Chapter 91 - Wish Dicuekin

1174 Words
Wish melihat bulan di balkon rumahnya. Ia memandangnya lama hingga lehernya terasa pegal. Kakinya juga lelah dan ia membaringkan tubuhnya di lantai agar bisa tetap memandangi bulan. Beberapa menit ia melihat ke atas, dan Bulan ditutupi oleh awan cukup lama. Ia menunggu beberapa menit tetapi awan tersebut masih saja menghalangi. Ia kesal dan teringat dengan kejadian yang terjadi dengannya dan Ardy. Ia merasa bersalah karena Ardy kesal dengannya. Tapi, ia juga tidak bisa menyembunyikan apa yang dialaminya. Semua yang dikatakannya benar benar terjadi. Tidak mungkin ia mengatakan sesuatu yang tidak pernah ia alami sebelumnya. Wish mencoba membenarkan dirinya. Seperti bulan yang ditutupi oleh awan, tidak mengartikan bahwa bulan sudah hilang dari peredaran. Ia masih ada, hanya saja tidak menunjukkan keberadaannya. Bulan bukannya tidak ingin memperlihatkan keberadaannya, tapi memang ia tidak bisa mengusir awan yang menghalangi cahaya nya. Ia tidak bisa menjangkaunya ataupun menghembusnya hingga menjauh. Itu merupakan kehendak alam. Mungkin begitu juga dunia yang baru diketahui oleh Wish. Tak ada maksud untuk merahasiakan dunia yang lain tersebut. Tetapi memang seperti itulah alam bekerja. “Aku tidak bisa menyalahkannya sepenuhnya!” Kemudian Wish memikirkan tentang mengapa mantra yang diucapkannya tidak berfungsi. Ia mencoba mengingat kembali apakah ada mantra yang bisa dipakainya Yang cocok dengan perintah untuk membuka masa lalu.  Angin yang berhembus menerpa tubuhnya yang berbaring di balkon tanpa alas. Belum lagi lantai yang dingin, menusuk kulit hingga ke tulang. Ia tidak sanggup lagi berada di luar. Ia pun masuk ke dalam kamarnya. Untuk yang terakhir kalinya ia menatap bulan, tapi masih sama. Awan masih menutupi bulan di malam ini. “Aku ingin mandi air hangat saja!” Sambil berlari menuju kamar mandi. Saat di bathtub, Wish berharap Emot menjumpainya. Tetapi sayangnya tidak ada tanda kedatangannya. Padahal ini saat yang tepat untuk bertemu. Keesokan paginya saat berada di dalam kelas, Ardi tidak menyapanya sama sekali. Wish sudah melemparkan senyuman tetapi Ardy sangat cuek dan memalingkan wajahnya. Dengan rasa malu ia berjalan menuju tempat duduknya.  Junior dan Max di belakang mereka saling menatap. Mereka melihat dengan jelas  Ardy dan Wish tidak saling menyapa. Kemudian Mr. Cat masuk dan mereka semua duduk di tempatnya masing-masing. Ketiga pelajaran sudah usai, Wish menemui Chery ke asramanya. “Mengapa kau seorang diri!?” Tanya Chery pertama sekali. Biasanya ia selalu bersama dengan Ardy. Wish bingung menjawabnya. “Aku kesini untuk berdiskusi tentang Emot!” “Kau mengalihkan percakapan! Aku sedang menanyakan dirimu dan juga Ardy! Ke mana Ardy?” “Dia sedang mengerjakan tugasnya! Kami lagi tidak bersama!” Jawab Wish yang tidak seluruhnya benar. “Emangnya kenapa dengan Emot?”  “Kau ingatkan, dia mengatakan bahwa aku bisa melihat masa lalu dari ingatan benda mati?” Chery mengangguk. Wish melanjutkan ucapannya. “Tapi aku tidak bisa melakukannya! Aku sudah mencobanya semalam. Tidak ada yang terjadi!” “Itu akan bekerja jika menggunakan mantra. Apakah kamu sudah mengucapkan mantra nya?” “Sudah! Tapi tidak bekerja! Aku berpikir mungkin aku mengucapkan mantra yang salah!”  “Bagaimana jika benda itu memang tidak memiliki ingatan? Apa yang bisa kau baca kalau dia tidak mempunyainya!” Wish tidak memikirkan kemungkinan itu. “Aku tidak berpikir sejauh itu. Aku pikir bahwa semua benda mati memiliki ingatan yang bisa aku baca!” “Emot mengatakan bahwa ada empat tempat patung yang menghilang itu! Satu di pintu kepala sekolah, ada lagi di halaman depan sekolah, kapal sekolah dan asrama tamu!” Ucapnya dengan cepat. “Kemarin kamu melakukannya dimana?” Tanya Chery. “Di pintu kepala sekolah!”  “Coba kita melakukannya di tempat lain!” Mereka pun setuju. Mereka menuju halaman depan sekolah. Sambil berjalan mereka bercerita. “Aku tahu dari Max bahwa dari sembilan keturunan, hanya kau dan Ohn yang tampaknya tidak mengerti apa yang dikatakan Emot kemarin.” “Aku rasa itu benar!” Angguk Chery sambil menatap lantai.  lalu ucapannyaa lagi dimulai dengan menatap Wish.  “Siapa juga yang akan berpikir tentang hal hal seperti itu! Orangtuaku tidak pernah menceritakan hal seperti ini bahwa kami adalah Super hero!” Ucapannya itu membuatnya tertawa. “Kalau dipikir pikir, bagaimana mungkin kami bisa menyelamatkan dunia! Mungkin orang tua ku berharap agar aku menghindari situasi seperti ini! Tapi sayangnya ia menempatkan aku di sekolah yang salah!“ “Aku merasa kau sama sekali tidak mempercayai pendekatan Emot!” “Tentu! Ini hal yang sulit diterima oleh akal bukan?” “Lebih bagus kita mengikuti alur saja! Lama kelamaan kita juga akan tahu mana yang harus kita lakukan! Dan itu akan terbukti cepat atau lambat.”  “Aku baru mendengar kalimat penuh kepasrahan darimu!” Ungkap Chery. “Aku hanya berharap semua ini akan lebih baik!” “Yayayayayaya… KLISE!” Kata Chery merendahkan harapannya. Mereka pun sampai di tengah-tengah halaman sekolah yang luas tempat patung sebelumnya berada. Wish dan Chery harus meletakkan tangannya di jidat agar mata mereka tidak silau karena sinar Matahari yang panas. Sambil melihat ke arah Matahari dengan tangan menempel di jidat, Wish berkata, “Aku baru sadari bahwa patung tersebut sangat besar. Sampai-sampai ia bisa menghalangi sinar matahari menyentuh hingga depan pintu sekolah.” “Kau benar! Karena tidak ada patung itu, halaman ini menjadi sangat panas!” Lanjut Chery. Saat Chery dan Wish berdiri di depan bekas patung manusia bertubuh gurita berada, Chery melihat Ardy berjalan. Ia memanggilnya kuat. Ardy sempat melirik tetapi kemudian menghiraukannya. Wish menunduk karena takut ditanya oleh Chery. Tapi sayangnya, ia tidak bisa menghindari itu. Mata melotot Chery sudah menuntut penjelasan. “Kami sedikit salah paham!” Wish langsung mengakuinya. “Kenapa dari awal tidak menceritakan? Aku rasa ini sangat buruk! Sampai-sampai ia tidak ingin berbaur denganku!” “Tidak,” kata Wish sambil mengangkat tangannya dan bersumpah. “Mungkin dia hanya ingin sendiri saja!” “Dia tampak sangat marah padamu. Aku bisa lihat itu dari sorotan matanya!” Pendapat Chery. “Aku sama sekali tidak melakukan kesalahan. Semalam aku memintanya untuk menemaniku melakukan hal seperti ini di depan pintu kepala sekolah. Ketika aku tidak bisa membaca ingatan benda yang seperti dikatakan Emot, ia merasa bahwa apa yang dikatakan Emot tidak benar! Ketika aku membelanya dan mengatakan bahwa cerita yang dikatakan Emot benar, ia langsung marah kepadaku dan mengatakan bahwa aku selalu menceritakan hal hal yang sangat aneh. Bukti bahwa aku tidak bisa membaca ingatan masa lalu benda, seharusnya membuatku tidak percaya dengan cerita misi penyelamatan Bumi. Bahkan ia mengatakan bahwa aku seperti orang gila!” Kata Wish dengan tanda baca seru. Lalu ia menurunkan tekanan ucapannya. “Tapi itu memang terjadi! Sulit juga bagiku untuk menerimanya. Aku juga terkadang punya pandangan yang sama dengannya!” “Seharusnya kalian tidak bertengkar seperti itu!” Chery menggelengkan kepalanya. “Dia tidak bisa menerimanya! Apa yang harus aku lakukan? Aku sudah menyapanya saat di dalam kelas, tetapi ia buang muka! Aku juga mencoba untuk berbicara tetapi tidak ditanggapi!” “Ini hal baru baginya! Dia mungkin butuh waktu untuk menerimanya! Sebagai teman kita harus memahami itu!” Ucap Chery lalu meminta Wish untuk berfokus pada misi awal mereka. “Baiklah, aku akan bicarakan hal itu dengannya. Dan sekarang, sudah bisakah kamu mulainya?” Ucap Chery.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD