"Kita ke mana sih, Pak? Jangan terlalu jauh, nanti tidak keburu jemput Kevin." Melia cemas karena tidak ada tanda-tanda tiba di tujuan setelah hampir satu jam melaju di jalan tol. "Aku sudah minta Om dan Tante untuk jemput Kevin," kata Matteo enteng. "Curang." "Itu tandanya aku memikirkan kebaikan Kevin mendahului kesenanganku sendiri." Jangan bilang aku bukan kandidat ayah yang baik, lanjutnya dalam hati. "Iya deh, iya. Tapi kita mau ke mana?" Melia merengut. Dia merasa harus protes secara verbal meskipun sudah tahu rencana bosnya. Lelaki itu melirik kaca spion, "Kamu tidak tahu? Sudah berhenti membaca pikiran?" "Iya kali," sahut Melia keki bin kesal. 'Kalau begitu rencanaku aman dong? Bagus. Bagaimana kalau sekalian check in di hotel? Aku akan beralasan berhenti di suatu tempat un