Bab 7

1329 Words
TAP TAP TAP! Suara langkah kaki menggema di lorong kantor. Mantap menuju satu ruangan di ujung koridor. Cklek! "Pdnim!" Lee Hyun Bin Pdnim yang sedang duduk di kursi singgasananya menatap luar jendela, menoleh. Ia memutar kursinya menghadap Juna. "Ada apa Juna?" "Apa maksudnya ini." "Duduklah Juna." Juna mengikuti arahan Pdnim duduk di depannya. Namja itu benar-benar tidak habis pikir. Seberapa hebatnya gadis itu hingga pdnim mau menerimanya sebagai satu-satunya produser berjenis kelamin perempuan di perusahaan ini. Yang bahkan baru saja belajar memetik gitar. Juna hanya ingin tau alasan apa hingga pdnim mau menerimanya. Alasan apapun itu Juna yakin itu pasti konyol. "Aku tau apa yang ada dipikiranmu. Dan aku sudah memikirkannya dengan matang." "Apa anda hanya merasa berhutang padanya karena tembakan itu?" "Kau pikir aku akan dengan mudahnya menerima staff wanita sepertinya?" "Lalu kenapa? Anda tau bukan, dia seorang Bora. Anda ingin menghancurkan karir kami?" "Juna-yah. Tenanglah. Aku sedang memikirkan sesuatu. Kau tau STIGMA butuh perubahan untuk tetap bertahan di industri ini. Dan aku tidak ingin merusaknya. Apa kau meragukanku? Dasar bocah nakal!" "Maafkan aku pdnim. Tapi menerima pemula sepertinya sebagai produser kami. Aku bahkan bisa melakukannya sendiri yang mungkin lebih bagus dari lagu buatannya." "Aku tau. Aku tak pernah meragukan kemampuan kalian. Hanya ikuti permainanku. Seminggu lagi. Aku telah menyiapkan acara mingguan baru untuk kalian. Aku sudah membicarakannya dengan Dongmin tadi. Setelah ini kita akan mengadakan pertemuan untuk membahasnya. Percayakan semua padaku." *** "Benarkah! Acara baru? " mata Dayon melebar tak percaya. "Wah daebak. Kita bahkan baru menyelesaikan tour dan akan syuting episode selanjutnya dari acara bulanan." Baekhyeon menyandarkan punggungnya lemas. Yonghwa dan Ye Jun melongo dan sempat saling pandang. Dan member lain yang berisi Dongmin, Juna dan Jung Wook hanya diam mendengarkan. Sejujurnya mereka sudah tau adanya acara ini. Namun masih belum mengetahui bagaimana scenarionya. "Ya. Untuk minggu ini kalian fokus dengan episode acara bulanan kita saja. Kita akan mulai syuting acara yang baru di minggu berikutnya. Acara ini akan tayang sedikit lebih lama karena pastinya memerlukan waktu juga untuk mengedit tiap episodenya. Nah. Aku akan membagikan bahan acaranya untuk kalian." staff selesai menjelaskan dan mulai membagi lembarannya. Song by STIGMAxBORA. Judul yang tertera didalamnya. Membuat mereka saling pandang. Mereka mulai sibuk membacanya. Tidak berapa lama nampak raut wajah mereka yang sedikit demi sedikit mulai berubah. Nampaknya mereka mulai mengerti jalan ceritanya. "Ini tidak mungkin!" Jung Wook tertawa tidak percaya. "Apa kalian bercanda? " Dayon membaca ulang apa yang tertulis disana. "Hyung, bagaimana mungkin acara ini berjalan. Kita bahkan akan serumah dengan seorang perempuan. Bora pasti akan terkejut mendengarnya." Dongmin masih tidak percaya. "Seperti yang tertulis disitu. Acara ini akan memperlihatkan bagaimana cara kalian membuat lagu. Kalian harus bisa membuat satu album dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan. Ini murni ide pdnim. Kalian akan bekerja sama dengan produser baru kita, Risa, ah maksudku, ROSEN. Harapan kami semoga kalian bisa membuat aliran musik genre baru dari tema yang biasa kalian buat." *** Tik tok tik tok . . Waktu sudah berjalan beberapa menit lalu. Dan masih belum ada satupun yang berinisiatif memulai pembicaraan diantara mereka. Yah, siapa yang peduli. Toh rekamannya bisa dicut yang tidak perlu nanti. Ya, hari yang dibicarakan telah tiba. Hari ini adalah hari pemindahan Risa menuju dorm STIGMA yang telah disediakan sekaligus syuting pertama mereka. Awalnya Junalah yang membukakan pintu untuknya. Setelah mengetahui siapa yang datang, pangeran es tersebut langsung membeku ditempat. Otaknya sedang mencerna alasan kehadiran gadis didepannya bersama kameramen yang mengikutinya. Dan hanya membiarkannya di depan pintu sampai Dayon datang dan menyambutnya. Kini semua telah berkumpul dalam satu ruangan tanpa ada yang berani berbicara. Serba salah bagaimana cara menghadapi satu-satunya gadis yang akan tinggal serumah dengan mereka. Dan membuat musik bersama. Pasalnya, dari awal debut hingga sekarang mereka tidak pernah berbagi rumah dengan seorang gadis. Apalagi gadis itu seorang muslimah dan juga seorang Bora. Berinteraksi saja jarang jika bukan karena alasan pekerjaan. "Ehm, jadi Risa-yah, kau akan tinggal bersama kami disini. Gwaenchana ?" Yonghwa mulai membuka suara. Lama-lama jenuh juga jika harus berdiam diri seperti ini terus. Risa menatapnya. Senyumnya langsung mengembang. Merasa sangat lega, ada yang mulai mengajaknya berbicara. "Nde, Yonghwa oppa." Senyuman Risa seakan menjadi virus untuk mereka. Situasinya mulai sedikit mencair. "Kenapa kau menatapku seperti itu." Yonghwa menunjukkan senyuman malunya yang manis. Pasalnya Risa sedikit merasa bersalah sudah menempatkan situasi semacam ini. Bahkan dia tahu, entah mengapa Juna masih terlihat belum menerimanya. "Tidak, oppa. Kurasa aku sungguh beruntung bisa bertemu denganmu seperti ini." "Apa itu. Kau hanya senang bertemu Yonghwa hm." Baekhyeon memasang wajah marah ala ahjussinya. "Haha tentu saja kalian semua yang terbaik. Aku fans kalian bertujuh. Aku akan bekerja keras, tolong lihat aku." "Bagus Risa, jangan sungkan untuk memanggil kami jika butuh bantuan." Dongmin memang leader yang baik. "Aku mengerti, Dongmin oppa." Aku akan berusaha tidak mengecewakan kalian. Maafkan aku Juna oppa, sepertinya kehadiranku sudah mengusikmu. Tapi aku tidak bisa mengalah. Ini semua demi keselamatan keluargaku, ibuku. Sungguh maafkan aku, oppa. *** Pagi sekali Risa sudah melakukan rutinitasnya sebagai muslim. Subuhan. Waktu menunjukkan pukul 4 pagi, namun hari masih terlihat petang, dan dingin. Bahkan Risa sempat menggigil tak henti ketika mengambil wudlu tadi. Gadis itu memang tidak tahan dengan cuaca dingin seperti ini. Ini hari pertama gadis itu tinggal. Risa baru akan mengganti pakaiannya dan terhenti lalu buru-buru masuk ke dalam kamar mandi yang tersedia di dalam kamarnya. Hampir lupa kalau sebagian penjuru rumah telah dipasang cctv.  Termasuk kamarnya. Ini bertujuan untuk merekam segala aktifitas mereka dari keseharian sampai proses membuat lagu mereka. Setelah bersiap, Risa mulai melakukan perenggangan sedikit. Melenturkan badannya sebelum memulai perang. Ya. Perang yang dimaksud adalah segala rutinitas bersih-bersih. Risa sadar disini ia hanya menumpang sampai lagu mereka berhasil dibuat. Sebenarnya Risa cukup bersantai di kamar dan mulai membuat lagunya saja. Tapi bukan berarti, gadis itu bisa seenaknya berdiam diri kan. Risa bisa bersih-bersih dan memasak. Selain untuk menghemat uang, juga Risa ingin membuatkan sesuatu dari negara asal untuk ketujuh idolanya. Benar-benar impian seorang pengagum internasional ha ha . . . Kini Risa berdiri ditengah-tengah ruangan. Member STIGMA pasti masih tertidur pulas saat ini. Bingung ingin melakukan apa. Akhirnya Risa memilih membersihkan seluruh rumah terlebih dulu. Langkahnya berjalan menuju mesin penghisap debu. Sejujurnya Risa belum pernah menggunakannya. Gadis itu bahkan hanya melihatnya dalam serial drama. Ketika menyentuhnya, Risa benar-benar terkagum dibuatnya. Ia sedang memegang sebuah alat peringan tenaga saat ini. Ah, andai saja alat ini bisa dibawanya pulang untuk ibu. Matanya mulai fokus mencari tombol on-nya, "Ah ini dia, ketemu!" Serunya senang. Klik! WHUUNGGHHH! KLIK! Whungewengwengh! Dan alat itu berakhir dalam dekapan Risa. Mencoba meredam suaranya yang ternyata begitu keras. Sungguh, jantung Risa saat ini berdebar begitu kencang. Ia tidak ingin mengganggu waktu istirahat para member dengan kelakuan bodohnya. Pandangannya langsung tertuju ke segala arah kalau-kalau ada yang terbangun. Namun sepertinya mereka tidak menyadarinya. Hufftt ! Oke, lebih baik memilih cara tradisional sekaligus berolahraga. Lebih sehat kan. Risa meletakkan kembali alat itu, dan memilih sapu manual. Sebelumnya gadis itu telah menguncir rambutnya tinggi agar tidak menggangu. Dimulai dari menyapu, mengepel, menata dan lainnya. Hingga pagi mulai menjelang. *** Jam 8 pagi. Risa telah membereskan semua. Masakan siap, tubuhnya juga sudah segar kembali sehabis mandi. Apa orang luar terbiasa bangun siang ya. Risa menatap jam dinding. Sudah setengah 9. Perutnya mulai keroncongan. Bau masakannya juga mengundang. "Uwahh kupikir bau apa ini. Kau sendiri yang membuatnya ?" Jung Wook oppa turun dari tangga. Matanya langsung fokus ke arah meja makan. "Iya oppa." "Kau tidak perlu merepotkan dirimu Risa-ya. aku bisa membuatkan untukmu. Punggungmu pasti masih sakit." Baekhyeon juga turun dengan piyama pinknya. "Tidak apa-apa oppa. Punggungku sudah membaik. Sebetulnya aku juga ingin melihat respon kalian tentang masakanku." Risa menunduk malu ketika mengatakan alasannya. Dan itu tidak luput dari pandangan Baekhyeon. "Haha kiyowo." Dilain sisi, Jung Wook sibuk meneliti apa yang sudah dibuat Risa. Pertama dia mencium baunya. Ini sungguh berbeda dengan masakan Korea. "Apa ini masakan asalmu?" "Nde oppa. Maafkan, aku ingin membuatnya untuk kalian. Dan sejujurnya aku tidak pernah belajar masakan Korea." "Uwahh, aku tau nasi goreng. Tapi kurasa aku baru melihat yang ini. Apa ini saus kacang." Baekhyeon ikut nimbrung meneliti. Nasi pecel dan segala lauk pauknya. "Ini apaan?" Jung Wook mencomot salah satu lauk. Mengendusnya lalu menyicipnya. Dan terkejut dengan ekspresi lucunya. "Kacang? Kedelai? Daebak. Hyung cobalah." Dan menyodorkannya pada Baekhyeon. "Namanya perkedel di desa kami. Dari kedelai. Bagaimana?" "Enak." Mereka kompak. Membuat Risa bernapas lega sekaligus bahagia. Sepertinya mereka bisa cocok dengan masakan Risa. Ini adalah salah satu bentuk sogokan gadis itu agar bisa lebih mengakrabkan diri dengan member. Semoga dengan ini juga bisa membantu Juna untuk mulai menerima kehadirannya sedikit demi sedikit.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD