SCWC 13. Not Like That

1199 Words
"Maksudku izin sarapan tadi bukanlah seperti ini. Aku ingin sarapan sendirian saja dan bukannya kau ikut seperti ini. Rasanya mencerna makananku sendiri saja jadi susah sekarang," kesal Emily dengan suara rendah saat Giorgio terlihat ikut makan bersamanya di kantin restoran membuat karyawan lain yang melihat mereka bersama di sana menjadi memperhatikan dan menatap ke arah mereka merasa penasaran. "Kenapa begini saja kau bawa ribut. Makan saja makananmu dan jika sudah selesai kembali bekerja. Kebetulan tadi pagi aku juga belum sarapan. Jadi apa salahnya aku makan di sini?" ucap Giorgio membela diri, membuat Emily hanya dapat mendengus kesal di sana. 'Biar kutebak. Dia pasti tidak sarapan demi bisa melihatku saat sedang dalam kesulitan menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk tadi, 'kan? Tapi sayangnya harapannya tidak terwujud, 'kan? Rasakan itu,' batin Emily dalam hati. "Memang susah bicara denganmu. Kau susah sekali mengerti hal-hal kecil yang bersifat sensitif seperti ini. ini," ucap Emily yang akhirnya mengalah dan tidak ingin berdebat lagi dengan pria itu. "Hari ini aku tidak ada rapat keluar jadi kau bisa bersantai tapi, ada beberapa klien yang akan datang bergantian nanti. Jadi siapkan beberapa cemilan dan juga minuman untuk para klien itu nanti. Oh ya, kebetulan juga ada satu klien yang akan datang saat makan siang jadi, tolong buat reservasi restoran untuk 4 orang. Soal menu makanan, nanti kami akan memilihnya sendiri tapi yang jelas, tempat makannya harus yang menjaga tinggi privasi pelanggannya. Kau mengerti maksudku, 'kan?" ucap Giorgio yang sengaja bermaksud ingin membuat Emily kesulitan tapi, "Ya, aku mengerti. Tenang saja. Aku tidak sebodoh itu," ucap Emily santai meski sebenarnya dia saat ini sedang bingung mencerna maksud ucapan Giorgio padanya barusan. Dan ya, jangan mempermasalahkan soal panggilan Emily pada Giorgio yang terkadang formal dan juga kadang tidak. Anggap saja saat ini Emily sedang beradaptasi dan itu hanya masalah waktu saja sampai nanti Emily lancar berbicara formal kepada Bosnya itu. Tapi terkadang juga menurut Emily sebenarnya lebih leluasa rasanya jika dia berbicara tidak formal kepada Giorgio apalagi karena pria itu yang seringkali membuatnya kesal. Bayangkan saja Emily marah menggunakan bahasa formal. Pasti akan lucu sekali jadinya. "Ya sudah aku akan kembali ke ruanganku dulu sekarang. Jangan lupa menyiapkan semua yang ku minta tadi. Jangan ada yang terlewat satupun," ucap Giorgio kemudian bangun dari duduknya meninggalkan Emily yang tampak tersenyum lebar karena akhirnya dia bisa menikmati sarapannya dengan tenang sekarang. Sebenarnya Emily tahu jika tugas sekretaris memang berhubungan dengan hal-hal yang membosankan seperti itu. Dan kakaknya sudah memperingatkan padanya untuk tidak mengeluh dan menyerah pada keadaan. Selama dia bisa mengerjakan tugas dan perintah Bosnya dengan baik, maka dirinya pasti akan aman. 'Tapi sepertinya Giorgio ini memiliki semacam dendam kepadaku. Dia bukannya menjadi Bos yang baik tapi malah terlihat sekali dia berusaha jadi menyebalkan entah karena alasan apa. Apakah mungkin dia tidak tahan memilikiku sebagai sekretarisnya? Apa menurutnya aku sangat tidak kompeten dan tidak cocok dalam pekerjaan ini? Pria ini benar-benar membuatku pusing. Sungguh,' *** "Kau sudah ingin pulang? Perlu tumpangan?" ucap seorang pria membuat Emily langsung melihat ke samping dan ya, ada William di sana. "Kau di sini? Kenapa baru pulang? Kau lembur juga? Kenapa aku tidak melihatmu ada di ruanganmu tadi?" tanya Emily beruntun membuat William tertawa kecil. "Ya, sebenarnya Bos yang menyuruhku pulang terlambat hari ini, agar ada yang mengawasinya selama lembur. Dia takut kau membakar kantornya karena merasa kesal padanya," ucap William yang tentu saja membuat Emily sempat tertegun sebentar sebelum akhirnya dia tertawa kecil. "Kukira kau sama kakunya seperti Bos. Ternyata kau lumayan juga," ucap Emily terlihat tulus dan, "Kukira kau juga hanya wanita manja dan hanya ingin lengket dengan Bos saja, ternyata kau berbeda," ucap William membuat Emily tersenyum di sana. Emily melihat sekelilingnya memastikan jika lobi kantor itu benar-benar sepi dan tidak ada orang sama sekali di dekat mereka, sebelum akhirnya Emily mengatakan jika, "Terima kasih atas bantuanmu sejak pagi ini. Untuk file-file pekerjaan yang harusnya menjadi tanggung jawabku dan juga tentang reservasi restoran yang membuatku bingung tadi. Tapi berkat dirimu aku menjadi tahu semuanya sekarang. Aku akan membalas kebaikanmu nanti," ucap Emily membuat William terlihat tersenyum tulus sambil menatap intens ke arah Emily tapi, wanita itu tidak mengetahui hal itu karena dia sedang fokus melihat hujan diluar kantornya saat ini. Hari sudah malam dan ditambah hujan. Udara dingin menusuk dan dia saat ini sedang bingung memikirkan bagaimana caranya pulang. Sebenarnya dia punya mobil, hanya saja karena pagi tadi dia terburu-buru dan mobilnya ada didalam dan posisinya di depan mobil papanya, akhirnya daripada menunggu Papanya itu berangkat dan akan berakhir dia telat nantinya, jadilah Emily berangkat menggunakan taksi. "Jadi bagaimana? Kau mau kuantar pulang atau tidak?" ucap William membuat Emily yang sebenarnya tidak ingin merepotkan tapi juga merasa tidak memiliki pilihan lain akhirnya memutuskan untuk ikut saja. "Baiklah. Jika tidak merepotkan maka aku-" "Emily!" Mendengar suara Giorgio tentu saja langsung membuat Emily mengalihkan pandangannya ke sisi lain dan di sana terlihat Giorgio tengah berjalan ke arahnya dengan langkah sedikit lebih cepat dari biasanya. "Kau ini kenapa? Ini sudah malam dan hujan lebat di luar. Kenapa kembali ke kantor? Apakah ada barangmu yang tertinggal? Atau pekerjaanku yang kusuruh kau cek tadi ada kesalahan?" ucap Emily saat Giorgio sudah berada di dekatnya di sana. "Kau pulanglah dulu, Will. Ada yang ingin kubahas dengannya. Terima kasih sudah menjaganya ya. Sampai bertemu besok," ucap Giorgio kemudian mengajak Emily pergi dari sana dan ya, meski dalam keadaan bingung, Emily tetap mengikuti Bosnya itu tanpa berbicara apa-apa. Setelah mereka berdua berjalan cukup jauh dan kini keduanya berada di samping mobil Giorgio yang terparkir di basemen, terlihat awalnya Giorgio menggenggam pergelangan tangan Emily, kini terlihat dia melepaskan genggaman itu dan melihat sekelilingnya memastikan situasi dan kondisi. "Apa yang kau kau bahas denganku di sini? Dan ya, kulihat mobilmu tidak basah sama sekali dan itu berarti jika lau dari yadi masih di kantor, 'kan? Kenapa tidak pulang? Atau ada sesuatu hal yang mencegahmu? Apa itu?" tanya Emily beruntun membuat Giorgio langsung menatapnya tajam dan menyelidik. "Kenapa kau banyak sekali bertanya saat sedang bersamaku dan tidak saat bersama orang lain? Apakah aku pria yang seburuk itu?" ucap Giorgio membuat Emily menghembuskan nafas beratnya dan, "Kenapa kau baik sekali kepada staff wanitamu yang lain dan tidak denganku? Ada apa? Kenapa? Apa bedanya aku dengan mereka?" ucap Emily yang dengan mudah membalikkan pertanyaan Giorgio, membuat pria itu terlihat hanya diam dan memperhatikan Emily lama sekali di sana. "Mulai besok jangan datang ke kantor menggunakan rok mini seperti ini lagi, pakailah celana saja. Itu perintah," ucap Giorgio membuat Emily terlihat bingung karena ya, apa masalahnya dengan rok yang dipakainya itu? Apakah tidak memenuhi standar Giorgio? Atau bagaimana? "Kau semakin aneh setiap harinya. Ya, baiklah. Aku akan memakai celana mulai besok. Kau puas?" ucap Emily kesal dan terlihat kemudian Giorgio membuka kunci mobil dan, "Masuklah. Aku akan mengantarmu pulang," ucap Giorgio yang tentu saja karena Emily tidak mau berdebat lagi, akhirnya dia menurut dan masuk ke dalam mobil dengan tenang. "William memang asisten ku dan memang dalam pekerjaannya dia terlihat cakap dan terampil. Tapi bukan berarti hanya dengan melihat orang dari luar saja, kau langsung boleh menaruh percaya padanya begitu saja. Hati-hatilah memilih teman mulai sekarang," ucap Giorgio terdengar bijak sekali membuat Emily tertawa kecil dan, "Orang yang paling berbahaya menurutku sekarang ini adalah dirimu. Tidak ada yang lain,"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD