"Perempuan itu harus diberi pelajaran!" desis Adira dengan penuh amarah, suaranya bergetar menahan bara yang hampir tak terkendali. Saat ini, ia berada di ruang tamu megah rumahnya, dikelilingi oleh kemewahan yang biasa menjadi pelipur baginya. Namun, kabar yang baru saja diterimanya menghapus semua ketenangan yang seharusnya ia rasakan. Bagaimana bisa? Maudy, gadis yang dianggapnya tak memiliki asal-usul, tak pantas, akan dinikahi oleh Gavin? Sungguh penghinaan yang tak bisa dibiarkannya. “Aku tidak bisa menerima ini,” ucap Adira, matanya memandang tajam ke arah lantai seolah ingin melubanginya. Pikirannya berkecamuk, mencari cara agar keinginannya untuk menghancurkan rencana ini bisa segera terwujud. “Saya melihat dengan jelas, Bu, bahwa Pak Abraham memang melamar Nona Maudy,” ucap se