram air karena pedagang menganggapnya sebagai pengganggu aktivitas jualan mereka.
"Iya deh, iyaaa mbokk, pokoknya Mila selesai pakai baju udah kelar ya?” ucap Cameella lagi.
"Ini sudah mateng Non, cuma masih panas, tunggu sebentar biar gak terlalu panas…” jawab mbok Ijah seraya meniup gelas yang sudah dia tuangi jamu-jamuan itu, Cameella tersenyum melihat aksi asisten rumah tangga tersebut.
"Oke mbok, Mila otewe" ujar Cameella seraya mengenakan gaun yang paling elegan dan belum pernah dia kenakan kemanapun.
Kostum yang Cameella kenakan sesuai dengan permintaan kliennya, dia di minta untuk tampil se-elegan mungkin, tapi tetap terlihat sexy setelah selesai mengenakan gaun dan berkemas dengan koper mininya.
Cameella keluar kamar dengan mengenakan long coat dibawah lutut yang dia beli ketika dirinya berlibur musim dingin di Amsterdam kala itu sehingga belahan pahanya tak terlihat
Cameella duduk seraya menyeruput jamu yang telah dibuatkan oleh mbok Ijah kepadanya perlahan, karena memang masih lumayan panas walau sudah di hembus oleh mbok Ijah, setelah menghabiskan jamunya, Cameella berpamitan kepada mbok Ijah dengan mencium pipi pembantunya.
"Mila pergi dulu ya mbok, doain Mila selamat sampe pulang yah, dirumah jangan nakal, makan tepat waktu gak boleh males makan" bisik Cameella seraya mencium pipi reot wanita tua di hadapannya, mbok Ijah berkaca kaca melihat perlakuan majikannya terhadapnya.
"Kowe seng penting Non, jaga kesehatan selalu, doa simbok pesti setiap sholat mbok selalu doa kan non Mila" isak mbok ijah
"Yaelah mbok—, Mila cuma pergi dua hari, kok kayak bertahun ajah, lusa Mila udah balik, Mila pergi dulu ya mbok, baek-baek dirumah jangan angkat berat-berat sampe Mila dateng yah. Dadaahh" ujar Cameella seraya meninggalkan pintu apartementnya di sertai pandangan haru sang wanita tua yang kini tengah mengusap air matanya dan menarik ingusnya yang sudah mengalir.
Cameella menuruni lift lalu menuju loby apartement dan menaiki taxi yang ada di depan untuk menuju puncak karena mobilnya sedang di bengkel, Cameella membawa koper mini untuk beberapa baju karena sang klien menyewanya untuk dua hari hingga minggu sore.