Belajar

1434 Words

Pagi menunjukkan pukul 9, Mas Naren baru selesai mandi dan berpakaian lengkap, ia juga terlihat tampan mengenakan setelan jas yang warnanya matcing. Aku tersenyum sesaat, lalu Ummi menyikut lenganku dan menyadarkanku pada tatapanku yang tidak berkedip. “Kenapa kamu belum siap-siap?” tanya Mas Naren padaku. “Heem?” Aku bingung karena tidak ada rencana apa pun yang kami bicarakan kemarin sampai aku harus bersiap. “Kita mau kemana?” “Menengok anak-anak,” jawab Mas Naren. Astaga aku lupa kalau si kembar masih di kota, tentu saja aku segera bangkit dari dudukku dan melangkah menuju kamar. Aku mendengar Ummi menawarkan sarapan pada Mas Naren, namun Mas Naren menolak karena buru-buru, aku yang hanya mengenakan pakaian apa adanya langsung keluar dari kamar dan menghampiri suamiku itu. “Bagus

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD