3. Harga diri terenggut dan dicampkkan oleh Tuan Malik

1841 Words
21+ Melihat penampilan Tuan Malik, Ela reflek menutup mulutnya dengan kedua tangan yang sudah di lepaskan oleh Tuan Malik... Bahkan Ela juga entah kekuatan dari mana, berhasil mendorong tubuh tinggi tegap, dan besar Tuan Malik yang ada di atas tubuhnya dan dalam waktu sekejap, Ela juga sudah berdiri dari baringan tak berdayanya di atas lantai. Tuan Malik.... Tuan Malik demi Tuhan, hanya mengenakan selembar bokser saat ini. Dan dapat Ela lihat dengan jelas... itu... itunya Tuan Malik terlihat-----On, membuat Ela menggigil takut dan berlari sekuat tenaga, tapi sayang.... Baru sekitar 6 langkah Ela berlari, pergelangan tangannya dengan cepat dan mudah di tangkap oleh Tuan Malik. Tuan Malik yang saat ini sudah dan sedang mendekap Ela erat dari arah belakang, tidak hanya mendekap, tapi juga menggososkkan tubuh bagian depannya dengan tubuh bagian belakang Ela membuat tubuh Ela semakin menggigil takut saat ini. "Jangan nodai, saya... saya mohon jangan, Tuan Malik..." "Jangan... Tidak! Anda mabuk, saya mohon, jangan nodai saya...."Ucapan Ela terhenti di saat dari arah belakang, Tuan Malik membungkam kasar dan semangat bibir Ela bahkann membuat Ela kesulitan untuk bernafas. Tapi, 5 detik kemudian, Tuan Malik menarik bibirnya dari kedua bibir Ela. Ela mendesah lega, dan karena kedua kakinya sudah sangat lemas bagai jelly, tubuh Ela dengan lemas dan pelan sudah meluruh di atas lantai. Terimah kasih, Tuhan.... bisikan batin Ela terhenti di saat dengan sangat kasar ada seseorang yang menarik kuat tangan bahkan rambut panjangnya, dan jelas seseorang itu adalah Tuan Malik.... Tuan Malik dengan wajah merah, mata merah dan senyum sinisnya menyeret dan menarik Ela bagai binatang dan Tuan Malik.... "Kita main di kamarku, ah kamu kan, masih polos. Kita bercinta di kamarku saja...."Ucap Tuan Malik dengan suara serak dan beratnya. Jelas, tanpa persetujuan Ela, dengan kejam dan tak punya perasaan, Tuan Malik menarik sangat kasar tangan Ela agar mengikuti langkah lebar dan semangatnya. *** Sial! Ini gila! Ini sangat gila! Melihat Ela yang menggigil takut di depan pintu kamarnya sana, pintu kamarnya yang sudah Malik kunci, dan kunci sudah Malik pegang dan simpan di tempat yang aman kuncinya.... Malik... Malik demi Tuhan, bukannya merasa iba melihat wajah Ela yang pucat pasih bagai mayat, melihat kedua kaki Ela yang sangat gemetar, malah Malik.... Malah Malik semakin b*******h melihat Ela yang tidak berdaya saat ini di tempatnya.... Dan Malik menelan ludahnya kasar, di saat Ela di depan sana, melap bibirnya yang basah oleh air mata dengan tangan yang super gemetar. Dan sudah cukup, Malik... Malik sudah tidak tahan lagi.... "Ke... kemarilah, Sayang..."Ucap Malik terpatah dan dengan tangan gemetar, Malik mengusap wajahnya kasar. Sial! Tidak pernah ia seperti ini. Tidak pernah sebelumnya ia sebergairah ini! Tapi, dalam waktu 5 detik, kedua tangan Malik yang gemetar, kini terlihat mengepal erat, di saat perintah dan titahnya barusan tidak di laksanakan oleh Ela yang masih ada di tempatnya. "Kemari lah, Sayang... sini, kemarilah..."Ucap Malik mencoba sabar.... Malik juga bahkan terlihat melempar senyum yang sangat hangat untuk Ela yang menatapnya dengan tatapan nanar dan takut di depan sana. Dan bisa saja Malikk menyeret Ela lalu melemparnya di atas ranjangnya. Tapi, Malik... Malik memiliki fantasi, Malik ingin melihat Ela yang mendekatinya dengan wajah takut, Malik ingin melihat bagaimana tangan gemetar Ela menelanjangi dirinya sendiri. "Oke... Oke Ela, Sayang... Supir yang pergi dengan ibumu, Pak Dayat, dia punya penyakit jantung, ku perintahkan untuk bunuh diri, menjatuhkan mobil dalam jurang dengan 6 pembantu lainnya, salah satunya ada ibumu, lalu aku memberi uang ganti rugi bahkan 1 M untuk keluarganya, Pak Dayat pasti kesenangan dan girang, dan dalam waktu satu menit, 8 orang malang yang ada dalam mobil itu akan...." Ucapan Malik terhenti di saat orang yang barusan Malik ancam, yaitu Ela berlari secepat kilat, sudah berdiri dengan wajah merah menahan tangis dan takut di depan Malik saat ini. Malik yang tangannya dengan reflek, mengelus lembut pipi Ela yang chuby. "Buka bajumu... tidak hanya bajumu, tapi dengan celanamu juga..."Ucap Tuan Malik dengan senyum tertahannya, dan dapat Malik rasakan dengan jelas, betapa tegang tubuh Ela, anak salah satu pembantu mamanya yang ada di depannya saat ini. Ela? Dengan air mata yang sudah mengalir membasahi pipinya terlihat menggeleng lemah saat ini. Melihatnya, Malik murka dan Malik dengan kasar merangkum dagu Ela, agar Ela mau menatap kearahnya dan ya, Ela sudah menatap tepat pada kedua matanya saat ini. Malik melempar senyum yang sangat sinis dan dingin... "Aku tidak memiliki kesabaran, apa yang aku inginkan, harus aku dapatkan. Aku memutuskan, tidak hanya tubuhmu yang akan aku dapatkan saat ini juga, tapi 8 orang malang itu, sudah kuputuskan, mereka akan kubuat mati karena sifat pembangkang dan tulimu...." Ucapan dingin Malik terpotong di saat dengan berani, tangan gemetar dan air mata yang mengalir bagai air hujan... Ela... Ela sudah menurunkan bokser yang membungkus tubuh Malik satu-satunya dan bahkan tangan Ela yang super dingin dan gemetar, sudah menggenggam milik besar dan tegang Malik. Membuat Malik menegang kaku, membuat Malik.... dalam sekejap, sudah membanting tubuh Ela di atas ranjang. Dan tanpa melakukan pemanasan sedikitpun, dan bahkan tanpa melepaskan baju bagian atas tubuh Ela... Malik... Malik dengan kejam, dan tidak punya hati sudah menembus milik Ela membuat Ela berteriak kesakitan dan Malik bukannya iba atau memelankan permainannnya. Malik? Mendengar teriakan sakit Ela. Laki-laki itu semakin semangat, cepat dan kasar memompa milik Ela. Malik sadar, kalau ia gila dan kejam. Tapi, sumpah rasanya sangat enak. Bahkan sangat-sangat enak. Dan 7 menit sudah berlalu, Malik... semakin menggerakkan dirinya kasar di dalam milik Ela. Dan di menit ke 10, Malik... Malik sudah mendapat pelepasannnya. Dan Malik.... dengan mata yang merem melek... laki-laki itu... "Ah, Sandraaa... Enak Sandra, Sayang. Enak... Makasih, Sayang...."Desah dan ucap Malik di saat laki-laki itu mendapatkan kepuasan yang sangat dasyat. Ela? Perempuan malang itu sudah hilang kesadarannya 2 detik yang lalu, karena rasa sakit di fisik dan juga rasa sakit di hati di saat Tuan Malik meneriakkan nama perempuan lain di saat Tuan Malik memperkosanya dengan kasar dan sangat kejam barusan ... *** Rasa sakit seperti di tusuk-tusuk oleh jarum pada kepalanya, dan rasa pegal-pegal yang sangat dasyat di rasakan tubuhnya saat ini, membuat seorang wanita bertubuh mungil yang berbaring meringkuk di atas ranjang yang super besar, membuka dengan pelan sekali kedua matanya yang tertutup rapat dan terasa berat. Dan sial! Di saat kedua matanya yang berat sudah terbuka dengan lebar, rasa sakit pada kepalanya semakin menjadi-jadi, membuat seorang perempuan bertubuh mungil yang tidak lain dan bukan adalah Ela, kembali menutup kedua matanya lemah dan lemas. Tapi, kedua mata Ela terbuka lebar dengan kaget, di saat satu ingatan menyapa telak dan kejam ingatan Ela saat ini. Menyapa dan berputar bagai kaset rusak dalam ingatan dan pikiran Ela saat ini. Ela yang terbangun bagai orang kesurupan dari baringan dan ringkukan menyedihkannya. Dan Ela.... "Tuan Malik...."Bisik Ela dengan suara yang sangat-sangat gemetar, wajahnya yang sebelumnya pucat, kini terlihat semakin pucat pasih. Dan Ela yang ingin turun dari ranjang.... "Aahhhrrrrg, "jerit Ela tertahan, di saat miliknya yang ada di antara ke dua pahanya, terasa sakit, perih dan panas bagai di bakar oleh bara api. Saking sakitnya pusat intim Ela di bawah sana. Air mata mengalir bagai air hujan dan dengan buliran yang besar dari kedua mata Ela. Membasahi kedua pipi pucat Ela bahkan hampir seluruh wajah Ela. Ela yang saat ini dengan tubuh lemas, gemetar dari ujung kaki hingga ujung kepala, menoleh kearah samping kiri, samping kanan, intinya ke setiap sudut kamar besar, megah, dan mewah milik Tuan Malik.... Tuan Malik yang tidak Ela lihat saat ini keberadaannya dalam kamar ini, dan Tuan Malik... Tuan Malik beberapa saat yang lalu sudah memperkosanya, sudah menghancurkan masa depannya, dan sudah merampas hal berharga satu-satunya milik Ela selain ibunya di dunia ini untuk ia berikan pada suaminya kelak. "Ibu.... Ibu pasti sudah pulang."Ucap Ela panik, Ela yang tiba-tiba keingat pada Ibunya, ibunya yang pergi jam 8 pagi tadi untuk belanja stok makanan di rumah ini dengan beberapa pembantu dan pekerja lainnya di rumah ini. Dan dengan takut-takut, Ela meneliti setiap sudut kamar ini untuk melihat jam, dan jam ada di atas tembok tepat di depan Ela yang duduk lurus menghadap kearah depan, dan jam saat ini sudah menunjukkan pukul 12 tepat, dan melihat jam yang sudah jam 12 siang, Ela reflek meloncat turun dari atas ranjang. Tapi, nasib Ela sangat malang, Ela... Ela malah jatuh tersungkur dengan wajah menghantam lantai.... Ela... Elaa bahkan untuk berdiri tidak mampu, miliknya di bawah sana, sumpah terasa sangat sakit.... "Sakit.... Sakit.... Tolong, Ela, Ibu... " "Ela... Ela nggak bisa berdiri. Ela nggak bisa jalan. Sakit. Hiks...."Ucap Ela gemetar dengan air mata yang semakin menjadi-jadi keluar dari kedua mata Ela, semakin membasahi wajahnya yang sangat-sangat pucat saat ini. Dan Ela, takut ibunya pulang, tidak peduli dengan Tuan Malk, dimana laki-laki jahat itu berada, dan sedang apa ia saat ini, Ela... dengan kaki yang super gemetar, kembali mencoba berdiri... tapi sayang.... sekuat tenaga Ela mencoba untuk berdiri, rasa sakit semakin menjadi-jadi di rasakan Ela. Ela yang bahkan sudah meloloskan erangan dan rintihan sakit dari mulutnya, dan dengan tangan gemetar, Ela mencoba menghapus air mata yang sudah memburami pandangannya. Tapi, tapak tangan Ela yang menggosok-gosok kedua matanya, terhenti di saat... Brak Ela reflek menatap keasal suara bantingan, dan tubuh Ela menegang kaku, kedua bibir Ela tertutup rapat di saat pandangan Ela saling berpandangan dengan kedua manik hitam pekat... milik Tuan Malik yang berdiri dengan penampilan yang sangat rapi dan segar. Tubuh tinggi tegapnya yang atletis di bungkus oleh jas warna hitam licin dengan celana yang warnanya senada, rambutnya terlihat lepek, karena masih terlihat sangat basah. Kedua bibirnya yang sedikit tebal kecoklatan terlihat sangat datar dan dingin, membuat Ela sangat takut melihatnya, dan Ela semakin takut di saat Tuan Malik.... Tuan Malik menunduk, Ela ingin menghindar, tapi terlambat karena dagu mungilnya sudah di rangkum lebih dulu dengan kuat dan agak kasar oleh Tuan Malik. Tuan Malik yang tatapannya saat ini ada di koper kecil warna hitam, ah maksudnya menatap berganti arah pada koper kecil itu, dan pada wajah pucat tak berdaya serta takut Ela.... Dan Tuan Malik... "Ada uang dalam koper di depanmu, Sayang. Uang untuk tubuhmu yang terasa enak, uang untuk keperawananmu, dan uang untuk tutup mulut kalau 1 jam yang lalu aku sudah memperkosamu. Apa yang terjadi satu jam yang lalu jangan sampai di ketahui oleh satu orangpun terutama Sandra kekasihku, dan cepat lah keluar dari kamarku, ibumu sedang ada dalam perjanalan pulang. Ingat, jangan sampai kamu buka mulut, kamu buka mulut, ibumu dan seluruh keluargamu akan ku habiskan, dan kamu akan ku nodai setiap hari, dan setelah aku bosan, aku akan melemparmu pada para pekerja yang sudah membuatku semakin kaya, dan ah... aku hampir lupa, setelah kamu keluar dari kamar ini, kamu harus makan 3 pil kb sekaligus yang sudah aku sediakan dalam koper itu. Walau aku sudah make kondom tadi, aku tetap takut, dan aku bukan orang bodoh, kejadian kondom bocor, tetap terjadi, dan untuk jaga-jaga, ku katakan sekali lagi, Ela... makan pil Kb yang ada dalam koper itu.... "Makan pil kb itu, kenapa aku rewel di bagian ini? Jawabannya, benihku terlalu unggul dan berharga untuk di kandung oleh anak seorang pembantu rendahan seperti kamu. Jijik dan tidak sudi aku punya anak dari kamu. Membayangkannnya saja, aku jijik...." tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD