“Knock knock”
Semua yang ada di ruang klub kesehatan itu menoleh ke arah datangnya suara di mana di ambang pintu masuk klub ada Vina yang tersenyum lebar setelah menirukan suara orang mengetuk pintu.
“Vinaaaaa sini sini masuk” kedatangan gadis itu disambut antusias oleh teman-temannya di dalam ruangan itu.
“Halo semuaaa ini ada salad buah handmade dari yang jual heheheh”
“Ku kira kamu yang buat tapi ih makasih lho gratisan ni”
Teman-temannya satu klub mulai mengambil sendok dan mulai memakan salad buah yang sengaja Vina bawa itu.
“Vina kok kayaknya jarang ke basecamp sih? cuma pas ada jadwal piket aja perasaan” celetuk Mira.
“Iya nih kak kebetulan di jurusanku lagi ada event olimpiade nasional gitu jadi agak hectic sih di sana. Ini aja aku ke sini karena janjian sama Naima mau pergi bareng hehe”
“Waah mau kemana nih? ga ajak-ajak”
“Hahaha ikut aja yuk sekalian bantu nyari buat di kasih orang sidang tu apa ya bagusnya?”
“Kasih aja bungaa, bunga bangke kalau mau yang anti mainstream” lelucon Riki membuat seisi ruangan tertawa.
“Oooo terima kasih Kak Riki sarannya tidak membantu sekali hahaaha tapi kalau bunga emang cowok bakalan tertarik gitu?”
“AAAA CIEEEEE cowok yang mana niee? yang suka antar jemput itu yaa?? waaah Hanan mah udah kalah nih” ledek Riki lagi.
“Apaan sih kak, oh iya ngomong-ngomong kak Hanan. Ini orangnya ada di basecamp ga?”
“Kaga adaa. Hanan tu kayak kamu Vin juga jarang ada di basecamp”
Sarah yang sedari tadi menikmati salad buahnya tiba-tiba berdiri.
“Mumpung keinget, aku mau ngomong bentar Na sama kamu. Di luar aja kalik yaa, yuk!”
Tanpa bertanya tujuan Sarah mengajaknya berbicara empat mata Vina pun langsung mengekor di belakang gadis dengan rambut yang dicepol itu ke luar ruang klub kesehatan. Mereka duduk bersisian di bangku panjang di depan basecamp mereka.
“Kamu lagi ada masalah sama Hanan?” ucap Sarah to the point.
“Hah? Engga kak” Jujur Vina terkejut dengan pertanyaan Sarah.
“Syukur deh kalau gitu, aku pikir kamu sama Hanan lagi sama-sama gamau ketemu makanya kalian jarang nongkrong di basecamp. Hanan ngomong sesuatu gak sama kamu?”
“Ngomong apa kak?”
“Ya apa gitu yang penting dan private gitu”
“Ga ada deh”
“g****k”
“Hah?” Vina tidak habis pikir mendengar Sarah mengumpat di depannya.
“No bukan kamu sorry ni si Hanan g****k banget dah”
“Eh Kak Sarah aku mau minta tolong” Vina takut-takut mengalihkan perhatian Sarah.
“Nitip ini kasihin Kak Hanan, kemarin aku dipinjemin” lanjut Vina menyerahkan sapu tangan Hanan yang segera diterima oleh Sarah.
“VINAAAAA udah lama???? Sorry telat dikit heheh” Naima yang datang membuat obrolan Sarah dan Vina pun tidak dilanjutkan. Berhubung juga yang Vina tunggu sudah datang dia pun berpamitan untuk pergi dengan Naima. Mereka berdua berniat mencari hadiah yang akan Vina berikan ke Dean sebagai ucapan selamat untuk sidangnya yang akan berlangsung minggu depan.
……
Hari sidang kelulusan Dean pun tiba banyak yang menunggu di luar ruangan tempat laki-laki itu melaksanakan sidang agar nanti bisa segera memberi selamat untuk keberhasilannya. Dean yang merupakan mantan ketua komdis juga memiliki kepribadian yang mudah bergaul membuat dirinya memiliki banyak teman. Vina berdiri agak jauh dari gerombolan teman-teman Dean karena tidak ada yang ia kenal, baik itu yang satu jurusan dengan Dean ataupun yang dulu menjadi teman Dean sewaktu di kepanitiaan.
Saat pintu akhirnya terbuka dan menampilkan sosok Dean dengan wajah sumringahnya semua perhatian langsung tertuju padanya. Semua berebut memberi ucapan selamat tak lupa hadiahnya. Suasana berubah menjadi riuh membahagiakan. Sadar Dean sedang menghabiskan waktu dengan teman-temannya Vina pun berniat nanti-nanti saja menghampiri laki-laki itu.
Tampaknya semua sudah selesai memberi selamat, tersisa sesi mengobrol santai satu sama lain. Sebelum Vina sempat menghampiri Dean ternyata kehadirannya disadari oleh pemeran utama hari itu. Menanggapi pandangan Dean yang sumringah melihatnya Vina pun tersenyum lebar. Dean sedikit berlari menghampiri Vina lalu tanpa bisa mengelak laki-laki itu memeluk tubuh kecil Vina yang cukup terkejut menerimanya.
“Vinaaa aku berhasil Naaa” ucap Dean sembari menggerak-gerakkan tubuhnya bersama dengan Vina yang masih dia peluk.
“Hahaha iya Kak Dean selamat” respon Vina kemudian, sambil memberikan tepukan lembut di punggung laki-laki itu.
Dean melepas pelukan itu dan langsung mengusak kepala Vina gemas “Ih jelek bawa apa sih ini? buat aku kan pasti”
Meskipun cemberut karena rambutnya menjadi berantakan Vina akhirnya mengeluarkan hadiah yang akan diberikan untuk Dean. Sebuah selempang dengan tulisan tercetak huruf capital CONGRATULATION MAJIKANNYA BENG BENG.
“Selamat ya Kak Dean sekarang udah jadi sarjana” ucap Vina sekali lagi dan memasangkan selempang itu pada Dean yang memasang muka tidak terima karena tulisannya. Sebelum dia bisa protes Vina sudah memotong perkataannya terlebih dahulu.
“Jangan protes dulu please, masih ada lagi dong hadiahnya” Vina sekali lagi merogoh goodie bag yang ia bawa dan mengeluarkan buket makanan kucing yang dia serahkan ke tangan Dean.
“NAAAAAA ini namanya yang sarjana Beng Beng dong” protes Dean akhirnya.
“Hehehehhe sengaja biar ga sia-sia hehe. Jangan cemberut dong jelek banget yaudah kalau gitu Kak Dean mau hadiah apa?”
“Bakal dikabulin emang?” tatap Dean penuh selidik,
“Iya”
“Apa aja boleh?”
“Iyaaa apa aja, asal gak yang aneh-aneh ya” jawab Vina yakin.
Dean tampak menimang-nimang keinginannya “Umm” Vina menunggu dengan seksama. Tatapan keduanya saling mengunci. Hingga Hanan mengalihkan pandangan dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sebenarnya.
“Kamuu,, mau gak…masakin seblak”
“Ih mau dong” jawab Vina langsung tak kalah semangat namun tanpa gadis itu sadari Dean mencubit pahanya sendiri setelah mengatakan itu.
“Tapi kan bahannya belum ada, Kak Dean temenin nyari ya!” tambah Vina.
“Iyaaa siaaaap, pulangnya bonceng aku aja. Sekarang bantuin bawa barang-barang akuuu”
Dean mendorong tubuh Vina mendekati teman-temannya karena di sanalah tadi Dean meninggalkan barang pemberian orang-orang.
Barulah saat menjelang sore Vina dan Dean bersama mendorong troli di sebuah supermarket mencari bahan untuk membuat seblak sesuai keinginan Dean. Seharusnya urusan itu bisa cepat diselesaikan jika Dean tidak banyak bermain-main yang mengundang decakan sebal Vina saat melihat tingkah laki-laki itu. Tetapi tentu saja lebih banyak kelakuan Dean yang membuat Vina tertawa.
Niat awal ingin membeli bahan-bahan seblak tetapi merembet ke berbagai macam cemilan juga kehebohan Vina saat melihat diskon make up yang dia inginkan. Vina dan Dean tertahan lama di depan dereten produk mie. Selain mie yang akan mereka gunakan untuk seblak rasanya kurang afdal jika tidak mengambil beberapa varian rasa dari makanan instan andalan anak kosan itu.
“Kari dua, soto satu, ayam bawang dua gitu ya?”
“Tambah rendang dong sama yang mie goreng original” pinta Dean.
“Ih banyak banget, Kak Dean emang masih lama di kosannya?”
“Mang napa sie? Udah gamau tetanggaan sama aku?” Vina menatap sebal mendengar hal itu hingga ia pun melemparkan bungkus mie instan yang dipesan Dean. Beruntung Dean sigap menangkapnya.
“Bilang aja kalik Kak Dean kalau masih harus banyak yang direvisi wkwkwkwkkw” Kini giliran Dean yang menatap sebal ke arah Vina.
Dering telepon dari dalam kantong aket yang dikenakan Vina membuat Hanan tak jadi berniat menjahili.
“Halo Bestie ga ada angin ga ada hujan ada apa ni?” sapa Vina masih di samping Dean sambil mendorong troli perlahan.
“Hah? Beneran? AAAAAAA ya boleh dong. Kapan lagi yekan, boleh aja mau sebulan di sini juga gass aja asal ga jadi beban hahahaha”
“Mau yang mana?” tanya Dean meminta pendapat merk saus yang akan mereka gunakan. Vina menunjuk salah satu dengan gesture tangannya tetap berkomunikasi dengan seseorang yang dia panggil bestie itu.
“Aman kok aku dah selesai kemarin eventnya. Okay see you soon” Vina mengakhiri panggilan itu dan segera memasukkan teleponnya ke dalam tasnya.
Senyuman lebar tampak ditunjukkan Vina untuk Dean.
“APA??”
“Puter yuk kak balik ke tempat camilan hehe temenku mau nginep di kosan. Biar sekalian beli stock makanannya”
“Hadeeeeh ni kapan kelarnya???”
“Udah ih ayok nanti kan tetep aku masakin seblak. Let’s go!!!!” Vina kembali bersemangat.
“Bukannya kamu mau balik ke rumah? Kok malah temenmu mau nginep?”
“Kan aku acara keluarganya cuma dua hari, minggu depannya ya balik kosan dong. Udah ayok buruan nanti keburu sampai malem masak seblaknya”
“Siaaaaaap ratu” “nah gitu dong b***k hahahhaha” tawa Vina sembari menghindari tangan Dean yang akan mencubit pipinya. Gelak tawa mengiringi kebersamaan mereka sore itu.