Chapter 98 - Mr. Pella Muncul Lagi

1149 Words
Mr. six sedang menyiapkan bahan pelajaran kurikulum murid-muridnya. Ia duduk di meja kepala sekolah dengan bentuk tubuh Mr. Pella. Selama Mr. Pella tidak berada di sekolah, ia harus menggantikannya. Ia tidak tahu kapan Mr. Pella akan kembali. Tak ada pemberitahuan yang jelas darinya.  Beberapa murid tampak mencurigainya. Meski tubuhnya berbentuk Mr. Pella, pasti ada sesuatu yang berbeda dari cara mereka berinteraksi maupun sifatnya. Mau tidak mau, seseorang yang sering dekat dengannya pasti akan mengetahuinya. Apalagi murid-murid yang mereka ajar bukanlah murid-murid biasa. Cara mereka menganalisis berbeda dari manusia-manusia yang lain. Mr. Six harus berupaya bertahan. Beberapa kali ia merasa tersimpang kan karena mengingat tubuhnya yang aneh. Ia menjadi tidak konsentrasi mengerjakan kurikulum tersebut.Beberapa kali ia juga terlihat murung dan memukul meja tanpa alasan. Semua itu hanya pelampiasan kekecewaan saja. Kadang ia berfikir, mengapa ia mau menjadi asisten kepala sekolah. Awalnya ia sangat bangga menggantikan Mr. Cat. Tapi setelah dijalani ternyata sangat sulit. Saat ia sedang sibuk dengan pergumulannya, cermin yang ada di dalam ruangan tersebut bersinar. Sampai-sampai ia tidak bisa melihat dengan jelas dan harus menyipitkan mata. Saat mata tidak lagi bisa melihat, suara Mr. Pella terdengar. Mr. Pella tersenyum melihatnya. Ia mengambil posisi seperti ingin memeluk. Mr. Six mengucek matanya. Ia merasa itu adalah mimpi. “Aku bangga padamu! Terima kasih telah menjalankan tugasmu dengan baik.” Kata Mr. Pella memujinya. Pekerjaan baik yang telah ia lakukan yang dimaksud oleh Mr. Pella adalah membangkitkan Goblin dan juga robot sesuai dengan perintahnya. Ia juga mengurus sekolah dengan baik beberapa hari ini bahkan guru-guru tidak ada yang curiga. Mr. Pella sebelumnya sudah memberitahu mereka bahwa asistennya, yaitu Mr. Six sedang mengurus urusan sekolah di kota. Jadi mereka tidak curiga sama sekali. Mr. Six sadar bahwa Yang ada di depannya adalah Mr. Pella yang asli. Ia langsung berdiri dari kursi kantor tuannya dan mempersilahkannya untuk duduk. “Silahkan tuan!” Mr. Six bertanya-tanya dari mana saja kepala sekolah dan bagaimana ia bisa melewati sebuah cermin. Tingkah Mr. Pella juga sangat aneh. Ia tampak lebih ceria dan sering tertawa, padahal mereka tidak membicarakan satu topik apapun. Mr. Pella duduk di kursi nya dan menatap guru itu. “Apakah tuan akan pergi lagi?” Tanya Mr. Six. “Tidak? Mungkin! Aku belum bisa menjawabnya sekarang.” Mr. Six mengkhawatirkan dirinya sendiri. “Bagaimana jika murid murid melihat kepala sekolah mereka ada dua? Apa aku akan diubah kembali ke wujud ku yang asli?” Tanya Mr. Six dengan sopan. “Oh, kau benar! Reaksi pil itu akan hilang besok! Kau tenang saja! Aku belum ada tugas untuk mu. Malam ini kalau bisa tidur di sofa perpustakaan!” Ucap Mr. Pella menunjuk dengan mulutnya. Ia tidak ingin Mr. Six kembali ke ruangannya dengan bentuk badannya yang belum kembali. Akan sangat mencurigakan jika ia kembali ke wujudnya yang asli dan didapati berada di ruangan Mr. Six. Mr. Six tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia pun permisi dan tidur di ruangan perpustakaan. Mr. Pella sekarang hanya seorang diri di ruangannya. Di tangannya terdapat batu cincin Flos beserta alat penelitian yang disembunyikan di rumah tua Prof. Rei. Dengan alat tersebut, ia bisa membawa goblin dan juga robot buatannya ke dunia waktu. Ia tertawa keras. Ia mengingat apa yang terjadi sebelumnya pada dirinya. Ia tertawa karena melihat wajah abangnya, Tunc yang ketakutan saat globin-goblin legenda dan robot buatannya menyerang dunia waktu. Ia tidak sabar kembali ke dunia waktu untuk melihat kehancuran yang dibuat goblin-goblin dan robot-robot itu. “Sekarang mereka pasti sangat cemas!” Ucapnya. Lalu ia tertawa lagi. Ia menemui Mr. Six karena ingin menyuruhnya melakukan sesuatu lagi. Ia ingin mengadakan upacara kembali untuk mengetahui apa yang diinginkan Slayer padanya. Tapi, ia berharap agar upacara itu hanya dihadiri oleh dirinya saja dan memberitahukannya setelah semua selesai.  *** Keesokan paginya, Mr. Six kembali ke ruang guru. Ia tampak lelah dan langsung mengurus nilai-nilai murid-muridnya. Pekerjaannya menjadi bertambah. Sudah beberapa hari ia tidak mengerjakannya.  “Sibuk sekali?” Sapa Cat sambil memegang kopi di tangannya.  Mr. Six menatapnya sebentar lalu kembali kepada kertas-kertas bertumpuk di depannya. “Kau sedang mengejekku?” “Aku hanya butuh pengakuan saja!” “Apa yang ingin kuakui? Jadi Asisten kepala sekolah sulit?” Kata Mr. Six menatap tajam Mr. Cat dengan berang dan penuh kebencian. Sampai-sampai tanpa kata-kata bisa ia rasakan.  “Aku lupa! Aku belum menyiapkan ujian untuk siswaku!” Kata Mr. Cat yang ketakutan. Ia mengangkat kopinya memberi salam dan pergi ke mejanya.  Saat Mr. Six melihat ke arah pintu, ia melihat beberapa murid mengintip. Ia melihat Yin Sin, Panom, Chery, Ohn dan Wish. Ia menyamperi mereka dan menanyakan apa yang mereka lakukan di depan pintu ruang para guru. Ia tidak senang mereka melakukan hal seperti itu. Mereka telah melanggar peraturan sekolah, dengan berkeliling di sekolah tanpa pemberitahuan sebelumnya. Ia mengancam mereka dan Yin Sin langsung berdalih, bahwa ia ingin bertemu kepala sekolah. Mr. Six mencium aroma-aroma kecurigaan. Dalam hati ia mengelus d**a karena Mr. Pella telah balik. Mr. Six bisa merasakan bahwa Yin Sin mencurigai dirinya dan kepala sekolah. Dia tidak ingin rahasianya terbongkar. Ia menjawab dengan mengatakan bahwa kepala sekolah berada di ruangannya dan bukan di ruang guru. Saat mereka sudah pergi dengan berjalan cepat, Mr. Six berkata, “Bocah-bocah itu memanglah!” Sambil menggelengkan kepalanya dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Mr. Jumbur datang dari pintu ruang guru. Ia baru saja selesai mengajar. Ia melihat sekilas Mr. Six dan menuju mejanya. Ia menurunkan kacamata tebalnya, lalu menaikkannya lagi, menurunkannya lagi dan memakainya lagi seperti sedang mengecheck sesuatu. Mr. Six merasa terganggu.  “Apa yang kau lakukan?” Kata Mr. Six dengan nada tinggi. Ia sangat kesal karena diganggu. Padahal tugasnya sedang bertumpuk. Mr. Jumbur tanpa merasa bersalah meletakkan tangannya di dagu. Ia kemudian mendekatkan wajahnya ke kulit wajah Mr. Six. “Oh là là…  Kalian mau berciuman?” Kata Mr. Slurp yang duduk di sebelah meja Mr. Six. “Apa maksudmu!” Kata Mr. Six menepuk bahu Mr. Slurp. Ia bisa melakukannya dengan mudah karena jarak mereka tidaklah jauh. “Kau kenapa? Katakan saja!” Kata Mr. Six yang sekarang berfokus pada Mr. Jumbur. “Apakah kau kurang tidur? Aku melihat kau bertambah tua dengan cepat! Kerutan di wajahmu cepat sekali terlihat. Beberapa hari yang lalu aku tidak melihatnya. Tetapi sekarang, kau tampak lebih tua sepuluh tahun dalam waktu beberapa hari!” Kata Mr. Jumbur yang terlihat bingung. Mr. Six langsung berpikir tentang efek dari obat yang mengubah bentuk tubuhnya kemarin. Ia tidak bisa menjawab apa-apa. Ia ingin membantah, tetapi juga ingin menerimanya. “Salah pakai skincare!” Kata Mr. Slurp menyelonong masuk di antara percakapan mereka berdua.  Mr. Six membalas ucapan Mr. Slurp. “Jika kerutanku ini saja salah skincare. Bagaimana dengan wajahmu yang dipenuhi dengan kerutan?” Kata Six menyenggak.  Mr. Six mengambil kaca dan melihatnya sendiri. Benar dengan yang dikatakan oleh Mr. Jumbur. Bagian wajahnya tampak lebih berkerut dibanding sebelumnya. Kemudian ia melihat Mr. Cat. Ia menerka, kerutan di wajah Mr. Cat pasti karena beban kerja dari Mr. Pella.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD