Chapter 86 - Berpindah Tempat

1286 Words
“Sekarang sudah jam 8! Apakah kau melihat ada Slayer berkeliaran?” Tanya Ohn kepada Chery. Wajahnya tampak takut membayangkan suara yang terdengar dari pintu yang ditutup saat mereka melakukan ekspedisi pencarian sembilan batu permata. Chery mengatakan bahwa ia tidak melihat hal aneh diluar dan bertanya-tanya suara yang mereka dengar itu dari mana berasal. Wish langsung membantah Chery. “Memang benar, Slayer itu ada! Aku pernah hampir di tangkap olehnya!” “Tapi, mengapa tidak ada sekarang?” Tanya Chery. Ia dan yang lain tidak pernah bertemu dengan Slayer yang berjalan mengelilingi sekolah dan akan memangsa murid yang keluar dari ruangan mereka. Hanya Wish yang pernah melihatnya. “Aku tidak tahu!” Wish tidak bisa memberikan bukti lagi.  Mr. Pella mulai menyambut murid-murid yang ada di Aula. Mereka bertepuk tangan menyambut sambutan darinya. Suara yang dikeluarkan Mr. Pella memenuhi seluruh ruangan tersebut. Ia memulai dengan mengucapkan terima kasih banyak atas semua kerja keras dari seluruh murid. Ia bangga kepada mereka karena ketekunan mereka dalam mencari ilmu. Ia memberikan penjelasan tentang issue yang terjadi di sekolah akhir-akhir ini. Ia menceritakan alasan dibalik mengapa ia mengumpulkan semua murid ke Aula. “Ada banyak desas-desus yang terdengar di antara murid-murid. Bapak, hanya ingin meluruskan hal ini saja. Kalian mendengar bahwa patung-patung besar di sekolah dicuri, dan itu tidak benar! Tidak ada yang mencuri di sekolah ini!” Jelas Mr. Pella lalu menarik napas. “Lalu, bagaimana dengan masalah ledakan yang terjadi di ruangan lab team khusus? Tidak ada sesuatu yang meledak disana! Tidak ada yang menghilang di sana, dan semua yang kalian dengar tidaklah benar! Bapak ingin kalian melupakan hal itu dan tidak mencoba untuk menyelidikinya.” Kata Mr. Pella. Chery langsung berbisik kepada Ohn. “Apakah ia sedang mengancam kita?” Mr. Pella langsung mempersilahkan mereka untuk memutar musik dan sesi dansa dimulai. Tiba-tiba di hadapan Wish muncul makhluk yang tadi mereka lihat sebelum sampai di aula.  Wish terkejut tapi tidak percaya. Ia merasa bahwa dirinya sedang berhalusinasi. Ia mencoba untuk menahan teriakannya sambil menyenggol Ardy yang dipisahkan oleh Panom. Ia tidak bisa langsung mengatakan sesuatu kepada Ardy karena Panom menghalanginya.  “Apa?” Kata Ardy kepada Wish dan Panom melirik mereka. “Kau lihat makhluk itu?” Tunjuk Wish.  Ardy ketakutan. Ia mengangguk dengan lambat karena takut. Ia juga melihat apa yang dilihat Wish. Keringat mereka bercucuran deras.  “Apakah cuma kita dua saja yang melihatnya?” Tanya Ardy kepada Wish. Panom langsung memotong percakapan mereka. “Apa yang dilihat?” Ardy memandang makhluk itu lagi, dan ia mendekat kepada mereka. Ia berbicara di antara sorak-sorai suara murid dan juga suara musik yang kuat tetapi Wish dan Ardy bisa mendengarnya.  “Disini tidak aman, sebaiknya kita pergi dari sini!” Ucap makhluk tersebut dan mereka berpindah tempat dengan seketika tanpa ada yang menyadari. Wish, Ardy, Panom, Ohn, Chery tiba-tiba terbaring di lantai. Mereka berpindah tempat dengan mudah. Mereka mencoba untuk berdiri dan memahami situasi di sana.  “Apa yang terjadi?” Tanya Chery yang membantu Ohn berdiri.  “Kita dimana?” Kata Ardy sambil membersihkan bajunya dan melihat mereka sedang berada di ruanganya yang redup. Mereka tidak bisa melihat dengan jelas karena ruangan tersebut tidak memiliki ventilasi ataupun  jendela yang memancarkan cahaya. “Kita berpindah tempat!” Ucap Wish. “Apakah itu mungkin?” Tanya Panom yang berada di samping Wish.  “Siapa yang melakukan ini?” Tanya Ardy. “Apakah makhluk yang kita lihat tadi?” Jawab Wish menebak. Suara langkah kaki terdengar dari ujung ruangan. Mereka tidak bisa melihat karena tidak ada lampu di ujung ruangan tersebut. Mereka saling mendekat dan melihat dengan keringat yang bercucuran. “Siapa itu?” Kata Chery pelan.  Seraya mendekat mereka menutup mata.  “Hei!”  Mendengar ucapan itu, mereka semua berteriak sekeras-kerasnya.  “Apa yang kalian lakukan? Mengapa kalian berteriak! Ini aku!”  Mendengar suara tersebut, mereka berhenti berteriak karena mengenal ciri-ciri suara tersebut. Secara perlahan mereka membuka mata.  “Junior!” Kata mereka serentak.  “Sstt…” Kata Junior kesal. “Kalian berisik sekali!” “Apa yang kau lakukan disini? Mengapa kami disini!” Kata Chery kesal. “Kalian akan tahu nanti!” Ucap Junior membuat mereka penasaran. Lalu ia membalikkan badannya dan berkata, “Follow me!”  Tanpa berfikir panjang, mereka mengikuti kemana Junior berjalan. Mereka menembus kegelapan di dalam ruangan-ruangan tersebut.  “Bagaimana kami bisa mengikuti mu kalau kami tidak bisa melihat kemana arah tujuanmu berjalan?” Komplain Ohn. “Tenang saja! Selama kalian bergandengan tangan semua akan baik baik saja.” Kata Junior mengejek. Kemudian sambil tertawa yang mengatakan, “Itu berdasarkan pengalaman pribadi!” Ucapanya sedang menyinggung apa yang dilakukan oleh Wish dan teman temannya saat itu. Mereka berjalan sambil memegang tangan satu sama lain. Karena ucapan dari Junior, mereka tidak sadar sedang bergandengan tangan. Mereka pun melepas genggaman tangan mereka. Sebuah cahaya terlihat dari arah kanan mereka. Ada sebuah ruangan dengan jendela tempat masuknya cahaya. Junior kemudian memperlihatkannya kepada mereka semua. “Lihatlah! Disana berbahaya!” Ucap Junior.  Mereka mendekati jendela dan melihat apa yang sedang ingin diterangkan oleh Junior. Jendela tersebut mengarah ke Aula tempat mereka berkumpul. Saat murid-murid tersebut sedang asik menari dan tertawa, dari AC ruangan disemprotkan sebuah cairan yang membuat mereka tidak bergerak sebentar.  “Apa yang dilakukan kepala sekolah kepada mereka!” Kata Chery mengecilkan suaranya. Ia mengikuti kemana Junior berada. “Apa yang dilakukan kepada mereka!” Tanya Ardy lagi dengan tegas kepada Junior. Nada suaranya memaksa Junior untuk mengatakan kebenarannya. “Kepala sekolah tidak menyakiti mereka. Ia sedang menghapus ingatan mereka.” Jelas Junior. “Ingatan apa?” Tanya Chery. “Bukankah dia telah menerangkan tentang masalah tadi?” Tanya Ohn yang bingung. Untuk apa kepala sekolah berpidato sebelumnya lalu menjelaskannya kepada mereka setelah itu menghapus ingatan mereka. Itu sebuah tanda tanya besar bagi Ohn. “Mereka sedang menghapus ingatan bahwa disekolah ini tidak terjadi apa-apa. Karena itu mereka mengharuskan semua murid untuk datang. Saat pesta tersebut selesai kita harus hadir disana!” Kata Junior lalu mengajak mereka untuk berjalan lagi.  Mereka kemudian berjalan di lorong yang gelap dengan lampu kecil yang berjarak cukup jauh satu sama lain menjadi penada arah panjang lorong. “Sebenarnya kita dimana dan mau kemana?” Tanya Ohn kepada Junior yang berjalan di depan mereka. “Ini adalah saluran pembuangan sekolah. Tidak ada yang tahu kita berada di sini. Cukup aman bersembunyi disini. Tapi, memang tidak bisa kita lakukan terlalu lama.” Terang Junior. “Siapa yang membawa kami ke sini?” Tanya Chery dengan suara gema karena ruanga tersebut kosong. “Suaramu terdengar indah disini!” Puji Ohn kepada Chery. “Ini adalah upgrade dari portal berpindah tempat. Sekarang aku bisa menggunakannya untuk memindahkan benda ataupun manusia dari jarak jauh dengan cepat tanpa ada yang sadar.” Kata Junior. Mereka memuji apa yang Junior lakukan. Ohn kemudian menjelek-jelekkan penelitian mereka karena tidak berfungsi. “Siapa bilang penelitian kalian gagal? Justru itu adalah alat tercanggih yang pernah di buat!” Ucap Junior.  Mereka bingung apa maksud dari Junior, terutama Wish. Bagaimana bisa ia menyebutkan penelitian mereka merupakan salah satu yang terbaik padahal ia tidak mengikuti perkembangan penelitian tersebut.  “Apa yang sebenarnya sedang kau bicarakan?” Tanya Wish. Ia mulai curiga. “Aku merasa kau mengetahui sesuatu yang tidak kami ketahui!” “Sebelum kemari, kami melihat makhluk yang seram yang mengikuti kami! Apa dia terlibat dengan semua ini?” Tanya Ardy. Junior diam saja. Ia tidak akan menjelaskannya sampai mereka berada di ruangan di ujung lorong tersebut. Saat mereka mendekati ruangan tersebut, mulai tercium aroma-aroma busuk dan suara aliran air yang deras. Mereka mengeluh dan menutup hidung.  Saat mereka sampai di pintu kayu, Junior mempersilahkan mereka masuk. Apa yang mereka lihat sangat mengejutkan. “Apakah kau mengundang kami ke pesta liar?” Kata Ohn dengan alis kanannya naik.   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD