“Assalamu’alaikum, Mbak. Perkenalkan nama saya … Syafana, biasa dipanggil Syafa, saya guru les anak-anak, dan saya … saya akan menikah dengan Mas Naren, Mbak gak usah khawatir, saya tidak akan pernah meraih hati Mas Naren dan Mbak akan tetap ada di hatinya,” kataku menatap nisan yang bertuliskan namanya. “Dan, Mbak juga gak usah khawatir. Anak-anak akan saya jaga. Akan saya sayangi seperti anak-anak saya sendiri. Saya akan memberikan yang terbaik untuk mereka.” Ksatria dan Kirana mendongak menatapku, aku tahu tatapan mereka karena mereka tengah duduk disebelahku, aku menyiram air ke makam ibu mereka dan tersenyum setelahnya. “Meskipun Mbak udah tidak ada di dunia ini, tapi Mbak udah berhasil melahirkan anak yang tampan dan cantik seperti mereka,” kataku mengelus kepala mereka dan kali in