Chapter 29 - Creksi dan Jackson

1477 Words
Jackson dan Creksi turun dari balon udara. Mereka sampai ke tempat titik pencarian Putri Flos. Mereka memakai peralatan-peralatan yang melindungi mereka saat di Bumi. Mereka menggunakan baju yang membuat mereka bisa bernapas. Baju tersebut dilengkapi dengan tombol yang membuat mereka bisa terlihat seperti layaknya manusia utuh. Ketika menemukan putri Flos, mereka akan menekan tombol tersebut sehingga bisa menampakkan diri kepadanya. Suasana panas dengan udara yang tak berhembus sekali lagi membuat Jackson mengeluh. Ia beberapa kali mengeluh kepada Creksi hingga membuatnya kesal.  “Bisakah kau diam Jackson?” Ancam Creksi membalikkan setengah badannya ke belakang.   “Aku tidak cocok dengan tugas-tugas seperti ini!” Keluhnya dan mendudukkan diri di tanah.  “Kamu masih ingat bagaimana cara menghitung Wormhole yang akan timbul?” Tanya Creksi yang berdiri di depannya sambil bertolak pinggang seperti bos. Ia ingin tahu seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh Jackson. Ia ingin tahu apakah temannya itu rekan yang berguna atau tidak.  “Apakah kau tidak penasaran dengan kehidupan mereka, para Mungkit?  Lihatlah, pakaian mereka hampir sama dengan kita. Tapi yang berbeda hanyalah kita bisa ke dimensi mereka, tetapi mereka tidak bisa pergi ke dimensi kita!” Jelas Creksi yang kini jongkok di depan Jackson dengan mata saling memandang. Wajahnya sedikit marah karena wawasan Jackson yang terlalu sempit. “Aku lebih baik tidur di kamarku dan makan makanan kesukaanku,” gumamnya pelan dan memalingkan wajahnya. Creksi tak tahan dengan tingkah partnernya itu. Ia semakin marah dan membentaknya kuat. “KAU TAHU APA TIDAK!!” “Kau hanya perlu melihat waktu. Jika ia berjalan terbalik maka Wormhole akan ada,” jelas Jackson sambil menggaruk-garuk bokongnya yang merasa risih dengan tanah. “Aku tak terbiasa dengan tanah kering seperti ini, lebih baik lembab dan dipenuhi lumpur.” Gumamnya lagi. Wajah Creksi tampak putus asa, ia tak bisa berharap banyak dengan temannya itu. “Seharusnya aku meminta Tn. Klackson untuk menggantinya dari awal!” Kesal Creksi. Ia mencoba menahan. Ia berdiri dan membelakangi Jackson.  Jackson berbicara tanpa dipikir lagi. Ia berkata tentang Tn. Klackson. “Dari yang aku lihat,” ucap Jackson seperti orang yang berpengalaman, “Tidak mungkin Slayer mengejar kita dan membuat beberapa bagian tubuh kita menjadi patah. Apa yang dikatakan Tn. Klackson dalam tes kemarin, saat empat penghuni waktu yang terjebak di antara Slayer dan balon udara, tidak mungkin terjadi. Ia membuat peraturan yang tidak masuk akal dengan aturan bahwa seseorang yang mengendarai balon udara haruslah timekeeper yang paling lambat mengemudi. Itu adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi.” Kata Jackson panjang lebar mengeluhkan tentang tes yang diberikan Tn. Klackson kepada mereka dengan tema bijaksana.  Creksi mendengarkan ucapan Jackson dengan sabar. Ia juga merasakan hal yang sama. Semua kata-kata yang diucapkan Jackson sama persis dengan apa yang dia pikirkan saat ujian tes tersebut.  “Benar juga, tapi itu melatih cara kita menyelesaikan masalah. Bukan hanya ketua tim, melainkan semua yang ada di dalam tim tersebut. Itu hanyalah ujian saja!” Ucap Creksi. Tiba-tiba tema yang disukai Creksi berubah menjadi sesuatu yang menjengkelkan yang keluar dari mulut Jackson. “Apakah sudah saatnya kita pulang? Tidak mungkin muncul Lubang Waktu disini! Para Mungkit sangat sibuk, mungkin mereka tidak punya waktu untuk melihat keberadaan lubang itu!” Ucap Jackson lalu berdiri ingin masuk ke dalam balon udara lagi. Ia merasa bahwa di tempat itu bukan tempat Putri Flos terjatuh. Ia dengan cepat mengambil kesimpulan. “Hei!” Suara teriak dari Creksi. “Kau tidak bisa begitu!” Ucap Creksi kepada Jackson. Ia menarik tangannya agar menjauh dari balon udara. “Tugas kita mencari putri Flos. Kau jangan melewatkan bagian-bagian kecil di daerah ini. Kita berpencar sekarang, dan jika kau sudah sampai di ujung, kita kembali ketemu di tengah ini!” Ucap Creksi memberikan perintah.  Jackson langsung menghembuskan napasnya kuat dan mengeluh. Meski begitu, ia tetap melakukannya juga. Ia berjalan dan mencari Putri Flos dengan alat pendeteksi yang bisa mengenali Putri Flos dengan lebih akurat. Mereka pun berpisah dan berjalan berlawanan. *** Kuburan Mungkit. Seorang Bapak - mungkin dia sudah memiliki anak. Ia menangis sepanjang jalan menuju kuburan - mungkin yang meninggal itu adalah anaknya. Ia membawa karangan bunga merah bercampur putih di tangannya. Ia meletakkan bunga tersebut di depan kuburan dan menangis tersedu-sedu. “Maaf..Maafkan bapak...” Air matanya bercucuran kuat. Creksi yang duduk di sebelah kuburan itu sedang kesal dengan Jackson. Sudah lima menit waktu Bumi. Ia berada di situ menunggu dengan sabar dan Jackson juga tak kunjung-kunjung datang. Ia sudah mencari putri Flos di daerah tempat mereka bertugas, tetapi tidak ada hasil. Ia sedang menunggu Jackson kembali di pertengahan daerah tersebut. Pertengahan daerah tersebut adalah kuburan para Mungkit. Ia menunggu dan duduk di bagian samping batu nisan. Wajahnya cemberut karena terlalu lama menunggu Jackson. Beberapa lama menunggu, Creksi melihat Jackson di belakangnya dan berpikir mengapa ia begitu lama. Ia melihat Jackson sangat lambat berjalan. Tubuhnya yang besar membuatnya berjalan semakin lambat karena gravitasi yang ada di Bumi. Ia berupaya kerja berjalan ke titik tempat Creksi duduk. Jackson ngos-ngosan karena kelelahan. Padahal, ia tak berlari dan tidak terburu-buru berjalan. Langkah kakinya hanya dipercepat 1% dari biasanya dan itu sudah sangat maksimal. Creksi menggelengkan kepala dan merasa partnernya merupakan sebuah beban di tim tersebut. Ia masih duduk di nisan itu dan memerhatikan bapak yang masih nangis tersedu-sedu melihat makam anaknya - mungkin.  Akhirnya Jackson sampai di tempat Creksi. Ia terlihat sangat menderita. Creksi hanya menatapnya tajam dan tidak berbicara sedikitpun. Ia hanya memperlihatkan kerutan dan senyuman runcing di wajahnya.  “Maaf, aku sudah melakukan yang terbaik!” Ucapnya yang mencari tempat duduk. Ia melihat Mungkit yang sedang menangis. Ia bertanya-tanya mengapa Creksi tidak berpindah tempat. Memang, mereka berdua tidak terlihat karena tombol menjadi manusia tidak dihidupkan. Tetapi, tetap saja, seharusnya ia berada jauh dari manusia. Jackson melihat air mata pria tersebut bercucuran dan matanya penasaran dengan batu nisan kuburan itu. Ia berjalan sedikit ke arah makam dan melihat tulisan di batu nisan. “Jaspri Starm. 14 November 2003 - 15 Maret 2019!” Baca Jackson. Mendengar itu, Creksi melihat ke batu nisan dan memastikan apakah Jackson hanya berbicara sembarang. Ia merasa Jackson sedang membaca tulisan di nisan itu. “Kau bisa membaca bahasa mereka?” ucapnya dengan terkejut. Ia tak tahu bahwa Jackson memiliki bakat alami yang sempurna.  “Kau bisa membaca bahasa mereka?” tanyanya kedua kali tak percaya dengan apa yang diucapkan Jackson tadi. “Ya. aku bisa.” Angguk Jackson tampak sepele dengan kelebihannya itu. Ia menatap Creksi sambil tersenyum aneh dan merasa itu hal yang biasa. “Aku hanya bisa mengerti angka, dan kau bisa mengerti huruf?” Gumamnya sambil melihat ke arah sekolah. Jackson tak menghiraukan ucapan Creksi. Ia hanya merasa kasihan dengan Bapak yang menangis itu. Hatinya terasa tercabik-cabik seperti mengerti dengan perasaan Bapak itu. “Seharusnya ia tidak berbicara dengan anaknya itu. Jika anakmu sudah mati, ya dia mati, tidak ada lagi!” Ucap Jackson berbicara mendekati Bapak itu dan menggelitik telinganya. Ia kemudian menghapus air matanya dan melihat setiap sisi tempat tersebut. Ia ingin tahu siapa yang berbisik di telinganya.   “Apakah kau hadir disini nak?” Bapak itu menegakkan kepalanya. Karena merasakan telinganya yang bergetar seperti menggelitik ringan, ia merasa anaknya yang telah mati itu sedang mencoba berbicara padanya. Di sisi lain, Creksi masih dengan mata berbinar-binar seperti menemukan harta karun yang bernilai miliaran rupiah. “Kau hebat Jackson. Kau hebat!” Teriak Creksi yang tak percaya memotong pendapat Jackson yang sedang berbicara mengenai bapak itu. Creksi melompat lompat kegirangan dan merasa Jackson adalah partner yang tepat untuknya. “Baiklah, kita memang cocok di partner kan!” ucap Creksi dengan senang. Ia menemukan kelebihan Jackson.  Ia dengan senang berkata kepada Jackson. “Sudah waktunya kembali ke dunia waktu! Kita harus mengisi baju udara ini, lalu kembali mencari di tempat lain sesuai dengan perintah Saga!” Kata Creksi. Ia melihat waktu mereka sudah tinggal sedikit lagi. Ia langsung pergi meninggalkan Jackson. “Tunggu!” Jackson menggelengkan kepalanya tak percaya bahwa ia harus balik ke tempat balon udara diletakkan. Ia sangat ingin mengakhiri semua ini.  Ia berjalan dan terlihat kelelahan mengikuti langkah Creksi. Tugas pertamanya begitu menyiksa. Ia berhenti sebentar untuk mengambil napas. “Lelah. Kenapa aku tidak membawa Sluppart mama!” Ucapnya menjulurkan lidah seperti anjing yang kelelahan. Sluppart adalah nama dari kendaraan di tempat tinggal mereka di dunia lima dimensi. Sluppart berbentuk runcing di ujungnya dan tidak memiliki roda. Sluppart mengambang di tanah sekitar tujuh inci dan akan mengambang sedikit lebih tinggi sewaktu mengendarainya. Bagian-bagian Sluppart hanyalah papan runcing sebagai tumpuan berat badan, stang sebagai alat pengendali dan sebuah tempat duduk untuk dua orang. Memakai Sluppart membuatnya tak repot untuk bepergian kemanapun yang diinginkan. Hanya dengan menekan titik koordinat yang dituju dan dengan hitungan detik akan sampai ke tujuan. Sluppart tidak membuat dirinya cemas akan menabrak benda di depannya karena ia dapat mengelak dengan cepat ataupun dapat menggunakan teleport untuk menghindari benda yang menghalangi. Hari semakin gelap. Ia harus cepat berjalan mengejar Creksi yang sudah di dalam balon udara menunggunya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD