Brakk! Suara hantaman tubuh lelaki itu menghantam lantai dingin, menggema di ruangan kosong. Pendar cahaya lampu yang redup membias, memantulkan bayang-bayang suram di dinding. Di hadapannya, seorang lelaki bertubuh tegap duduk tenang dengan satu kaki disilangkan, menyandarkan tubuh di kursi tua yang berderit saat ia bergerak. Romeo—dengan tatapan tajam dan senyuman menyeringai yang nyaris tak terlihat—menghunjamkan sorot matanya pada lelaki yang tergeletak di lantai. "Ampun... ampun, Tuan..." Suara bergetar dari pria itu keluar, tersendat oleh ketakutan yang merayap di setiap sudut jiwanya. "Katakan. Siapa yang menyuruhmu menyakiti Tedy?" Suara Romeo terdengar tenang, nyaris berbisik, namun menggema dengan ancaman yang dingin, seperti sebilah pisau yang terhunus dalam kegelapan. Pria