Begin

1133 Words
Semester-semester berikutnya aktivitas perkuliahan Vina lebih beragam karena rutinitasnya kini juga diisi kegiatan di klub kesehatan yang dia ikuti. Selepas kelas terakhirnya Vina ke gedung basecamp klub kesehatan untuk mengikuti banyak kegiatan organisasi salah satunya pembekalan anggota baru. Seperti sore ini giliran Hanan yang memberikan materi pada anggota baru. Hanan sebagai pemateri adalah satu kesempatan yang ditunggu-tunggu oleh teman-teman Vina. Tak heran bila banyak anggota perempuan karena salah satu alasannya adalah ingin dekat dengan Hanan si kakak klub kesehatan dengan pesona wajah tampannya. Kegiatan sore itu berjalan begitu hidup karena selain Hanan yang pandai membawakan materi para peserta juga enggan melewatkan penjelasan dari laki-laki berbadan tegap di depan mereka. Vina akui bahwa Hanan memang memiliki pesona yang dengan mudah digandrungi banyak perempuan seusianya. Tak heran bila dia menjadi populer tidak hanya dikalangan anak klub kesehatan atau jurusannya saja tapi kiprahnya di events kampus membuatnya jadi salah satu mahasiswa idola di sana. a coincidence. Pemberian materi sore itu sudah sampai di penghujung. Satu dua peserta bahkan ada yang menyayangkan kegiatan harus segera disudahi. Seolah tak kehabisan cara gadis-gadis itu semangat bertanya ini itu tentang materi berharap diberi penjelasan yang lebih rinci dengan alasan masih belum paham. Padahal Vina juga tahu bahwa itu akal-akalan mereka saja yang masih ingin berlama-lama dengan Hanan. Bagi Vina itu adalah satu tontonan yang mengasyikkan melihat teman-temannya mencoba menarik perhatian Hanan. Vina menjadi dejavu sendiri. Berbeda dengan yang lain, Vina yang pada dasarnya gadis introvert pendiam tentu tidak melakukan hal yang sama seperti yang lain sekalipun dia ingin. Rasanya juga terlalu merepotkan harus bersaing (lagi) dengan banyak perempuan untuk mengejar si tokoh idola. Ewwww tidak akan. “Wah kalian semangat sekali ya mengikuti materi hari ini terima kasih antusiasnya. Tetapi waktu untuk materi hari ini sudah habis” “Yaaaah beneran udah selesai” keluh satu orang mewakili keluhan yang lain. “Hahaha kita bisa membahas materi ini di lain waktu atau jika masih ada pertanyaan bisa hubungi saya di nomor ini” kata Dean sembari menuliskan nomor ponselnya di papan tulis yang tentu saja mengundang raut sumringah dan antusias dari peserta anggota baru yang merangkap pengagum laki-laki itu. “Silakan dicatat biar saya juga lebih mudah bisa menjawab pertanyaan kalian sewaktu-waktu” “Na gak nyatet nomornya?” teguran Naima membuat Vina membelalakkan mata kaget apalagi seisi ruangan menoleh ke arah mereka berdua. Astagaaa Naimaa suaranya. Ditatap seisi ruangan membuat Vina gugup sendiri dan bergegas mengeluarkan ponselnya pura-pura mencatat nomor Hanan karena sungguh cewek-cewek anggota baru ini menatap Vina bagai makhluk aneh yang soksokan tidak mau mendapatkan kontak dari cowok tampan seperti Hanan. Padahal kan Vina memang sudah punya sejak masa orientasi kampus mereka. “Bagi yang udah punya nomor saya ya ga usah dicatat dua kali” ucap Hanan tepat seperti gerutuan Vina dalam hati. “Oh kamu udah punya nomor kak Hanan ya Na?” “Beluuuuuuum, ini baru ngesave Naimaaa” jengkel Vina karena suara Naima yang lagi-lagi mengundang tatapan seisi kelas ke arah mereka. Rasanya kali ini tatapan mereka penuh selidik tanda curiga. Sedangkan menurut Vina di depan sana Hanan tersenyum meremehkan dengan satu alis naik ke atas dia melanjutkan berbicara “Kalau udah punya nomor saya jangan cuma dijadikan koleksi di asrama cowoknya aja yaa haha boleh kok chat basa-basi siapa tahu obrolan kita nyambung” dih “AAAAAA siap kak Hanan ini langsung aku tes kontak jangan lupa di save ya kak nomor aku” begitu respon cewek-cewek itu. Faktanya kalimat Hanan juga tatapannya begitu menyentil Vina yang memang sejak pertama kali mendapatkan nomor Hanan tidak pernah mengirim pesan singkat seperti basa-basi yang Hanan maksud. Lagi pula untuk apa toh Hanan juga memiliki nomor Vina dan laki-laki itu juga tidak menghubungi Vina. Ah mikirin apa sih aku iniii sesal Vina karena perihal pesan singkat dari sosok Hanan saja membuat kepalanya riuh sendiri. Selesai membereskan peralatan masing-masing mereka satu persatu berpamitan keluar dari ruangan. Tiba di giliran Vina untuk keluar suara Hanan total membuat berhenti langkah Vina juga teman di depannya apalagi yang masih di dalam ruangan. “Alvina kosannya paling deket kan? Kamu pulangnya terakhir ya bantuin beresin peralatan yang kita pake dulu” ucap Hanan santai yang justru semakin membuat Vina terancam karena tatapan garang dari fans Hanan.. Ya ampun seenaknya sekali and how could he do that??? Diiringi dengan tatapan penuh selidik teman-temannya akhirnya Vina memilih menuruti perintah Hanan. Jadinya sekarang dia memberesi peralatan inventaris klub yang digunakan hari ini sebagai media penunjang materi yang diberikan Hanan. Vina tidak sendiri karena ada Sarah yang memang selama kepanitiaan penerimaan anggota baru menjadi penanggung jawab berlangsungnya kegiatan pemberian materi seperti hari ini. Sarah menjadi panitia yang paling dekat dengan anggota baru selain karena dia ramah, sifatnya yang blak-blakkan justu membuat kakak tingkat itu mudah akrab dengan anggota baru yang sebagian besar merupakan adik tingkatnya. “Temen-temen kamu caper ya” “Hah?” Menjadi hal biasa bagi perempuan jika berkumpul maka kegiatan yang dilakukan pasti tidak jauh dari ujung-ujungnya membicarakan orang lain. Begitulah yang sedang coba dimulai oleh Sarah tinggal menunggu topik tepat maka Vina akan menghidupkan obrolan itu. “Aku sebagai cewek langsung  taulah yaa trik-trik mereka hahahaha” tawa Sarah bersamaan dengan Vina yang mengangguk-angguk setuju. Perempuan dengan seribu jurus menarik perhatian lawan jenis. Entah yang terang-terangan atau dengan kode-kode menunggu kesempatan. “Tapi kamu ga ikut-ikutan mereka ya, iyalah udah paling spesial kamu mah” ucap Sarah yang terdengar ambigu bagi Vina. “Spesial apaan kak?” “Ih malu-maluuu, dikira aku gatau apa ya. Kamu kan yang pertama dikenal sama Hanan mau dianterin pulang segala lagi. Cieee tuker-tukeran nomor telpon lagi” “Ahahaha itu kebetulan aja kalik kak. Kak Sarah ini udah mirip dispatch yaa” Vina tidak sepenuhnya salah jika kegiatannya bersama Sarah sore ini akan ditemani obrolan bahan gosip tapi tidak disangka jika ini lebih seperti interogasi yang mengulik Vina. ah sial “Orang Hanan sendiri yang cerita ke aku” Sarah mengaku melanjutkan obrolannya dengan Vina. “Kakak deket banget ya sama Kak Hanan” “Eh jangan salah paham dan cemburu dong cantik” “Apaan sih kak lawak banget haha” “Kita berdua emang udah deket dari jaman daftar ulang, lagi pula aku udah punya pacar kalik Na hehehee sepupunya Hanan” “Waaa saudaraan dong” Vina menanggapi terkejut. “Mau ga saudaraan juga sama aku? berarti sama Hanan, jiaaaaaakkkh kayak aku udah fiks aja” “Ahahahhaha ada-ada aja ih” “Tapi kamu kan udah punya pacar juga” ucap Sarah tiba-tiba. “Rumor dari mana ituuuu?” sangkal Vina. “Jadi kamu ga ada pacar kan?” “Engga ada” “Hanaaaaan!! ini Vina beneran ga ada pacar Ni!” “PPFFT UHUK UHUK” Hanan yang nyatanya sudah kembali dari gudang penyimpanan dan sedang meminum air dari botol segera terbatuk mendengar teriakan Sarah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD