SCWC 10. All Attention Here

1508 Words
"Saya Emily, Tante. Selamat ulang tahun, ya. Maaf karena datang tanpa persiapan saya hanya membawakan ini untuk Tante. Semoga suka ya. Cuma syal biasa. Saya harap bisa membuat Tante hangat di musim dingin yang akan datang sebentar lagi," ucap Emily sopan sekali pada Mama Giorgio membuat pria itu tampak tidak percaya. "Terima kasih ya, Nak. Apapun hadiahnya pasti akan Tante terima kok. Apalagi ini dari teman dekat anak Tante yang cantik. Coba Tante lihat ya," ucap Mama Giorgio menerima pemberian Emily di sana dan tanpa sungkan langsung membuka paperbag itu untuk melihat apa isi di dalamnya. "Wah... syal buatan tangan. Rapi sekali. Apakah kau membuatnya sendiri, Sayang?" ucap Mama Giorgio sambil terlihat menatap kagum pada syal pemberian Emily itu. "Nggak, Tante. Tadi ada seorang wanita di depan Mall yang menjualnya. Dia terlihat kelelahan sekali karena tidak ada siapapun yang berkenan membeli barang dagangannya. Saat kulihat jahitan syalnya sangat cantik dan rapi, karenanya aku membelinya," ucap Emily yang entah mengapa membuat Mama Giorgio mengernyitkan keningnya di sana. "Seorang wanita? Apakah Maria? Bagaimana penampilannya Sayang? Kurasa aku mengenali motif rajutan ini. Dia adalah temanku. Kami sudah lama sekali terpisah dan aku belum bertemu dengannya lagi sejak saat itu. Ada berhutang rasa terima kasih kepadanya. Dia adalah satu-satunya teman baikku yang tidak pernah memandang kekayaan juga hartaku," ucap Mama Giorgio membuat Emily langsung berusaha mengingat-ngingat. "Sepertinya dia seumuran dengan Tante. Dan ya, sepertinya dia memberikan alamat rumahnya seandainya aku memerlukan syal lagi tadi. Karena mungkin wanita tadi merasa senang karena aku membeli syalnya dengan harga yang lebih mahal daripada yang ditawarkan. Tunggu sebentar. Ini dia," ucap Emily terlihat mengambil sesuatu dari dalam tas kecilnya itu dan memberikannya pada Mama Giorgio. "Terima kasih, ya. Ini hadiah terindah dan penuh makna yang pernah Tante dapat dari seseorang. Kalau begitu ayo kita lanjutkan pestanya karena kalian berdua sudah datang," ucap Mama Giorgio tampak bahagia, membuat Emily ikut tersenyum merasa senang. Giorgio sendiri tidak percaya jika rencananya menjadi lebih dari berhasil untuk menyenangkan hati Mamanya malam ini. Dia tidak menyangka keputusannya membawa Emily bersamanya adalah hal yang sangat tepat untuk dilakukan. "Bagaimana bisa kau melakukan semua itu? Kau sudah merencanakan semuanya ya? Ini yang kau bilang jika aku tidak akan mengerti apa arti syal yang akan kau berikan pada Mama?" ucap Giorgio berbisik pada Emily di sana, membuat wanita itu tampak memasang ekspresi datarnya karena merasa dituduh. "Kau sungguh berprasangka seburuk itu padaku? Bukan, bukan itu maksudku. Yang benar adalah-" "Sedang apa kalian? Apa kau memarahinya, Gio? Jangan berani macam-macam padanya. Mulai hari ini dia resmi menjadi kesayangan Mama. Ayo, Sayang," ucap Mama Giorgio kemudian mengajak Emily untuk ikut bersamanya, membuat Giorgio terpaksa harus mengubur dulu rasa penasarannya sementara waktu ini. "Ya ya... sayangi saja dia semau Mama," ucap Giorgio yang kemudian mau tak mau akhirnya mengikuti kemana Mamanya itu akan membawa Emily pergi dan ternyata, "Perhatian semuanya. Mari berkumpul di sini dan kita lanjutkan pestanya sekarang. Terima kasih untuk semuanya yang sudah hadir dan menyempatkan waktunya ke sini. Aku sungguh bahagia sekali di hari ulang tahunku ini dan ya, itu semua juga tak lepas dari kehadiran putraku yang datang bersama dengan teman dekatnya. Doakan agar mereka nantinya bisa berlanjut menjalin hubungan yang lebih serius, ya. Jadi mari kita potong kuenya sekarang," ucap Mama Giorgio terlihat antusias, membuat Emily dan giorgio yang melihatnya hanya bisa tersenyum masam setelah mendengar harapan yang diucapkannya tadi. "Urusan kita belum selesai. Jika kita selesai di sini, kau harus menjelaskan soal tadi kepadaku," ucap Giorgio yang terlihat merangkul perut Emily dari belakang terlihat mesra sambil berbisik di dekat telinganya, agar Mamanya tidak curiga. "Aku tahu. Tapi lepaskan tanganmu," bisik Emily kesal karena pria itu tidak berhenti mengganggunya hanya karena masalah syal itu. Giorgio yang mengerti akhirnya menurut dan melepaskan rangkulannya pada Emily tapi, hamoir semua orang sudah melihat adegan manis yang terjadi diantara keduanya itu. Tentu saja rasa penasaran, kesal dan bahkan ada juga perasaan tidak suka melihat keduanya terlihat mesra seperti itu. "Potongan kue pertama ini untuk kamu, Sayang," ucap Mama Giorgio kemudian menyuapkan potongan kue ulang tahun pada Emily dan tentu saja disambut dengan baik oleh wanita itu. "Kamu jangan nakal sama dia. Jaga dia demi Mama," ucap Mama giorgio lagi yang kemudian beralih menyuapkan potongan kue yang sama pada Giorgio. "Mama jangan buat Gio menyesal dengan bawa temen ke sini, ya. Kenapa jadi kayak Gio bukan anak Mama sekarang?" protes Giorgio membuat Mamanya memukul lengannya pelan. "Kamu ngomongnya kok gitu, sih. Udah-udah, kamu belum makan, 'kan? Ajak Emily juga pergi makan bareng sama kamu sana. Nanti Mama nyusul," ucap Mama Giorgio membuat pria itu merasa jika ini adalah kesempatan yang pas untuk sekalian membicarakan hal yang belum selesai diantara mereka tadi. "Ya udah. Gio ajak Emily makan dulu. Mama jangan lama-lama nyusulnya," ucap Giorgio yang dengan semangat kemudian mengajak Emily pergi bersamanya untuk makan. "Apakah di sini ada minuman beralkohol? Aku mau satu," ucap Emily tiba-tiba membuat Giorgio menatapnya aneh dan, "Kau ini sudah biasa mabuk atau mau mencoba mabuk? Jangan bertingkah macam-macam didepan Mama. Malam ini aku akan memastikan kau terlihat seperti kucing manis yang penurut. Sekarang ikut aku dan kita akan membahas perihal syal tadi. Ayo," ucap Giorgio terlihat merangkul Emily di sepanjang perjalanan menuju tempat makanan tersedia dan tentu aja itu mengundang perhatian semua orang. "Kau belum menyerah juga, ya? Astaga... aku tidak memiliki niat jahat apapun saat memberikan syal itu tadi. Kenapa kau heboh sekali?" ucap Emily kesal sambil mencoba melepaskan rangkulan Giorgio padanya tapi tidak bisa. "Katakan sejujurnya sekarang, sebenarnya bagaimana bisa kau tahu jika dengan memberikan syal itu, Mamaku akan menyukainya dan kenapa kau tahu jika pembuat syal itu memiliki hubungan dengan Mama? Apakah kau selama ini sudah mengincar keluargaku? Untuk apa dan kenapa?" ucap Giorgio yang ucapannya semakin melantur membuat Emily akhirnya dengan berani menatap langsung mata pria itu dan, "Kau pikir aku sejahat itu? Sungguh aku juga baru bertemu dengan wanita penjual syal itu tadi. Aku tidak tahu juga dia siapa. Aku memberikan syal itu pada Mamamu karena sesuatu atau barang yang dibuat khusus menggunakan tangan sendiri akan memberikan makna lebih pada barang itu. Mungkin penampilannya akan kalah jauh jika dibandingkan dengan syal bermerk mahal tapi, proses pembuatannya tidak sama. Syal hasil rajutan tangan tentu saja memiliki banyak cinta dan kasih pembuatnya di dalamnya karena setiap detik yang dihabiskan oleh orang itu untuk membuatnya sangat berharga. Aku mengatakan sebelumnya jika kau tidak akan mengerti tentang ini ya, hanya karena ini. Dan terbukti kau tidak mengerti dan malah menuduhku macam-macam. Kau tahu, Gio? Bahkan uang tidak membuatku tertarik sama sekali sekarang. Mengincar keluargamu dan Mamamu? Untuk apa? Aku sudah muak dengan persoalan keluargaku sendiri dan kenapa bisa kau berpikir aku berencana masuk ke dalam keluarga orang lain?" ucap Emily membuat Giorgio terlihat terdiam dan merenggangkan rangkulannya pada wanita cantik itu merasa menyesal. "Maafkan aku, aku sungguh-" "Sudahlah. Bukan kali ini saja orang mengganggapku remeh dan jahat begini. Entah mereka curiga padaku karena wajahku atau yang lainnya. Tapi terserah. Kembali lagi itu hak masisng-masing orang," ucap Emily kemudian mencomot sepotong coklat yang ada di dekatnya dan memakannya, dengan harapan moodnya bisa kembali membaik dengan itu. "Hai, Gio. Apa kabar? Apakah ini wanitamu yang baru? Kau tidak mau mengenalkannya padaku?" ucap seorang pria yang datang dan Emily di sana terlihat sedikit terkejut saat merasa rangkulan Giorgio menjadi erat lagi kepadanya. "Samuel? Tumben kau datang ke acara keluarga seperti ini setelah sekian lama kau selalu mangkir dan tidak ingin ikut campur. Bagaimana kabarmu?" ucap Giorgio membuat Emily yang tidak mau ikut campur pembicaraan para pria akhirnya berbisik pada Giorgio berniat untuk pamit. "Aku mau ke toilet sebentar," bisik Emily yang sebenarnya bohong saja. Dia baik-baik saja dan sedang tidak terburu-buru untuk ke toilet juga. "Maaf ya, Sam. Dia sudah merasa lapar dan ingin segera makan. Aku akan mengenalkanmu padanya di saat yang tepat nanti. Ayo, Sayang," ucap Giorgio membuat Emily sempat bingung karena mendapati pria itu berbohong seperti itu. Setelah keduanya berjalan pergi cukup jauh dari pria bernama Samuel yang mendatangi mereka tadi, akhirnya Emily memberanikan diri untuk menanyakan alasan mengapa tadi Giorgio berbohong. "Dia siapa? Kenapa sampai harus berbohong hanya demi menghindar darinya saja?" tanya Emily membuat rahang Giorgio terlihat mengeras dan tatapannya menjadi lebih tajam dari biasanya. "Dia adalah orang yang paling b******k dalam keluarga kami. Jika dia menyapa atau mencoba mendekatimu, mencobalah untuk sebaik mungkin menghindarinya saja. Kau mengerti, 'kan?" ucap Giorgio yang mengatakannya dengan penuh penegasan seolah itu hukum mutlak yang tidak boleh diganggu gugat. "Ya, baiklah. Lagipula siapa yang mau dekat-dekat dengannya dan untuk apa? Coklat yang kucicipi tadi enak sekali. Bisakah kita kembali ke sana? Aku ingin memakannya lagi," ucap Emily membuat Giorgio menggeleng tak percaya dan, "Kita makan dulu. Soal coklat aku akan menyuruh seseorang untuk mengambilkannya untukmu," ucap Giorgio yang ya, akhirnya Emily tidak bisa berkata apa-apa lagi selain ikut apa katanya saja. "Oh ya, kau akan menambahkan memberiku upah untuk bantuanku malam ini, 'kan? Jadikan satu saja dengan gaji pertamaku nanti. Dan ya, bukannya aku perhitungan, hanya saja kau tahu sendiri tidak ada yang gratis di dunia ini," ucap Emily membuat Giorgio menatapnya sebentar dan, "Baiklah si penyuka uang. Aku akan melakukan sesuai keinginanmu,"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD