"Takut apa ...?" Melia menatap sayu. "Takut jatuh cinta padaku," ucap Matteo penuh keyakinan. "Narsis." Dengan wajah merona Melia menunduk dalam. Dia sebal mendengar kepercayaan diri berlebih Matteo. Lelaki itu terkekeh, "Say whatever you like, Mel. Kamu tidak menolak ciumanku." "Tadi itu pemaksaan!" "Yeah. Sure. Coba sekali lagi supaya aku bisa menilai dengan yakin." Matteo mendekat. "Nggak mau! Lepas!" Melia meronta. "Lepas sendiri kalau bisa." Wanita berambut coklat itu terengah. Dia khawatir. Sangat khawatir karena Matteo telah terpicu oleh ciuman mereka. Apa jadinya kalau dia jatuh untuk kedua kalinya? Bukannya tidak menikmati, tapi ... Astaga! Tidak boleh ada kata 'tapi'! "Gerakanmu sangat menggoda, tahu?" Matteo tersenyum lebar. "Oh! Sialan! Lepasin!" Menyadari maksud per