Betapa gelinya Melia mendengar seliweran gerutuan dalam pikiran Matteo. Sesekali dia melirik dan menahan tawa melihat bekas kemerahan di pipi lelaki itu. Habisnya, siapa suruh mau mencium tanpa ijin? Bukan salahnya punya refleks cepat dan menampar Matteo. "Kalau mau tertawa jangan ditahan," cetus Matteo keki. "Nggak kok." Melia memalingkan wajah ke jendela, karena kalau melihat ekspresi lelaki itu dia pasti tidak tahan untuk tertawa. "Menurutmu apa hubungan kita sekarang?" tanya Matteo penasaran, lalu batinnya, 'Aku benar-benar ingin kita menjadi pasangan kekasih.' Melia mendekap mulut. "Hei. Apa yang lucu?" Matteo tersinggung. "Habisnya ... penggunaan katanya baku sekali. Bukan 'pacar', tapi 'kekasih'." "Apa salah?" "Nggak sih. Sesuai umur." Melia heran sendiri karena dia semakin