Chapter 74 - Sikap Mr. Pella Berubah

1089 Words
Desember 1981 Mr. Pella memandangi sekolah miliknya. Nama sekolah itu adalah GIFTED INTERNATIONAL SCHOOL. Awalnya ia tidak terlalu mengharapkan memiliki sekolah seperti sekarang. Tapi, setelah sekolah ini berdiri dan berjalan kurang lebih tujuh bulan, membuat dirinya sangat bangga. Ia juga memiliki keuntungan karena bisa dengan mudah mencari tumbal untuk upacara Slayer. Dengan adanya sekolah ini, ia bisa mengandalkan otak manusia-manusia yang pintar untuk memantau energi dari dunia waktu. Ketika Energi dunia waktu melemah, ia percaya, pintu dunia waktu akan terbuka dengan cepat. Mr. Pella dan Rebel-rebel yang lain sudah pindah ke pulau Segitiga Bermuda. Ia tidak menyangka ternyata di pulau itu ada sebuah danau yang bisa merefleksikan bulan dengan sempurna di atas permukaan airnya. Ia sedang meneliti danau tersebut, apakah berhubungan dengan dunia waktu atau tidak.  Mr. Pella berhasil melakukan upacara penambahan umur dengan para Slayer. Seorang muridnya menjadi korban untuk Slayer di dalam upacara itu. Ia baru selesai melakukannya dan merasa tubuhnya berbeda. Wajahnya juga tampak sedikit berubah. Pikirannya tidak lagi seperti manusia. Yang paling dirasakannya adalah, ia tidak lagi bisa membuat puisi. Tubuhnya sudah tidak bisa lagi bekerja seperti layaknya manusia. Bawaan dalam dirinya menjadi kasar. Ia tidak sabaran dan juga pemarah. Hari ini adalah jadwal kedatangan Ms. Slufi untuk mengawasi murid-muridnya yang akan bekerja sama dengan nya nanti setelah lulus dari sekolah itu. Ia sudah selesai melakukan audisi untuk murid-murid yang berbakat dan menemukan dua puluh orang berbakat yang akan dipekerjakannya di dunia entertainment nantinya.  Hubungan Ms. Slufi dan Mr. Pella sangat baik. Mr. Pella sering mengirimkan bunga ke tempat kerjanya. Ia juga mengirimkan puisi-puisi ciptaannya. Beberapa kali membawakan makanan dan mengajaknya jalan-jalan. Tetapi, sampai saat ini tidak ada status di antara mereka. Mr. Pella hanya seorang yang memperhatikan Ms. Slufi dan Ms. Slufi menganggap Mr. Pella sebagai rekan sekerja. Ms. Slufi pun pergi menuju ruangan Mr. Pella. Ia berdandan sangat cantik dengan pakaian anggun. Ia memakai gaun biru muda panjang yang membentuk lekukan tubuhnya hingga ke tumit kaki. Di seluruh gaunnya dihiasi manik-manik yang mengkilat mengikuti motif kain. Di bagian belakangnya ada juntaian ekor yang membuat baju tersebut mewah. Ia berjalan dengan rambut yang di bentuk ke atas membentuk bunga mawar. “Wow.. sayangku! Cantik sekali!” Kata Mr. Pella yang berdiri lalu menyambutnya seolah-olah akan memeluk.  Ms. Slufi langsung mundur dan sedikit takut. Ia merasa aneh dengan tingkah Mr. Pella. Ia mencoba bersikap biasa dan menyisihkan sebentar kecurigaannya.  “Aku ingin memberitahukan nama murid-murid yang terpilih dalam audisi pencarian bakat ku!” Ucap Ms. Slufi. Mr. Pella menatap Ms. Slufi dengan tajam. Tatapan itu sebelumnya belum pernah dilihatnya. Begitu tajam dan penuh nafsu. Ia tidak menanggapi apa yang dikatakan Ms. Slufi barusan. Ia mendekati Ms. Slufi lalu memegang tangannya.  “Apakah kau terus bersikap dingin seperti ini?” Kata Mr. Pella kepada wanita tersebut. Wajah Mr. Pella begitu menakutkan. Secara tidak langsung, ia merasa Ms. Slufi tidak menunjukkan ketulusan. “Lepaskan!” Kata Ms. Slufi lalu mengancamnya. “Apa yang bisa kau lakukan? Bukankah kau yang sebenarnya membutuhkanku?” Kata Mr. Pella dengan sikap yang sangat berbeda. “Aku tidak pernah melihatmu seperti ini! Apa yang terjadi?”  “Aku hanya baru sadar bahwa kau sepertinya tidak benar-benar mencintaiku. Bagaimana jika hari ini kau menerimaku menjadi kekasihmu?” Kata Mr. Pella sambil mencoba meraih dagu Mr. Pella. “Apa yang kau lakukan?” Pukul Ms. Slufi. “Aku mau pergi. Kau b******k!” Ia pun pergi keluar dari ruangan itu. Mr. Pella langsung merasa kecewa dan menyesal. Saat Ms. Slufi pergi, pintu kantornya kembali diketuk. Ternyata Tn. Smith datang ke kantornya. Ia menyambutnya dengan baik. “Silahkan duduk!” Kata Mr. Pella mencoba menyembunyikan kesedihannya. “Kapan anakmu lahir?” Lanjutnya. Ia langsung tahu bahwa Tn. Smith akan membahas tentang ritual yang membuat anaknya menjadi manusia utuh seperti ibunya. “Akan lahir bulan depan tuan. Apa yang perlu saya siapkan?” Tanya Tn. Smith. “Aku hanya memerlukan ketaatanmu saja. Tak banyak yang bisa ku minta.”  “Baik tuan!”  Mr. Pella mengambil sesuatu dari lacinya. Sebuah kotak kecil berwarna coklat dan tampak lapuk. Kemudian ia memperlihatkan isinya. Di dalam terdapat obat bulat berwarna putih dan besar. Lalu ia menerangkan benda apa itu. “Ini adalah obat yang harus kau berikan kepada istrimu. Obat ini akan membuat anakmu lahir dengan rasa sakit seperti layaknya Mungkit. Jika aku tidak memberikan obat ini, maka anakmu akan lahir tanpa rasa sakit dan akan menimbulkan kecurigaan. Obat ini juga berfungsi untuk menghilangkan sebagian darah keturunan dewa yang dibawa darimu dan akan dilanjutkan ketika anak itu sudah lahir dan cukup umur.” Jelas Mr. Pella.  Tn. Smith mengangguk dan mengucapkan terimakasih kepada Mr. Pella. Ia tampak senang mendapatkan obat tersebut. Kemudian Cat masuk ke dalam ruangan. Ia memberikan laporan. “Tuan, saya ingin memberitahukan. Ada info dari pelayan bahwa ramalan tentang manusia yang akan akan menjadi raja dunia waktu benar. Tn. Lion menikahkan Flos dengan pria Bumi. Dan sekarang Flos sedang mengandung anak yang akan menjadi raja dunia waktu!” Kata Cat dengan cepat. Ia yang membawa berita, ia juga yang syok karena mendengarnya.  “Apa maksudmu? Selama ini dia membohongi kita?” Kata Mr. Pella marah. Ia sangat tidak terima dengan perlakuan Tn. Lion kepadanya.  Ia pun memberikan perintah agar Tn. Lion dicari dan dibunuh. Cat tak habis pikir tentang perintah Mr. Pella yang mau membunuh Tn. Lion. “Apakah kita harus membunuhnya?” Kata Cat ingin memastikan. Ia tidak tahu bahwa Mr. Pella sekejam itu. “Ya, bunuh dia sekarang! Dan itu perintah wajib!” Katanya lagi.  Cat pun keluar. Tn. Smith bingung. Ia sangat ketakutan dan ingin memperingatkan Tn. Lion tentang perintah Mr. Pella. Tetapi, ia tidak ingin ketahuan oleh Mr. Pella. Ia pun permisi pergi lalu mengejar Cat. “Mr. Cat! Mr. Cat!” Panggilnya. “Ya?” “Aku merasa ada yang aneh dengan Mr. Pella. Mengapa ia terlihat lebih kasar daripada sebelumnya?”  “Aku juga berpikir yang sama! Semenjak melakukan ritual dengan perjanjian Slayer, Mr. Pella berubah. Mungkin karena jiwa manusianya sudah sirna dan tinggal jiwa dunia waktu. Karena itu emosinya menjadi seperti sekarang!” “Ia terlihat lebih kejam!” “Aku tidak percaya kalau dia akan membunuh Tn. Lion!” Kata Cat. Mereka berbicara sambil berjalan dan berpisah ketika Tn. Smith akan menuju gerbang sekolah.  Tn. Smith tidak tahu harus bagaimana lagi. Ia menatap obat yang diberikan oleh Mr. Pella yang akan diberikan kepada istrinya sebelum anak itu lahir. Baginya yang terpenting sekarang adalah anaknya bisa menjadi manusia utuh. Ia tidak memikirkan resiko jika Slayer akan membantunya dan meski telah melihat kondisi Mr. Pella yang berubah karena bantuan Slayer.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD