SCWC 11. Just One Reason

1341 Words
"Enghhhh....," Emily terlihat menggeliat bangun dari tidurnya dan merasa jika pagi ini dia merasa segar sekali karena dia bangun sesuai kemauannya sendiri tanpa harus mendengar suara-suara yang mengganggu tidurnya seperti teriakan Mamanya ataupun dering telepon yang berasal dari kakaknya yang memaksanya bangun pagi-pagi sekali untuk bersiap pergi kerja. Kenapa? Karena Emily semalam ketiduran dan akhirnya mau tidak mau Giorgio menginap di rumah Mamanya bersama dengan Emily karena memang Mamanya Giorgio juga memaksa agar mereka tinggal. Singkat cerita bagaimana Emily bisa sampai ketiduran adalah karena semalam saat bercerita bersama setelah makan malam, kepala Emily tiba-tiba terjatuh bersandar di di pundak Giorgio dan ya, begitulah akhirnya dia tertidur. Mungkin karena Emily juga terlalu lelah karena seharian melakukan tugas dari Giorgio untuk mencari kado ulang tahun Mamanya. Dan tenang saja, mereka tidak menginap di satu kamar yang sama. Emily dan Giorgio tahu batasan mereka masing-masing. 'Nyaman sekali rasanya tidur di sini. Rasanya aku tidak ingin bangun,' batin Emily dalam hati. Tapi ternyata ketenangan seolah tidak mau berpihak kepadanya karena sedetik kemudian terdengar ponselnya berdering tanda pesan masuk yang entah dari siapa itu. Mungkin saja dari kakaknya. "Giorgio? Kenapa dia mengirimiku pesan? Kenapa dia tidak datang saja ke sini?" ucap Emily lemah kemudian akhirnya bangun dari posisi berbaringnya dan duduk malas di atas ranjang. Dibukanya pesan dari Giorgio itu dan ternyata berisi tentang jika hari ini dia dibebaskan dari pekerjaan kantor tapi memiliki tugas lain, yaitu menemani Mamanya untuk pergi ke alamat rumah penjual syal yang kemarin. Emily tentu saja tidak percaya bisa mendapat tugas seperti itu. Bagaimana bisa Giorgio juga begitu baik padanya seperti ini. Bukankah baru sehari dia bekerja tapi mengapa Giorgio terkesan membebaskannya? Aneh sekali. 'Apakah karena aku terlalu tidak becus bekerja sehingga dia tidak mau aku berada di kantornya? Begitukah?' batin Emily dalam hati. "Hei, Sayang. Kau sudah bangun? Bagaimana tidurnya? Apa sebenarnya yang dilakukan Giorgio padamu hingga kau sampai kelelahan seperti itu? Apapun itu tolong maafkan dia, ya," ucap Mama Giorgio terlihat meminta maaf dengan tulus dan bagaimana bisa Emily menolaknya. "Ya, Tante. Tidak masalah. Bagus dia memperlakukanku dengan keras karena jika tidak begitu aku hanya akan bermalas-malasan nanti," ucap Emily yang tidak ingin menyalahkan Giorgio sama sekali di sini karena ya, apapun perintah Bos kepada bawahan, itu adalah tugas yang harus dikerjakan. Lagipula Emily sebenarnya juga bisa menangani tugas itu hanya saja, baru pertama kali dia keluar rumah dan mengerjakan tugas berat, karenanya dia sampai kelelahan seperti itu. Selalunya dia kan hanya di rumah dan bermalas-malasan saja. "Memperlakukanmu dengan keras? Apa maksudmu, Sayang?" ucap Mama Giorgio bingung membuat Emily terlihat terdiam kaku karena baru sadar jika dia sudah keceplosan dengan membicarakan tentang pekerjaan tadi. 'Bagaimana ini? Mama Giorgio adalah orang baik. Rasanya sangat salah jika aku membohonginya seperti ini. Apa lebih baik aku memberitahunya saja sekarang jika aku hanya seorang sekretaris dan bukan teman dekat Giorgio. Tapi aku takut dengan reaksinya setelahnya,' batin Emily dalam hati. "Tante, maafkan aku mengatakan ini tapi, aku sejak awal sungguh tidak ingin membohongi Anda sedikitpun. Awalnya aku tidak tahu akan dibawa ke pesta ulang tahun Anda sampai saat dimana Giorgio menyuruh orang untuk mendandaniku. Sebenarnya aku hanya sekretarisnya, Tante. Aku sekretaris barunya. Dan baru kemarin aku bekerja dengannya. Kumohon jangan marah. Maafkan aku," ucap Emily membuat Mama Giorgio terlihat terdiam sebentar sampai akhirnya, "Oh, Sayang. Kau pikir Tante tidak tahu hal itu? Tante sudah mengetahuinya bahkan tanpa kalian beritahu sekalipun. Tante memiliki informan siapa-siapa saja orang baru yang berada di dekat anak Tante. Dan kau adalah orang yang paling spesial menurut Tante karena baru kali ini Tante melihat Giorgio memperlakukan wanita dengan lembut dan penuh perhatian. Kau tahu, dia tidak pernah mau repot-repot terlibat dengan wanita apalagi menyiapkannya untuk tampil cantik. Tapi denganmu, dia melakukan semua itu. Ya, mungkin kau menganggap jika itu karena kau sekretarisnya tapi tidak, Sayang. Dia tidak pernah sama sekali memanjakan sekretarisnya berlebihan. Dia lebih suka sekretaris yang mandiri. Seperti Vivian. Kakakmu. Tapi Tante senang jika Giorgio melakukan itu semua sama kamu, berarti semua yang dilakukannya itu berasal dari dalam hatinya. Kau tahu maksud Tante?" ucap Mama Giorgio yang sebenarnya membuat Emily pusing karena mencoba mengerti tapi, memikirkan jika Giorgio tertarik padanya adalah hal yang tidak mungkin. "Intinya, Tante rasa dia memiliki ketertarikan sama kamu. Kamu gak tahu semalam pas Tante lihat dia gendong kamu sendiri naik tangga ke kamar ini, tatapannya gak lepas dari wajah kamu yang lagi tidur, Sayang. Baru kali ini Tante melihatnya bersikap manis lagi kepada seorang wanita setelah dulu dia berpisah dengan kekasihnya. Sebenarnya dia sebelumnya pria yang baik dan ramah. Tapi sesuatu hal terjadi dan mengubahnya menjadi sosok dingin dan kaku seperti ini," ucap Mama Giorgio lagi yang sebenarnya membuat Emily merasa penasaran tapi, karena merasa tidak pantas rasanya jika dia mendengar masalah pribadi Bosnya itu akhirnya Emily memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan kepada hal lain. "Maaf Tante tapi rasanya tidak baik jika kita membicarakan tentang Bos diam-diam begini. Dia mengirimkan pesan padaku untuk mengantarkan Tante ke alamat rumah penjual Syal kemarin. Jadi mari kuta bersiap berangkat ke sana saja, sekarang," ucap Emily membuat Mama Giorgio tersenyum dan mengelus kepalanya lembut. "Kau begitu baik, Nak. Ya, kalau begitu kau mandilah dulu. Jika sudah turunlah untuk sarapan. Tante akan menunggu di ruang keluarga ya," ucap Mama Giorgio membuat Emily tersenyum dan mengangguk setuju di sana. "Aku akan bersiap dengan cepat, Tente," *** "Apakah benar ini rumahnya? Kenapa kecil sekali? Jadi dia hidup dalam kesulitan selama ini? Kasihan sekali dia," ucap Mama Giorgio saat setelah sampai di alamat rumah penjual syal itu. Emily sendiri hanya bisa diam dan tidak berani berkomentar apa-apa di sana. "Permisi... apakah ada orang? Halo...," ucap Mama Giorgio terlihat mengetuk pintu rumah penjual syal itu dan tak butuh waktu lama terlihat pemilik rumah keluar tapi, "Siapa kalian? Ada perlu apa ke sini?" ucap seorang wanita yang beranjak dewasa seumuran dengan Vivian, keluar dan menyambut kedatangan mereka. "Permisi, aku sedang mencari ibu Maria. Apa dia ada di rumah?" ucap Emily sopan membuat wanita itu menatap Emily menyelidik dan, "Ada apa kalian mencari ibu mertuaku? Apakah dia membuat kesalahan? Biarkan aku yang akan memberinya pelajaran nanti. Kalian pergilah saja, sekarang. Menjual syal saja tidak bisa," ucap wanita itu yang terdengar keterlaluan karena ya, bagaimana bisa dia tega melihat ibu mertuanya berjuang keras menjual syal di luar sementara dia hanya bersantai di rumah? Bukankah terbalik? Harusnya dia yang bekerja dan membiarkan ibunya diam saja di rumah. "Jadi kau putrinya? Dimana Maria sekarang? Aku ingin bertemu dengannya?" ucap Mama Giorgio lagi yang memang sepertinya berkeinginan bulat untuk bertemu ibu Maria itu hari ini juga. "Entahlah aku tidak tahu dia di mana. Cari saja di tepi dan pinggir jalan. Kalian pasti akan menemukannya," ucap wanita kurang ajar itu yang kemudian langsung menutup pintu rumah dengan kasar, membuat Emily merasa kesal karenanya. "Tante baik-baik saja? Lebih baik kita cari dia di dekat mall yang kemarin. Kurasa dia pasti akan menjual syal di tempat yang ramai, 'kan?" ucap Emily berusaha mengurangi kesedihan Mama Giorgio yang terlihat sekali di sana. "Ya, Sayang. Ayo. Hanya saja kasihan sekali dia selama ini. Dulu dia berasal dari keluarga yang lebih berada dariku tapi lihatlah kondisinya sekarang," ucap Mama Giorgio membuat Emily tersenyum tipis dan, "Kita akan melakukan semua yang kita bisa untuk membantunya nanti. Sudah jangan bersedih lagi, okey," ucap Emily mencoba menghibur Mama Giorgio dan ya, tentu saja disambut baik olehnya. "Tante rasa sepertinya Tante tahu kenapa Giorgio merasa tertarik sama kamu. Kamu memiliki pembawaan tenang dan berani, Sayang. Dia menyukai sosok wanita seperti kamu ini," ucap Mama Giorgio yang kembali membahas tentang putranya membuat Emily merasa tidak enak karenanya. Ya, karena hal ini nantinya Emily nanti akan menjadi canggung saat bekerja bersama Giorgio. Tapi ya sudahlah. Anggap saja dia tidak pernah tahu tentang semua itu. Bisa jadi juga itu hanya perasaan Mama Giorgio saja. Sebenarnya apa yang dirasakan oleh Giorgio sendiri kita tidak bisa mengetahuinya sama sekali kecuali menanyakan hal itu langsung kepada orangnya. 'Just relax, Em. Meskipun Giorgio menyukaimu sekalipun itu tidak akan mengubah fakta kalau kau sekretarisnya sekarang. Kau adalah bawahannya. Selama itu kau hanya harus mematuhi dan mengerjakan perintah darinya tanpa perlu memikirkan yang lainnya. Ingat itu baik-baik,'
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD