Chapter 51 - Meminta Bantuan Slayer

1636 Words
Tn. Lion merasa kesal karena ucapan Cat. Ia sangat tidak bisa diperlakukan seperti seorang bawahan. Dia juga tidak ingin diperintah sesuka hati orang yang baru dikenalnya. Cat telah melewati batas. Ia ingin memukul meja dengan kuat, membentak mereka dan mengusirnya keluar. Tapi sayangnya dia tidak mau mengambil resiko terlalu besar. Ia mencoba membalikkan situasi dengan cara halus tapi menguntungkan baginya. “Sebenarnya tujuan kalian apa? “ Tn. Lion mulai merasa kesal karena ucapan dari Cat. “Membuka pintu dunia waktu!” Jawab Mr. Pella. “Benar. Tujuan kalian adalah untuk membuka pintu dunia waktu. Bukan untuk menambah massa umur tuan!” Ucap Tn. Lion. Ia ingin membalas kata k********r dari Cat. “Aku tidak bermaksud seperti itu!” Kata Cat untuk melunakkan hati Tn. Lion. “Aku juga ingin memastikan nomor ku kalau kau bisa!” Kata Mr. Pella. “Apa yang kudapat dengan membantu kalian?” Tanya Tn. Lion. Mr. Pella bingung dengan hal tersebut. Ia tidak mengenal kebutuhan dari Tn. Lion. Ia tidak bisa meraba-raba sesuatu yang sangat dibutuhkan yang bisa dijadikan nilai tukar. “Apa yang kau inginkan?” Tanya Mr. Pella dengan lembut. “Aku akan beritahukan setelah aku tahu apa yang harus kulakukan kepada kalian!” Kata Tn. Lion. “Hanya dua yang perlu kau lakukan. Yaitu membukakan pintu dunia waktu untukku dan juga selama itu belum terjadi kau harus membantuku tetap hidup di bumi Dengan ritual ritual yang sempat kau katakan tadi.” Ucap Mr. Pella dengan senyuman di wajahnya. Ia terlihat manis. Tn. Lion memiliki rencana lain. Ia tahu bahwa ramalan tersebut pasti akan terjadi. Maka ia akan menggiring Mr. Pella masuk ke dalam perangkap. Mr. Pella adalah pemicu perang antara raja yang akan dilantik dengan Slayer. Untuk dapat memasukkannya ke dalam perangkap, ia harus menghubungkan Mr. Pella dengan raja kegelapan. “Untuk dapat memperpanjang hidup, tak ada darah manusia pun yang bisa memperpanjang hidup, Tuan. Tuan memerlukan seseorang yang memberikan darahnya, darah yang sama yang ada pada Tuan. Ritual ini berhubungan dengan slayer. Ritual ini melibatkan ke sembilan penjaga bumi.” Jelas Tn. Lion. Lalu ia mengambil Beruang bertubuh manusia yang adalah goblinnya saat ini. Ia menyuruhnya mengambil sebuah buku tentang ritual yang ingin dijelaskan kepada Mr. Pella. Buku tersebut berada di ruang perpustakaan, satu tingkat lagi di atas mereka. “Sambil menunggu, kita bisa berbincang hal lain!” “Apa yang bisa kita perbincangkan?” Kata Mr. Pella menanyakan kembali Lion. Alisnya naik sebelah. Lekukan kulitnya terlihat jelas. “Pengorbanan!” Kata Tn. Lion. Mr. Pella tampak bingung. Mengapa Tn. Lion menyinggung tentang pengorbanan. “Segala sesuatu pasti membutuhkan pengorbanan. Jika berurusan dengan Slayer dan menginginkan hidup yang panjang, pasti ada yang dikorbankan untuk mendapatkan hal tersebut!” Ucap Tn. Lion berbicara seperti sedang mengatakan teka-teki. “Apa yang harus dikorbankan?” Tanya Mr. Pella. Ia duduk dengan gelisah. “Seorang manusia dengan kemampuan di atas rata-rata atau otak yang jenius. Manusia-manusia yang akan dijadikan korban harus memiliki otak yang kuat dan bisa dikendalikan oleh dirinya sendiri. Mereka harus memiliki otak yang cemerlang, yang tidak akan kehabisan. Mereka yang akan dikorbankan harus berumur enam belas tahun. Tidak boleh kurang, tidak boleh lebih.” Jelas Tn. Lion kepada mereka berdua. Mereka sangat serius mendengarkan itu. “Aku berpikir bahwa tidak ada korban dalam ritual ini!” Kata Cat menggelengkan kepalanya. Ia seperti sedang berbicara dengan diri sendiri. “Di mana bisa mendapatkan anak seperti itu? Terlalu banyak syarat!” Kata Cat lagi setelah melihat mereka berdua saling menatap tetapi tanpa bersuara. Memang sangat membingungkan. tok..tok..tok..  Terdengar suara dari pintu yang membuat Tn. Lion dan Mr. Pella berpaling. Beruang bertubuh manusia mengetuk pintu masuk kantor Tn. Lion dan memberikan buku tersebut kepadanya. Mr. Pella tampak senang dan tidak sabar menunggu informasi selanjutnya dari buku tersebut. “Baiklah apa selanjutnya?” Kata Mr. Pella Sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya seperti sedang berada di dekat api unggun. “Tuan memerlukan darah anak domba yang berumur lima bulan, lalu Mungkit - aku sudah jelaskan jenis Mungkit yang dipilih. Lalu yang terakhir Tuan memerlukan sembilan keturunan istimewa.” Jelas Tn. Lion sedang membolak-balikkan buku tersebut. “Di dalam buku ini dicatat tentang kidung-kidung akan dinyanyikan selama upacara berlangsung. Tuan perlu penyanyi- penyanyi untuk melangsungkan ritual ritual ini dan seorang pemimpin upacara.” Kata Tn. Lion lagi. Ia mengintip dari atas selaput matanya melihat reaksi mereka berdua. Ia kembali fokus pada buku tersebut. “Dampak dari ritual ini adalah Slayer yang berjalan-jalan di antara kita. Jika Mungkit berada di sekitar Tuan, bisa jadi Slayer akan memangsa mereka. Tapi itu terjadi pada saat hari sudah menjadi gelap saja.” Ucap Tn. Lion. “Di mana aku mencari keterangan istimewa? Siapa mereka sebenarnya?” Tanya Mr. Pella. “Mereka adalah kesembilan keturunan dari sembilan penjaga bumi. Ketika kehidupan muncul di sebuah Galaxy, sembilan penjaga bumi akan melindungi kehidupan yang lahir tersebut. Tetapi sayangnya, mereka harus mengorbankan diri mereka agar dapat menyelamatkan Bumi. Mereka pun berubah menjadi jimat yang menangkal Slayer bisa masuk ke Bumi. Untuk menjaga keberadaan mereka tetap ada, meski tidak berbentuk sebuah makhluk, mereka masuk ke dalam jiwa manusia dan kekuatan mereka yaitu baju perang mereka, disembunyikan dengan mengubahnya menjadi batu. Secara tidak langsung, keberadaan kesembilan keturunan istimewa menunjukkan sebuah tata cara memperbolehkan Slayer masuk ke Bumi dalam kekuatan kecil.” Jelas Tn. Lion. Tentu Mr. Pella masih belum mengerti. Ia tidak begitu memiliki banyak pengetahuan tentang hal ini. Ia memang pernah mendengar cerita tentang penjaga bumi sebelum mereka, penjelajah alam semesta menemukan kehidupan. Ia hanya tahu bahwa penjaga bumi tersebut sudah mati dan tidak menghasilkan keturunan. Ia tidak tahu tentang penyimpanan kekuatan yang diceritakan Tn. Lion. “Apakah ke sembilan keturunan tersebut mau bekerja sama denganku?” Tanya Mr. Pella. “Ini yang akan menjadi masalah! Mereka pasti tidak akan membiarkan tuan untuk bekerja sama dengan Slayer. Mereka tidak boleh tahu tentang rencana ini!” Katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Kita harus buat rencana lain!” Tn. Lion mengusap-usap jenggotnya.  “Tidak semudah yang kukira ternyata!” Katanya lagi. Ucapannya itu menunjukkan bahwa ia menyerah. “Sekolah?” Ucap Cat. “Sekolah? Memangnya kenapa dengan sekolah?” Kata Mr. Pella menatap wajah Cat. “Benar juga! Kita bisa menutupi hal itu dengan membangun sekolah!” Kata Tn. Lion. Ia sepikiran dengan Cat. “Kami memang mau ingin membuat sekolah!” Ucap Cat memberi tahu. “Kalau keadaannya begini, ritual itu tidak akan menyulitkan tuan. Tuan bisa mencari tumbal anak yang berumur 16 tahun yang memiliki otak jenius. Dengan adanya sekolah itu, orang tua dari kesembilan keturunan bisa menyekolahkan anaknya di sana. Jadi ini akan mempermudah Tuan!” Kata Lion. Ia tampak sangat senang. Ini merupakan sebuah keberuntungan baginya. Kadang ia berpikir bahwa keadaan ini diciptakan karena ramalan tersebut akan dimulai. “Tapi tidak semua tempat bisa melakukan ritual ini. Ritual ini hanya bisa dilakukan di pulau Segitiga Bermuda. Ada banyak nama untuk pulau yang disebutkan ini. Ini adalah pulau tempat ku menyegel ketiga Goblin legenda. Ini juga tempat danau moon berada. Danau ini masih menyimpan ribuan misteri yang belum terpecahkan. Aku masih mencoba untuk menelitinya.” Ucap Tn. Lion. “Berarti lokasi yang akan kita pakai untuk sekolah kita adalah pulau itu!” Kata Cat memberikan ide. Itu cukup masuk akal, karena semua yang mereka butuhkan untuk ritual berada di dalam pulau itu. “Ya, kalian harus memakai pulau itu!” Ucap Tn. Lion menanggapi. “Selain itu apalagi yang perlu kami lakukan?” Tanya Mr. Pella. “Setelah semua korban dikumpulkan, kalian hanya perlu menguasai kidung-kidung nyanyian dalam buku ini.” Ia memberikan buku tersebut kepada Mr. Pella. Ia menunjukkan halaman-halaman penting dalam buku tersebut yang perlu mereka pelajari. “Bagaimana kami bisa tahu nadanya, jika yang tertulis hanyalah kata-kata?” Ucap Mr. Pella. Benar yang dikatakannya. Mereka perlu menyanyi, tetapi belum pernah mendengar bagaimana nyanyian penyembahan untuk para Slayer dinyanyikan. “Itu akan terjadi dengan sendirinya. Mereka akan keluar dari ucapan-ucapan yang diucapkan si penyanyi. Tanpa sadar, ia akan membentuk sebuah nyanyian untuk raja kegelapan. Kalian tidak perlu khawatirkan hal tersebut. Yang diperlukan hanya menghafal kata-kata yang ada di dalam buku.” Kata Tn. Lion. “Bagaimana dengan membuka pintu dunia waktu? Kau bisa lakukan itu?” Tanya Mr. Pella. Ada dua tugas yang harus dilakukan Tn. Lion untuknya. Yang pertama adalah cara memperpanjang umurnya, dan yang kedua adalah membuka portal waktu agar dia dapat masuk lagi ke dalam dunia waktu. “Kalau itu, tidak bisa dilakukan dengan cepat. Sebuah tanda akan muncul, tanda yang tepat untuk membukanya. Tuan perlu mengumpulkan 10 toples jiwa, 10 permata waktu dan sembilan keturunan.” Ucap Tn. Lion. “Jadi maksudmu aku harus mengumpulkan sepuluh toples jiwa?” Tanya Mr. Pella.  “Ya!” “Bagaimana caranya mengumpulkan toples jiwa?” Tanya Mr. Pella. “Toples jiwa ada jiwa yang dikurung di dalam toples. Tetapi, tidak semua jiwa yang bisa dimasukkan ke dalam toples tersebut. Jiwa yang dimasukkan adalah jiwa dari golongan tua.” Jelas Tn. Lion. Saat menjelaskan hal ini, keringatnya bercucuran dengan cepat. Pikirannya melayang. Tangannya gemetar. Di hatinya hanya ada kata ‘iya’ atau ‘tidak’. Apakah ini benar atau tidak. Apakah ini akan menghancurkan kaum nya atau malah menguntungkan. “Maksudnya golongan tua adalah siapa?” Tanya Mr. Pella. “Mereka adalah penghuni waktu yang bersih dari hukuman raja tetapi melarikan diri ke bumi. Perbedaan mereka adalah mereka termasuk Rebel tap mereka menikah dengan manusia hingga memiliki anak.” Jelasnya. Mr. Pella mengeluh.  “Mengapa banyak sekali istilah untuk para penghuni waktu yang melarikan diri ke Bumi!” “Kapan itu bisa terjadi?” “Saat seorang anak manusia yang dibimbing oleh takdir membuka pintu dunia waktu.” Kata Tn. Lion. Mr. Pella memukul meja dengan keras. “Kau tidak tahu kapan!?” Tn. Lion dan Cat terkejut hingga badan mereka mundur bebera inci. “Maafkan saya Tuan!” Kata Tn. Lion dengan keringat yang masih kecil bercucuran. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD