bc

Me and You (Step by Step)

book_age18+
923
FOLLOW
4.7K
READ
possessive
arrogant
dominant
badboy
band
drama
comedy
sweet
first love
seductive
like
intro-logo
Blurb

[21+. Harap bijak memilih bacaan]

Kisah seorang idol yang jatuh cinta pada fansnya sendiri. Namun karena perbedaan keyakinan, cinta mereka jadi terhambat.

Kehidupan Risa menjadi berubah sejak dirinya akhirnya bertemu dengan idolanya.

Menjadikan Risa sebagai satu-satunya produser wanita di agensi BM Entertainment sekaligus menjadi manager mereka. Mengharuskan gadis itu untuk tinggal bersama demi kepentingan pekerjaan. Kebersamaan mereka menimbulkan benih cinta yang seharusnya tidak boleh terjadi. Ini adalah kisah cinta seorang penggemar bersama ketujuh idolanya. Mempertahankan cinta mereka atau menyerah saja, yang mana yang harus dipilih?

-Min Juna

-Risa

Cover by @Tiadesign

chap-preview
Free preview
Bab 1
Marisa, atau biasa dipanggil Risa adalah seorang gadis yang masih menginjak bangku SMA. Anak tunggal dari Ratna dan Andi itu terbiasa hidup sederhana dan tidak neko-neko. Gadis yang cukup cuek dengan sekitar dan lebih memilih tidur di rumah, membaca komik, mendengar musik dan streaming video idolanya, STIGMA. Kadang Risa juga membantu ibunya di warung. Alhamdulillah warung ibunya sudah lumayan dikenal di lingkungan. Sedangkan Andi bekerja sebagai buruh. Risa juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Taekwondo yang diketuai oleh teman kecilnya, Reno. Gadis itu tertarik mempelajarinya karena Taekwondo sendiri berasal dari Korea, tempat biasnya berada. Selebihnya, Risa hanya berharap tumbuh dewasa secepatnya agar dirinya bisa mencari kerja untuk membantu keuangan keluarga. Brakk! Suara gebrakan pintu yang cukup keras membangunkan Risa dari tidur malamnya. Risa mengedipkan mata menyesuaikan dengan cahaya lampu kamar. Diliriknya jam di ponsel menunjukkan angka 12.30 malam. Samar-samar terdengar suara Ratna dan Andi yang menggema dalam rumah. Risa membuka pintu kamar dan menuju kamar mereka. PLAKK! Seketika Risa membeku. Ratna tersungkur akibat tamparan keras dari Andi. Risa segera menghampiri ibunya. Warna merah bekas telapak tangan di pipi kirinya membekas. Mata Risa langsung memerah menahan tangis. Ada apa lagi ini. "Bawa ibumu keluar dari kamar ini" Andi merebahkan dirinya di kasur. Tercium bau alkohol dari tubuhnya. Risa segera membantu ibunya berdiri mengajaknya pergi ke kamarnya. Dielusnya punggung Ratna karena dirinya tahu ibunya sedang menahan air mata. Bersikap semua akan baik-baik saja. Inilah alasan lain Risa ingin cepat tumbuh dewasa. Untuk membawa ibunya pergi dari sini. *** Esoknya. Kelas hari ini telah selesai. Bergerombol siswa dan siswi berdesakan ingin cepat-cepat keluar dari kelas masing-masing sebagian menuju tempat parkir dan yang lainnya menunggu jemputan. Risa masih setia di tempat duduk sambil mengamati keramaian kecil itu. Malas ikut berdesak-desakan juga. "Risa, kamu gak pulang?" Tepukan Vivi di pundak membuat gadis itu terkejut dan menoleh padanya. "Sebentar lagi, Vi. Kamu pulang aja dulu" "Lagi nunggu mas Reno yaa. Ya udah deh. Aku pulang duluan. Kamu hati-hati jangan suka di tempat sepi. Bisa diculik mas Reno entar. Dadah Risa" Risa cuma bisa melongo mendengarnya. Risa dan Reno memang dekat. Tapi sebatas adik-kakak saja. Reno begitu baik pada Risa sejak kecil. Dirasa sudah waktunya keluar, Risa melangkahkan kaki menyusuri lorong sekolah. Beberapa kelas masih ada siswa-siswi yang masih tinggal dengan kegiatannya masing-masing. Risa memasuki ruangan yang biasa dikunjunginya. Disimpannya tas di sudut ruangan sambil mengambil baju ganti yang dibawanya untuk latihan hari ini. Masih satu jam lebih dari jadwal latihan. Risa masuk ke salah satu bilik untuk mengganti baju. Cermin di depannya menampilkan wajah datar Risa dengan mata panda akibat terjaga semalaman. Rambutnya terurai sebahu, baru dipotongnya kemarin. Perlahan Risa menggerakkan tangan untuk menyatukan helai demi helai rambut ke atas lalu mengikatnya menjadi kuncir kuda. Dan mulai mengganti pakaian. Ingatan Risa kembali di mana kejadian semalam terjadi. Kejadian itu bukan pertama kalinya bagi Risa. Ketika ayahnya menatapnya dengan pandangan benci. Risa tidak mengingat sejak kapan Andi berlaku seperti itu. Hanya saja dalam ingatan Risa, dirinya pernah menjadi putri kesayangannya. Dan Mereka pernah hidup bahagia. Diikat kuat sabuk tingkatnya. Setelah selesai, gadis itu keluar dari bilik bersiap melakukan pemanasan terlebih dulu. Lalu Risa mendekati bantalan yang memang di buat khusus untuk ditendang. Saat ini, Risa hanya ingin mengeluarkan seluruh tenaga, ingin melampiaskan sesuatu yang bergejolak dalam dadanya. "Risa?!" *** "Nih, minum!" Reno memberikan sebotol air mineral. Pria itu memposisikan dirinya duduk di sebelah Risa. "Makasih, mas" ujar Risa sambil mengusap keringat di pelipis. "Tumben datang lebih awal Ris. Gak ada masalah kan dirumah" Risa terdiam sejenak. Reno selalu bisa menebaknya. "Enggak kok mas. Aku lagi pengen aja dateng awal" jawab Risa. "Ya udah. Kalo ada apa-apa kamu bisa cerita ke aku. Oke!" Reno mengacak rambut Risa seperti biasanya. "Nanti tunggu mas. Biar mas antar pulang" "Oh nggak usah mas. Aku bisa pulang sendiri kok" "Gak papa. Mas juga kangen masakan tante. Dah lama nggak mampir ke sana" "Ah gitu. Oke" Dulu Reno memang sering ke warung Ratna. Sekedar sarapan atau makan siang. Kadang juga cuma say hello sambil ngemil gorengan di sana. Ratna juga sudah menganggap Reno sebagai anaknya. Akhir-akhir ini Reno memang jarang ke sana karena sibuk dengan kegiatannya. Selain ketua Taekwondo, Reno juga menjabat sebagai ketua OSIS. Dia sedang menyiapkan pelepasan jabatannya karena sudah menginjak di kelas 3. Saatnya sibuk dengan pelajarannya. Dia ingin melanjutkan studynya nanti. Reno beranjak dari tempatnya menyambut yang lain datang satu persatu. Sepertinya latihan akan segera dimulai. *** Seoul. 03.15 am Hahh hahhh hahh haa . . Brukk! Satu persatu dari mereka bertujuh merosot. Bergelimpangan di lantai kehabisan napas. Tubuh mereka penuh dengan keringat. "Aku sudah tidak bisa lagi" Kim Baekhyeon meluruskan kakinya yang sudah seperti jelly tak ada tenaga. Mereka sudah latihan selama 13 jam hanya untuk menyesuaikan coreonya. Waktu comeback sudah semakin dekat. "Wah dancenya, Sungguh, Wah daebak!" Jung Wook mengelap keringatnya dengan handuk putih. Min Juna, Kim Dayon, dan Park Yonghwa mengambil air mineral yang sudah disiapkan staff. Meneguknya rakus. Jung Ye Jun sudah berbaring dilantai, melemaskan dan merenggangkan badannya. Kim Dongmin ikut meluruskan kakinya sambil mengatur nafas. Mengambil air minum yang disodorkan Yonghwa padanya. "Oh hyung, aku baru ini melihatmu banjir keringat ahihi . . ." tawa Yonghwa melihat sang visual grup berkeringat banyak kehabisan napas. Nyatanya Baekhyeon memang jarang mengeluarkan keringat. Semua mata tertuju padanya. "Aku benar-benar bekerja keras untuk ini. Lihatlah, darah keringat dan air mataku ini sudah menunjukkan semuanya bukan" Baekhyeon menunjuk keringat yang mengalir melewati matanya seakan itulah air matanya. Semua member tertawa mendengar guyonannya. "Ya, comeback kali ini benar-benar luar biasa. Dongmin-ah sepertinya kau melewati beatnya tadi" Jung Wook mengajari sedikit gerakan yang benar yang refleks diikuti member di tempat. "Ya, maaf" "Bora pasti akan menyukainya" Dayon mendekati Jung Wook. Bora adalah nama fandom mereka. "Aku benar benar tidak sabar bertemu mereka" ujar Ye Jun sembari mengambil air mineral yang diberikan staff untuknya. Segera ia teguk isinya seperti bayi sedang minum. Ujung botol masuk semua ke dalam mulutnya dan meneguk habis isinya. "Aku ingin tidur" Juna masih mencoba mengatur napasnya. "Oke. Kerja bagus semuanya. Kalian bisa istirahat sekarang" Seru staff diiringi tepuk tangan. "Terima kasih banyakk!" Semua member serempak menundukkan badannya 90°. *** Indonesia 16.34 WIB Risa berjalan berdampingan bersama Reno. Mereka baru saja selesai berlatih dan mengganti baju kembali. Sepanjang perjalanan mereka saling bercanda. Terkadang Reno mengacak rambut Risa sengaja membuatnya berantakan. Reno memang suka membuatnya kesal. Risa pun membalas dengan mencubit kedua pipinya. Dan itu membuat Reno melototkan mata padanya. Hasilnya mereka kejar-kejaran sampai menuju rumah. "Hahhh Udah cukup mas. Aku gak kuat lagi" Risa duduk diteras rumah sambil meluruskan kaki. Masih berusaha mengatur napas. Sedangkan Reno sendiri masih berdiri dengan gagahnya. Tidak terlihat kalau baru saja lari. Pantas saja dia bisa jadi ketua Taekwondo. "Kamu perlu banyak latihan Ris. Masak gitu aja udah lemes" Ejeknya sambil bersandar di dinding teras. Risa menggelengkan kepala. Ingin membalas, tapi yasudahlah. "Loh nak Reno datang. Risa kok gak diajak masuk" seru Ratna dari dalam menghampiri kami. Beliau terlihat sumringah dengan kehadiran Reno. Dengan sigap Reno mencium tangan Ratna. "Assalamualaikum tante. Lama gak ketemu makin cantik aja" gombal mukionya Reno dimulai. "Ih, bisa aja kamu" Ratna tersipu sambil mencubit gemas lengan Reno. "Ayo masuk. Risa kamu kenapa ngos ngosan gitu. Cuci muka sana. Kucel banget itu." "Iyaa . ." *** Risa baru saja mengganti baju dari kamar. Kaos longgar berwarna putih dengan celana training selutut menjadi pilihannya. Rambut dikuncir tinggi. Dihampirinya Reno yang asik berbincang bersama Ratna. Ratna menoleh menyadari kehadiran Risa lalu berdecak melihat penampilan gadis itu. "Risaa! Kamu gimana sih. Ada mas Renonya di sini, harusnya pakai baju yang bagusan dikit gitu. Gak malu apa" Risa berhenti di tempat. Memperhatikan penampilannya kembali. Reno sendiri sibuk mengunyah nagasari yang disediakan Ratna sambil ikut memperhatikan Risa. "Lah kenapa bu. Ada yang sobek? Mana, dimana" Risa berusaha memutar tubuh juga bajunya mencari sesuatu yang salah. Dan tidak menemukannya. "Kamu tuh harusnya sadar. Udah dewasa. Dandan dikit gitu biar keliatan cantiknya. Apalagi ada anak cowok ganteng di rumah" Risa menghela napas. Kirain kenapa. Risa duduk di depan Reno ikut mencomot nogosari. "Ah, panas!" Reno memberikan beberapa helai tisu untuknya. Risa menumpuknya dan mencomot nagasari dengan tisu itu untuk melindungi tangannya. Ratna ikut nimbrung. "Coba lihat kulit kamu. Udah kering, makin item lagi. Tuh ada jerawat di hidung kamu" Reflek Risa memegang hidung. "Iya Sa. Coba liat hidung kamu. Udah pesek, jerawatan juga" Risa melotot ke arah Reno membuatnya terkikik geli. Risa sendiri baru menyadari kulitnya yang semakin menghitam. Padahal aslinya kuning langsat, bersih. "Iya deh. Nanti Risa kasih lotion biar keliatan lumayan dikit" "Iya gitu. Nanti ibu belikan jamu buat jerawat kamu. Masak sebulan muncul terus. Kamu sering-sering bersihin muka ya, Ris. Terlalu sering kegiatan diluar jadi debunya banyak yang nempel" Risa hanya menganggukan kepala. "Terus rencananya mas Reno mau kemana lulus sekolah nanti" Ratna beralih ke Reno. "Kalo itu Reno mau ngelanjutin study ke luar negeri, te. Cuma, Reno masih belom yakin mau ambil yang mana" "Gitu. Ya udah dipikir aja dulu. Sekarang fokus ke nilai aja. Kalo nilainya bagus kan otomatis bakalan lebih mudah peluang keterimanya" Ratna menepuk nepuk pundak Reno sambil tersenyum sayang. "Siap tante. Oh ya, om Andi dimana te, Reno nggak liat dari tadi" Terjadi jeda di antara mereka. Lalu ibu kembali tersenyum lagi. Menjelaskan beliau sedang ada lembur. Dan kemungkinan tidak akan pulang malam ini. Reno cuman manggut-manggut mengerti. "Bu, nagasarinya ada lagi tidak" Celetuk Risa. "Emang udah ha-ya ampun Risa. Kamu abisin semuanya. Kamu gimana sih. Kan buat mas Reno" "Risa laper bu. Jadi gak sadar kalo udah makan semua" "Kalo laper ya makan nasi. Kamu gak takut tambah gendut. Kamu itu udah gendut lo Ris. Coba liat pipi kamu. Udah kayak pangsit rebus" Reno berusaha menyembunyikan tawanya. Sedang Risa cuma bisa melongo. Tidak menyangka anak sendiri dibilang pangsit rebus. "Udah gak papa kok tante. Reno juga udah kenyang. Sekalian Reno mau pamit pulang udah malem" "Lah kok cepet. Ayo sekalian makan dulu" "Nggak usah tante. Makasih. Reno juga ditunggu mama di rumah" Ujarnya sopan. Reno mulai beranjak menuju pintu. "Eh, sebentar-sebentar. Ibu mau nitip buat mama kamu" Ratna berjalan cepat menuju dapur lalu kembali membawa bungkusan. Terlihat jelas isinya nagasari. Diberikannya bungkusan itu ke Reno. "Salam buat mama kamu ya" dengan senyum melebar Reno pamit pulang sambil kembali mencium tangan ibu. Tidak lupa Reno mengacak rambut Risa lalu ngibrit pergi sebelum terkena omelannya. Yah begitulah Reno. Mereka sudah menganggap Reno sebagai bagian dari keluarga itu. *** "Heh bro ayo bangun. Jangan tidur di sini. Kamu bikin pelanggan di sini risih tau" Seorang pria paruh baya sudah terkapar meletakkan kepalanya di meja. Sudah bisa dipastikan pria itu mabuk. "Hah beri nyem nyem sik hauhh" gerutunya ketika seseorang mengusik tidurnya. "Hah? Apaan. Ngomong yang jelas elah. Dasar tukang mabuk!".

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Married With My Childhood Friend

read
45.4K
bc

Rewind Our Time

read
164.2K
bc

HYPER!

read
574.8K
bc

LAUT DALAM 21+

read
295.2K
bc

Suamiku Bocah SMA

read
2.6M
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
91.5K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
55.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook