“Bagaimana belajarnya? Mau es cream?” tanyaku pada keduanya. “Mau, Tante,” jawab Kirana. “Baiklah. Kalian siap-siap dulu, kalau udah selesai kalian turun kemari ya.” Aku tersenyum melihat semangat Kirana. Sementara Ksatria tidak ada ekspresi. Aku melihat mereka naik ke tangga dan menuju kamar mereka untuk berganti pakaian, aku menganggap belajar di rumah juga bosan. Aku tersenyum lagi melihat semangat Kirana, lalu ku raih ponselku dari dalam tas. Aku mendial nomor Mas Naren dan ku kirim pesan kepadanya. Namun, ketika tidak ada balasan juga dari Mas Naren, aku menghubungi Mbak Yusa. Aku mengirim pesan kepadanya dan beberapa saat kemudian ku lihat telepon masuk darinya. ‘Halo?’ ‘Kamu mau bawa anak-anak ke makam ibunya lagi?’ ‘Tidak. Aku akan mengajak mereka jalan-jalan.’ ‘Jangan. Tet