Setelah makan singkat yang menyenangkan, karena tidak ada satu pun dari mereka yang kembali berbicara, penjaga berbaju serba hitam mengangkat kembali meja serta kursi-kursi makan Zeth dan yang lainnya. Dari ekor matanya, ia melihat Baron dan Key memasukkan beberapa potong roti dan daging ke dalam kantung celana maupun baju mereka.
Setelah penjaga berbaju serba hitam itu pergi meninggalkan mereka berenam, akhirnya Key duduk di lantai. Dia menyilangkan kakinya lalu memijat pelan keningnya. "Jadi, sekarang kita sedang berada di dalam kondisi yang seperti apa?"
Zeth dan yang lainnya ikut duduk. Pemikiran yang sama dengan yang ia pikirkan. Semua keluarga, teman dan yang lainnya lupa pada mereka. Tiba-tiba mereka dipertemukan dengan 'Sang Presiden' yang wajahnya sangat dirahasiakan, dan diberi misi yang luar biasa tidak masuk akal untuk orang seusianya.
"Kita dalam kondisi yang tidak diuntungkan ... mau tidak mau kita harus menerimanya," jawab Jura. Gadis itu mengikat kembali rambutnya yang mulai berantakan.
“Bagaimana jika hari mulai malam, kita mengendap-endap pergi dari tempat ini?” bisik Key.
“Jika aku sendiri, aku percaya diri bisa keluar dari tempat ini. Tapi jika denganmu? Hah! Anak kecil sepertimu bisa apa?” balas Baron.
Key mendengus kencang. “Asal kau tahu, aku ini seorang pemburu! Bahkan beruang yang sedang menjaga anak-anaknya tidak akan tahu kalau aku mendekati mereka.”
“Hah! Hanya segitu? Jika itu aku, bahkan lalat tidak akan sempat terbang ketika tinjuku melayang ke arahnya!” kata Baron tidak mau kalah.
“Tut. Lalat? Jika itu aku, aku bisa …”
Zeth, memilih untuk tidak mendengarkan argumen Key dan Baron lebih lanjut.
Syville mendesah sambil menggelengkan kepalanya. "Lagi pula, jika memang kita berhasil pergi dari sini, ke mana kita harus kembali? Semuanya ... melupakanku.. melupakan kalian semua, 'kan?"
Zeth mengerutkan keningnya, tidak ingin menerima kenyataan tersebut. "Cepat atau lambat, presiden itu pasti akan kembali. Menyebutkan hasil tes kemampuan kita atau apalah yang ia katakan itu," gumam Zeth.
"Ah, tes bodoh yang baru saja kita lewati?" tanya Jura.
Lucius mengangguk. "Apa kalian terikat di sebuah kursi di ruangan yang serba putih?"
"Ya, aku seperti orang bodoh yang duduk di tengah ruangan itu,” kata Baron yang akhirnya mengabaikan perkataan Key selanjutnya. "kalian melewatinya juga?"
"Aku juga," jawab Zeth. "Ada yang menghalangi jalanku, ku sebut benda itu ... jangan tertawa. Aku menyebutnya dinding yang tidak terlihat."
Key terdengar menahan tawanya. "Benar, kepalaku sampai pusing menabrak 'dinding yang tidak terlihat' itu. Setiap sisi terasa tertutup, menuntunku ke tempat yang lain."
"Apa benar? Kalian menabrak.. 'dinding yang tidak terlihat' itu?" tanya Syville.
Jura memiringkan kepalanya bingung. "Kau tidak, Syville? Aku juga sering menabrak ‘dinding yang tidak terlihat’ itu.”
"Aku.. memang terikat di tengah ruangan yang serba putih. Tapi aku tidak tertabrak 'dinding yang tidak terlihat' itu. Aku hanya terus berjalan di ruangan serba putih ... kemudian tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Beberapa saat kemudian aku sudah tiba di ruangan ini bersama dengan kalian," jawab Syville.
“Bukankah aneh? Syville hanya berada di ruangan yang serba putih, kemudian semuanya menjadi gelap? Kenapa aku setelah berhasil melewati ‘dinding yang tidak terlihat’, ruangan serba putih itu berubah menjadi semerah darah lalu tiba-tiba banyak laba-laba yang merayap di punggungku?” tanya Key.
“Kalau aku … setelah terperangkap di dalam ‘dinding yang tidak terlihat’, ruangan putih itu berubah menjadi abu-abu dan banyak asap yang entah muncul dari mana. Ada banyak hal aneh juga setelahnya,” kata Baron.
"Baiklah, tolong jangan sebut benda itu 'dinding yang tidak terlihat' lagi, aku merasa konyol," keluh Zeth.
Lucius mengangkat kedua bahunya. "Sepertinya semua orang memiliki tes yang berbeda? Sesuai dengan ... kemampuan atau kelemahan masing-masing," katanya, sambil menekan sol sepatunya yang terlihat mulai lepas.
Jura merenggangkan tubuhnya. "Lagi pula presiden itu ke mana? Dia meninggalkan kita semua di sini."
Seperti menjawab pertanyaan Jura, tiba-tiba terdengar suara langkah sepatu yang berbenturan dengan besi. Kembali Presiden berdiri di lantai dua. Memerhatikan Zeth dan yang lainnya satu persatu. "Kulihat kalian sudah bicara satu sama lain," katanya sambil mengangkat alis. "Baiklah, ini adalah hasil tes kalian."
Sang Presiden berdeham. "Syvillia d' Lyttleton, kau bisa menembus apa pun yang menghalangimu. Berani menghadapi ketidak seimbangan situasi, dan menjadikan pelindungmu sebagai senjatamu. Kau adalah Path Finder—ahli strategi, dan kau bisa memecahkan masalah yang dihadapi dirimu dan timmu. Tidak akan ada yang menyalahkanmu, Syville. Tidak akan ada yang memintamu untuk menjadi orang lain di sini.
"Jurianna un Reicon, memecahkan masalah dengan cara yang menguntungkan kedua pihak. Sukar menghadapi ketidak seimbangan musuh dan timmu. Kau mengandalkan sihir untuk serangan dan perlindunganmu. Kekuatanmu yang sesungguhnya masih terkunci, tersembunyi di dalam dirimu karena kau menolaknya. Tidak perlu khawatir, seiring berjalannya misi ini, kekuatanmu akan kembali.
"Lucius ulf Xlavyr, selalu menyelesaikan masalah dengan cara yang licik. Dapat dengan mudah menembus segala ketidak seimbangan, namun sering meninggalkan kerja sama tim. Tentu saja, kau selama ini bekerja sendiri. Pikirkan berulang-ulang tindakanmu itu, terkadang bisa merugikan timmu, atau bahkan dirimu. Kekuatan yang ada pada dirimu, kau sendiri yang menginginkannya. Di sini kau tidak akan lagi sendirian, apa salahnya kau mempercayai teman-teman barumu ini?
"Bartion ein Wiltenton kau terkadang menjadi orang yang picik. Tidak melihat proses melainkan hasil akhir. Tetapi kau dapat menyeimbangkan kekuatanmu dengan musuh mana pun. Semakin kuat lawanmu, maka kau juga akan semakin kuat. Namun, kau sering menemukan jalan buntu untuk masalahmu. Bekerja dalam tim, itu kuncinya. Meskipun kenangan yang tidak kau inginkan akan kembali, ingatlah hal itu bukan sesuatu yang membuatmu lemah, melainkan akan membuatmu semakin kuat.
"Keylia liz Narayark, seseorang yang kelak akan menjadi ahli pedang! Cara menyelesaikan masalahmu tentu saja bertindak dengan kepala dingin, meski kau terkadang telat menyadarinya. Bekerja samalah dengan Baron, dia yang akan melindungi titik butamu, dan tentu saja.. aku menjamin tidak akan ada lagi orang yang mengkhianatimu.
"Terakhir untukmu, Zethius von Czar, cara menyelesaikan masalahmu dengan hatimu, tekadmu, kepercayaanmu, dan perhitunganmu. Walau terkadang jalan yang kau pilih jalan buntu, kau dengan mudah keluar dari masalah itu. Seseorang memberikan kekuatannya padamu, memanggilmu. Tentu saja kau pasti bisa menolongnya. Kekuatanmu dapat membuat sesuatu yang tidak mungkin.. menjadi mungkin. Kau akan menjadi pelindung teman-temanmu." Sang presiden berhenti, entah lelah menjelaskan semuanya atau apa. Lalu sesaat kemudian, sang Presiden tertawa puas. Zeth dan yang lainnya saling tukar pandang dengan kening yang berkerut.
Sesaat yang terasa lama, tawa sang Presiden mulai mereda, lalu ia memijat kepalanya pelan. "Sungguh membanggakan! Dalam sejarah The Oblivion, baru kali ini juga ada yang bisa menggunakan senjata jarak jauh! Tentu berbeda dengan menggunakan sihir." Sang presiden kembali tertawa, lalu terbatuk-batuk kencang. "Baiklah sudah cukup, malam ini kalian beristirahatlah, kalian akan mulai dilatih untuk bertahan hidup besok pagi. Kalian akan diantar ke kamar masih-masing oleh pelayanku. Selamat malam!" Sang Presiden mengayunkan tangannya dengan santai, lalu tertawa satu sampai dua menit, dan menghilang di balik dinding.
Tanpa sadar, mulut Zeth masih menganga memerhatikan apa yang terjadi. Gawat, dia kembali haus. []